Begini Cara Diagnosis untuk Deteksi Salmonellosis

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   06 November 2019
Begini Cara Diagnosis untuk Deteksi SalmonellosisBegini Cara Diagnosis untuk Deteksi Salmonellosis

Halodoc, Jakarta - Coba tebak, hal apa saja yang bisa menyebabkan seseorang mengalami keracunan makanan? Banyak sih sebenarnya, mulai dari virus, parasit, racun, bahan kimia, dan bakteri. 

Menyoal bakteri ini, setidaknya ada 31 jenis bakteri yang sering menyebabkan keracunan makanan. Nah, bakteri Salmonella merupakan bakteri nakal yang seringkali menjadi biang keladi Salmonellosis, infeksi bakteri pada saluran usus. 

Jangan anggap enteng kondisi ini, sebab infeksi Salmonella sering kali membuat orang-orang di Amerika Serikat mesti bolak-balik berkunjung ke IGD. Mau bukti? Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), sekitar 19.000 orang harus masuk rumah sakit akibat keracunan makanan di negara tersebut. Nah, kebanyakan kasusnya disebabkan oleh bakteri Salmonella yang memengaruhi saluran usus, sehingga menyebabkan masalah serius. 

Pertanyaannya, bagaimana cara dokter mendiagnosis Salmonellosis yang membuat pengidapnya mengalami diare, mual, dan muntah ini? 

Baca juga: Gejala Mirip, Ini Perbedaan Maag dan Salmonellosis

Menyelisik Tinja dan Darah

Seperti mendiagnosis penyakit pada umumnya, dokter akan mengawali proses diagnosis dengan wawancara medis. Di sini dokter akan bertanya seputar gejala yang dialami pasien atau makanan dan minuman yang telah dikonsumsi dalam waktu dekat. 

Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik. Nah, andaikan dokter mencurigai adanya gejala infeksi Salmonella, maka dokter akan melakukan pemeriksaan penunjang. Tujuannya untuk membantu menegakkan diagnosis Salmonellosis. 

Pemeriksaan penunjang ini bisa berupa menyelisik atau menyelidiki tinja pasien lewat pemeriksaan laboratorium. Sebagian besar pengidapnya sudah pulih dari gejala ketika hasil tes laboratorium ini keluar. 

Di samping itu, andaikan dokter mencurigai infeksi Salmonella dalam aliran darah pasien, maka ia mungkin menyarankan untuk menguji sampel darah. Selain kedua pemeriksaan di atas, ada pula pemeriksaan serologis. Tujuannya untuk memeriksa antigen dalam darah terhadap kuman Salmonella.

Selanjutnya, kira-kira apa jadinya bila Salmonellosis dibiarkan tanpa penanganan? 

Bumil, Anak-Anak, Lansia Harus Waspada

Sebagian besar kasus Salmonellosis tidak mengancam nyawa. Namun, lain ceritanya bila infeksi Salmonella ini menyerang bumil, anak-anak, ataupun lansia. Alasannya simple, bila Salmonellosis tak segera ditangani, maka komplikasi penyakit ini bisa membahayakan diri mereka. Misalnya bisa menyebabkan hal berikut ini:

  1. Dehidrasi

Infeksi Salmonella bisa menyebabkan diare, bahkan dalam tingkat yang parah. Kondisi inilah yang bisa berujung pada dehidrasi, apalagi bila cairan tubuh yang terbuang tak segera diganti. Tanda-tanda dehidrasi di sini bisa meliputi, penurunan frekuensi urine, mulut dan lidah terasa kering, mata cekung, serta produksi air mata berkurang.

Baca juga: Makan Daging Terkontaminasi Bakteri, Apa Bahayanya?

2. Bakteremia

Jika infeksi Salmonella memasuki aliran darah(bakteremia), ia dapat menginfeksi jaringan di seluruh tubuh kamu, termasuk:

  • Jaringan di sekitar otak dan sumsum tulang belakang (meningitis).

  • Lapisan jantung atau katup jantung. (endokarditis).

  • Tulang atau sumsum tulang (osteomielitis).

  • Lapisan pembuluh darah, terutama jika kamu mengalami cangkok pembuluh darah.3. Artritis reaktif
    Orang yang mengidap Salmonellosis berisiko lebih tinggi terkena artritis reaktif atau sindrom Reiter. Artritis reaktif biasanya menyebabkan iritasi mata, rasa sakit (bisa parah) ketika buang air kecil, dan menimbulkan rasa sakit pada sendi.

Nah, andaikan dirimu atau anggota keluarga ada yang mengalami gejala-gejala infeksi salmonella, segeralah temui dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Gejala Salmonellosis sendiri meliputi diare, demam dan menggigil, kram perut, mual dan muntah, sakit kepala, serta adanya darah dalam tinja. 

Mau tahu lebih jauh mengenai masalah di atas? Atau memiliki keluhan kesehatan lainnya? Kamu bisa kok bertanya langsung kepada dokter melalui aplikasi Halodoc. Lewat fitur Chat dan Voice/Video Call, kamu bisa kapan dan di mana saja mengobrol dengan dokter ahli tanpa perlu ke luar rumah. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play!

Referensi:
Government of South Australia - SA Health. Diakses pada 2019. Salmonella Infection - Including Symptoms, Treatment and Prevention 
Mayo Clinic. Diakses pada 2019. Diseases & Conditions. Salmonella Infection. 

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan