Begini Cara Kerja Vaksin Mencegah Virus di Dalam Tubuh

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   17 November 2020
Begini Cara Kerja Vaksin Mencegah Virus di Dalam TubuhBegini Cara Kerja Vaksin Mencegah Virus di Dalam Tubuh

Halodoc, Jakarta - Melakukan vaksinasi adalah salah satu langkah ampuh yang dapat dilakukan guna mencegah penyakit menular berbahaya, seperti campak dan polio. Vaksin melatih sistem kekebalan tubuh seseorang untuk mengidentifikasi dan melawan penyakit tertentu dengan mempersiapkan pasukan terlebih dulu sebelum perang dimulai. Lantas, bagaimana cara kerja vaksin dalam tubuh? Begini ulasan selengkapnya.

Baca juga: Picu Sebuah Penyakit, Vaksin COVID-19 AstraZeneca Ditangguhkan

Begini Cara Kerja Vaksin dalam Tubuh Manusia

Vaksin bekerja dengan melatih sistem kekebalan untuk mengenali dan memerangi patogen, baik virus maupun bakteri. Untuk melakukannya, molekul tertentu dari patogen harus dimasukkan ke dalam tubuh guna memicu respons imun. Molekul tersebut disebut dengan antigen, yang ada di semua virus dan bakteri. Dengan menyuntikkan antigen ke dalam tubuh, sistem kekebalan akan belajar mengenalinya.

Sebagai pelindung tubuh, sistem kekebalan akan menyerang, memproduksi antibodi, serta mengingatnya jika suatu saat bakteri atau virus tersebut muncul kembali. Jika di kemudian hari muncul, sistem kekebalan otomatis akan mengenali antigen dan menyerang secara agresif sebelum patogen menyebar yang menyebabkan penyakit. 

Vaksin bukan hanya bekerja pada masing-masing tubuh seseorang saja, tetapi juga mampu melindungi seluruh populasi manusia. Jika banyak orang melakukan vaksinasi, maka peluang untuk terjangkit penyakit tertentu menjadi sangat rendah. Hal tersebut yang juga membawa manfaat bagi seseorang yang tidak melakukan vaksinasi. Jika bakteri atau virus tidak memiliki inang yang mumpuni untuk tinggal dan berkembangbiak, maka bakteri dan virus akan mati seluruhnya.

Fenomena tersebut dikenal dengan istilah imunitas komunitas. Kondisi tersebut memungkinkan penyakit hancur sepenuhnya, tanpa perlu melakukan vaksinasi seluruh orang. Seseorang yang sudah cukup syarat melakukan vaksinasi perlu menjalaninya guna membentuk imunitas komunitas. Mengapa? Mengingat ada beberapa golongan yang tidak dapat melakukan vaksinasi, seperti bayi, anak kecil, orang tua, pengidap alergi, wanita hamil, atau orang dengan imun yang rendah.

Jika imunitas komunitas terbentuk, orang-orang yang termasuk ke dalam golongan tidak memenuhi syarat untuk melakukan vaksinasi tetap hidup dengan aman. Untuk membentuk sebuah imunitas komunitas, dalam sebuah kelompok cukup 70 persen saja yang melakukan vaksinasi. Jika terlalu banyak orang yang tidak melakukan vaksinasi, maka imunitas komunitas akan hancur dan berisiko terkena penyakit.

Baca juga: Update Vaksin COVID-19: 5 Vaksin Ini Disetujui Terbatas

Hal tersebut yang membuat pemerintah mengharuskan masyarakatnya untuk melakukan beberapa vaksinasi wajib. Lantas, apa saja jenis vaksin yang diperoleh? Berikut ini jenis-jenis vaksin yang diberikan:

1.Vaksin Lemah Langsung

Vaksin ini diberikan dalam bentuk virus atau bakteri yang sudah dilemahkan, sehingga patogen tidak akan menyebar dan menyebabkan penyakit. Meski demikian, sistem kekebalan akan tetap mengenali antigennya dan tahu cara melawannya jika muncul di masa depan.

Keuntungannya adalah menghasilkan kekebalan seumur hidup hanya dengan satu atau dua dosis. Sedangkan kekurangannya adalah tidak dapat berikan pada orang dengan sistem kekebalan tubuh yang rendah, seperti orang yang menjalani kemoterapi atau pengobatan HIV.

Vaksin lemah langsung biasanya diberikan guna menangkal sejumlah penyakit, seperti campak, penyakit gondok, rubella, cacar air, influenza, serta rotavirus.

2.Vaksin yang Tidak Aktif

Vaksin ini diberikan dalam bentuk virus atau bakteri yang sudah dibunuh dengan panas atau bahan kimia tertentu. Meski sudah mati, sistem kekebalan tubuh masih dapat mengenali dan belajar bagaimana cara melawan patogen saat muncul di kemudian hari.

Keuntungannya adalah vaksin dapat dibekukan dan disimpan dengan mudah, karena tidak ada risiko membunuh patogen. Sedangkan kekurangannya adalah, simulasi tidak seakurat virus hidup yang dilemahkan. Vaksin yang tidak aktif diberikan guna menangkal sejumlah penyakit, seperti polio (IPV), hepatitis A, serta rabies.

3.Vaksin Subunit atau Konjugasi

Vaksin ini bekerja dengan mengisolasi protein atau karbohidrat tertentu, sehingga saat disuntikkan, sistem kekebalan tubuh dapat bereaksi tanpa menimbulkan penyakit tertentu. Keuntungan adalah minimnya dampak, karena hanya sebagian patogen asli yang disuntikkan ke dalam tubuh, bukan seluruhnya. Sedangkan kekurangannya adalah, tidak selalu memungkinkan dalam mengidentifikasi antigen terbaik dalam patogen untuk melatih sistem kekebalan tubuh.

Vaksin subunit atau konjugasi diberikan guna menangkal sejumlah penyakit, seperti hepatitis B, influenza, haemophilus influenzae Tipe B (Hib), pertusis, pneumokokus, Human Papillomavirus (HPV), serta meningokokus.

4.Vaksin Toxoid

Vaksin ini diberikan dengan menonaktifkan beberapa racun menggunakan campuran formaldehid dan air. Sistem kekebalan tubuh kemudian belajar mengenali racun mati tersebut guna melawan racun hidup yang muncul di kemudian hari. Vaksin toxoid diberikan guna menangkal sejumlah penyakit, seperti difteri dan tetanus

5.Vaksin Konjugasi

Ada beberapa bakteri yang memiliki lapisan luar molekul gula dan dapat menyamarkan antigen, serta menipu sistem kekebalan tubuh yang masih muda, seperti bakteri penyakit Hib. Pemberian vaksin dilakukan dengan menghubungkan antigen dari patogen lain yang dapat dikenali dengan lapisan gula dari bakteri yang disamarkan. Vaksin konjugasi diberikan guna menangkal penyakit Haemophilus Influenzae Tipe B (Hib).

6.Vaksin DNA

Vaksin ini masih dalam tahap percobaan, dan dilakukan dengan membuang semua bagian yang tidak diperlukan dari bakteri atau virus. Untaian DNA tersebut akan menginstruksi sistem kekebalan untuk menghasilkan antigen guna memerangi patogen dengan sendirinya. Vaksin ini menjadi pelatih sistem kekebalan yang sangat efisien, juga mudah diproduksi.

7.Vaksin Vektor Rekombinan

Vaksin ini mirip dengan vaksin DNA, yang dilakukan dengan memasukkan DNA dari patogen berbahaya ke dalam tubuh. Vaksin tersebut kemudian memicu sistem kekebalan guna memproduksi antigen, melatih diri guna mengidentifikasi, serta memerangi penyakit yang muncul di kemudian hari. Vaksin vektor rekombinan diberikan guna menangkal penyakit HIV, rabies, serta campak.

Baca juga: Vaksin Corona Siap Bulan November, Ini Kata Ahli

Itulah jenis-jenis vaksin dan bagaimana cara kerja vaksin dalam tubuh manusia. Jika ada hal-hal terkait dengan vaksinasi yang ingin kamu tanyakan lebih lanjut, silahkan diskusikan dengan dokter di aplikasi Halodoc, ya.

Referensi:
Publichealth.org. Diakses pada 2020. HOW VACCINES WORK.
CDC. Diakses pada 2020. Understanding How Vaccines Work.


Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan