Begini Cara Mendiagnosis Gangguan Disforik Pramenstruasi

Ditinjau oleh  dr. Verury Verona Handayani   14 Juli 2020
Begini Cara Mendiagnosis Gangguan Disforik PramenstruasiBegini Cara Mendiagnosis Gangguan Disforik Pramenstruasi

Halodoc, Jakarta - Gangguan disforik pramenstruasi merupakan bentuk yang lebih parah dari sindrom pramenstruasi. Sebanyak 20-40 persen perempuan mengalami gejala pramenstruasi dengan taraf sedang hingga berat. Gangguan ini merupakan kondisi kesehatan yang memerlukan perawatan dengan mengubah gaya hidup dan konsumsi obat-obatan. 

Perbedaan antara disforik pramenstruasi dan sindrom pramenstruasi (PMS) terletak pada keparahan gejalanya. Gangguan disforik pramenstruasi lebih parah dan melibatkan serangkaian gejala fisik dan psikologis yang memengaruhi kehidupan sehari-hari dan kesehatan mental. Bagaimana cara mendiagnosis gangguan disforik menstruasi?

Cara Mendiagnosis Gangguan Disforik Pramenstruasi

Gangguan disforik pramenstruasi merupakan kondisi kronis yang memerlukan perawatan saat itu terjadi. Pengobatan yang dapat dilakukan termasuk modifikasi gaya hidup dan obat-obatan. Gejala kondisi ini serupa dengan kondisi sindrom pramenstruasi, sehingga dokter akan melakukan diagnosis dengan pemeriksaan fisik, mengumpulkan riwayat medis, dan melakukan pemeriksaan tertentu untuk diagnosis. 

Baca juga: Jangan Tertukar, Ini Bedanya PMS dan Dismenore

Gejala yang dialami juga digunakan dalam proses diagnosis untuk menentukan korelasi antara gejala dan siklus menstruasi. Untuk melakukan diagnosis, gejala harus:

  • Muncul seminggu sebelum menstruasi terjadi. 
  • Melewati beberapa hari pertama menstruasi.
  • Mengganggu kegiatan normal sehari-hari. 
  • Mengalami perasaan sedih dan cemas (gangguan suasana hati)
  • Perubahan suasana hati atau peningkatan sensitivitas.
  • Muncul perasaan marah atau mudah tersinggung. 
  • Apatis dengan kegiatan rutin dan menarik diri dari lingkungan sosial.
  • Sulit berkonsentrasi.
  • Perubahan nafsu makan.
  • Mengalami masalah tidur (hipersomnia atau insomnia).
  • Merasa kewalahan atau kurangnya kontrol. 
  • Gejala fisik disforik lainnya dapat berupa nyeri atau bengkak pada payudara, sakit kepala, nyeri sendi atau otot, kembung, dan kenaikan berat badan. 

Untuk menangani gangguan ini, ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi gejalanya. Beberapa perawatan umum meliputi;

  • Antidepresan.
  • Terapi hormon (pil KB).
  • Perubahan pola makan.
  • Olahraga rutin.
  • Manajemen stres.
  • Suplemen vitamin.
  • Obat antiinflamasi.

Baca juga: 5 Makanan Pereda Nyeri PMS

Beberapa obat penghilang rasa sakit yang dijual bebas seperti aspirin, ibuprofen, dan obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) dapat membantu meredakan gejala disforik pramenstruasi. Kamu juga dapat memanfaatkan aplikasi Halodoc untuk berbicara pada dokter dan membeli obat yang diresepkan. Setelah itu, terapi relaksasi, meditasi, refleksiologi, dan yoga mungkin juga dapat meredakan gejala. 

Alternatif perawatan perlu didukung dengan perubahan gaya hidup yang lebih sehat. Yaitu dengan menjalankan diet dengan pola makan sehat dan olahraga teratur. Perubahan pola makan meliputi:

  • Mengurangi asupan gula, garam, kafein, dan alkohol
  • Meningkatkan protein dan asupan karbohidrat kompleks.
  • Olahraga, manajemen stres, dan mengupayakan untuk melihat menstruasi dengan cara yang positif. 
  • Santai dalam menjalani hari-hari menjelang menstruasi.
  • Berbicara pada orang terdekat mengenai kondisi yang dialami.
  • Lakukan kegiatan santai untuk menghilangkan ketegangan, seperti membaca, menonton film, jalan-jalan, atau mandi.

Berbagai upaya harus dicoba untuk dilakukan karena gejala gangguan disforik pramenstruasi dapat berlangsung lama. Sementara itu, penyebab pasti dari gangguan disforik pramenstruasi pun masih belum jelas. Perbedaan utama dari disforik pramenstruasi dengan PMS ada pada tingkat keparahan gejalanya. Orang yang mengalami PMS biasanya masih bisa melakukan aktivitas harian, sedangkan orang dengan disforik pramenstruasi sering kali tidak bisa beraktivitas selayaknya orang yang sedang sakit. 

Baca juga: Nyeri Haid Ganggu Aktivitas, Apa yang Menyebabkannya?

Diduga bahwa disforik pramenstruasi berasal dari respons abnormal otak terhadap fluktuasi hormon normal wanita selama siklus menstruasi. Ini dapat menyebabkan defisiensi serotonin neurotransmitter. Beberapa wanita lebih mungkin mengalami disforik menstruasi. Termasuk wanita yang memiliki riwayat post partum, gangguan mood, atau depresi. 

Referensi:
Medical News Today. Diakses pada 2020. Premenstrual dysphoric disorder (PMDD).
WebMD. Diakses pada 2020. What Is PMDD?


Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan