Begini Cara Mengobati Bayi yang Mengidap Atresia Ani

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   07 Februari 2019
Begini Cara Mengobati Bayi yang Mengidap Atresia AniBegini Cara Mengobati Bayi yang Mengidap Atresia Ani

Halodoc, Jakarta –  Anus imperforata atau atresia ani adalah cacat lahir yang terjadi saat bayi masih tumbuh dalam kandungan. Cacat ini berarti bayi tidak memiliki anus yang berkembang dengan benar, sehingga tidak dapat mengeluarkan tinja secara normal dari dubur keluar dari tubuhnya.

Kondisi ini terjadi lebih sering pada anak laki-laki daripada perempuan. Rektum, kandung kemih, dan Miss V bayi perempuan dengan anus imperforata terkadang berbagi satu lubang besar. Pembukaan inilah disebut kloaka.

Atresia ani berkembang di dalam rahim selama minggu kelima hingga ketujuh kehamilan. Penyebabnya tidak diketahui. Sering kali bayi dengan kondisi ini juga memiliki cacat lain pada dubur.

Baca juga: Atresia Ani dalam Kandungan, Ibu Harus Apa?

Dokter biasanya dapat mendiagnosis kondisi ini segera setelah lahir. Ini adalah kondisi yang sangat serius yang membutuhkan perawatan segera. Sebagian besar bayi akan membutuhkan pembedahan untuk memperbaiki cacat. Prospek setelah operasi sangat positif.

Tanda-tanda atresia ani biasanya jelas terlihat setelah lahir dan ini termasuk:

  1. Tidak ada lubang anal

  2. Lubang anal di tempat yang salah, seperti terlalu dekat dengan Miss V

  3. Tidak ada feses dalam 24–48 jam pertama kehidupan

  4. Tinja melewati tempat yang salah, misalnya uretra, vagina, skrotum, ataupun pangkal Mr P

  5. Perut bengkak

  6. Koneksi abnormal atau fistula, antara rektum bayi dan sistem reproduksi atau saluran kemihnya

Sekitar setengah dari semua bayi yang lahir dengan atresia ani memiliki kelainan tambahan. Beberapa mungkin:

  • Cacat ginjal dan saluran kemih

  • Kelainan tulang belakang

  • Cacat tenggorokan atau trakea

  • Cacat esofagus

  • Cacat pada lengan dan kaki

  • Down syndrome, yang merupakan kondisi kromosom yang terkait dengan keterlambatan kognitif, cacat intelektual, penampilan wajah yang khas, dan tonus otot yang lemah.

  • Penyakit Hirschsprung, yang merupakan kondisi yang melibatkan sel-sel saraf yang hilang dari usus besar

  • Duodenal atresia, yang merupakan perkembangan yang tidak tepat dari bagian pertama usus kecil

  • Cacat jantung bawaan

Baca juga: Atresia Ani Bisa Diketahui Sejak Trimester Pertama

Penanganan Atresia Ani

Kondisi ini hampir selalu membutuhkan pembedahan. Beberapa prosedur terkadang diperlukan untuk memperbaiki masalah. Kolostomi sementara juga dapat memberi waktu bayi tumbuh sebelum operasi.

Untuk kolostomi, ahli bedah bayi akan membuat dua lubang kecil atau stoma di perut. Kemudian, menempelkan bagian bawah usus pada satu lubang dan bagian atas usus pada lubang lainnya. Kantung yang menempel di bagian luar tubuh menangkap produk limbah (feses).

Jenis operasi korektif yang diperlukan akan tergantung pada spesifikasi cacat, seperti seberapa jauh rektum bayi turun, bagaimana hal itu memengaruhi otot-otot di dekatnya, dan apakah fistula terlibat. Dalam anoplasti perineum, dokter bedah bayi menutup setiap fistula, sehingga rektum tidak lagi melekat pada uretra atau Miss V. Baru kemudian membuat anus dengan posisi normal.

Baca juga: Cegah Atresia Ani dengan 4 Cara Ini

Operasi pull-through adalah ketika dokter bedah bayi menarik rektum ke bawah dan menghubungkannya ke anus baru. Untuk mencegah penyempitan anus, perlu meregangkan anus secara berkala. Ini disebut pelebaran anal. Kemungkinan prosedur ini perlu dilakukan berulang secara berkala selama beberapa bulan. Dokter dapat mengajari orangtua cara melakukan ini di rumah.

Kalau ingin mengetahui lebih banyak mengenai atresia ani serta penanganannya, bisa tanyakan langsung ke Halodoc. Dokter-dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik untukmu. Caranya, cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Contact Doctor, kamu bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan