Begini Langkah Tepat Mengatasi Trauma Pasca Bencana

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   12 Agustus 2020
Begini Langkah Tepat Mengatasi Trauma Pasca BencanaBegini Langkah Tepat Mengatasi Trauma Pasca Bencana

Halodoc, Jakarta - 2020 nampaknya bukan tahun keberuntungan untuk hampir seluruh penduduk dunia. Tak hanya pandemi virus corona yang hingga kini belum menemui titik terang, beberapa bencana juga terus terjadi dan membuat kondisi semakin parah. Selain ledakan dahsyat di Beirut, Lebanon pada Selasa (4/8/2020) silam, bencana alam juga terjadi di Sumatera Utara. Pada Senin (10/08/2020), Gunung Sinabung juga mengalami erupsi dan menyebabkan beberapa ruas jalan tertutup oleh debu vulkanik.

Bencana, baik itu bencana alam maupun yang terjadi akibat kecerobohan manusia, pasti akan meninggalkan dampak emosional yang besar bagi para korbannya. Meski seseorang bisa saja tidak mengalami cedera fisik yang serius, reaksi emosional akibat trauma ini bisa menyebabkan efek samping serius jika tidak ditangani dengan baik. Oleh karena itu, bagi mereka yang menjadi korban bencana, memahami respons terhadap peristiwa yang menyedihkan dapat membantu mereka mengatasi perasaan, pikiran, dan perilaku secara efektif, serta membantu mereka dalam proses pemulihan. 

Baca juga: Waspada Gunung Meletus, Ini 6 Hal yang Harus Dipersiapkan

Reaksi Umum Manusia terhadap Bencana 

Setelah bencana, orang sering merasa heran, bingung, atau tidak dapat mencerna informasi yang menyedihkan. Begitu reaksi awal ini mereda, biasanya mereka dapat mengalami berbagai pikiran dan perilaku. Ada beberapa tanggapan umum yang bisa terjadi pada seseorang usai selamat dari bencana, antara lain: 

  • Perasaan yang Intens atau Tak Terduga. Korban bencana mungkin akan merasa cemas, gugup, kewalahan, atau sedih yang mendalam. Mereka juga mungkin merasa lebih mudah tersinggung atau murung dari biasanya. 
  • Perubahan Pola Pikir dan Perilaku. Korban bencana mungkin akan terbayang peristiwa itu dengan jelas. Ingatan ini dapat terjadi tanpa alasan yang jelas dan dapat menyebabkan reaksi fisik seperti detak jantung yang cepat atau berkeringat. Mungkin sulit untuk berkonsentrasi atau membuat keputusan. Pola tidur dan makan juga dapat terganggu, beberapa orang mungkin makan berlebihan dan terlalu banyak tidur, sementara yang lain mengalami kurang tidur dan kehilangan nafsu makan. 
  • Sensitif terhadap Lingkungan. Suara sirine, suara keras, bau terbakar, atau kondisi lingkungan lainnya dapat merangsang ingatan akan bencana yang menimbulkan kecemasan yang meningkat. "Pemicu" ini mungkin disertai dengan ketakutan bahwa peristiwa yang membuat stres akan terulang kembali.
  • Ketegangan pada Hubungan Interpersonal. Usai bencana, konflik akan meningkat, seperti perselisihan yang lebih sering dengan anggota keluarga dan rekan kerja. Korban bencana mungkin juga menjadi penyendiri, terisolasi, atau meninggalkan aktivitas sosial yang biasa dilakukan. 
  • Gejala Fisik yang Berhubungan dengan Stres. Sakit kepala, mual, dan nyeri dada dapat terjadi dan memerlukan perawatan medis. Kondisi medis yang sudah ada sebelumnya juga dapat memengaruhi stres terkait bencana. 

Jika kamu atau orang terdekatmu menunjukkan gejala seperti yang disebutkan sebelumnya, kamu bisa membantunya dengan cara mengajaknya berdiskusi dengan psikolog di Halodoc. Psikolog juga akan membantu mengatasi stres akibat bencana. Jika diperlukan, kamu juga bisa buat janji dengan psikolog di rumah sakit melalui aplikasi Halodoc

Baca juga: Trauma Bencana Bisa Sebabkan PTSD jika Tidak Diatasi

Cara Mengatasi Trauma Pasca Bencana 

Untungnya, penelitian menunjukkan kebanyakan orang cukup tangguh dan dari waktu ke waktu dan mampu bangkit kembali dari peristiwa traumatis. Orang biasa mengalami stres segera setelah bencana, tetapi dalam beberapa bulan kebanyakan orang dapat kembali berfungsi seperti yang mereka lakukan sebelum bencana. 

Baca juga: Benarkah PTSD Sebabkan Gangguan pada Tumbuh Kembang Anak?

Ada sejumlah langkah yang dapat kamu lakukan untuk membangun kesejahteraan emosional dan mendapatkan rasa kendali setelah bencana. Caranya antara lain: 

  • Beri Waktu untuk Menyesuaikan Diri. Masa-masa setelah bencana bisa menjadi momen yang sangat sulit dalam hidup. Biarkan dirimu meratapi kehilangan yang kamu alami dan cobalah bersabar dengan perubahan kondisi emosional.
  • Minta Dukungan. Penting juga untuk meminta dukungan dari orang yang mau mendengarkan dan berempati dengan situasi yang kamu alami. Dukungan sosial adalah komponen kunci untuk pemulihan pasca bencana. Keluarga dan teman bisa menjadi sumber penting. Kamu juga dapat menemukan dukungan dan kesamaan dari mereka yang juga selamat dari bencana. 
  • Komunikasikan Pengalamanmu. Ekspresikan apa yang kamu rasakan dengan cara apa pun yang kamu rasa nyaman, misalnya seperti berbicara dengan keluarga atau teman dekat, membuat buku harian, atau terlibat dalam aktivitas kreatif. 
  • Bergabung dengan Kelompok Pendukung. Temukan kelompok pendukung yang dipimpin oleh para profesional yang terlatih dan berpengalaman. Kelompok dukungan sering tersedia untuk para korban bencana dan diskusi kelompok dapat membantumu menyadari bahwa kamu tidak sendirian. 
  • Terapkan Gaya Hidup Sehat untuk Mencegah Stres. Makan makanan dengan gizi seimbang dan perbanyak istirahat. Jika kamu terus-menerus mengalami kesulitan tidur, kamu mungkin bisa menemukan beberapa bantuan melalui teknik relaksasi. Hindari alkohol dan obat-obatan karena dapat menjadi pengalihan yang berbahaya. 
  • Lakukan Kembali Rutinitas Harian. Kamu bisa melakukan beberapa hal seperti tidur dan bangun dengan siklus yang teratur atau mengikuti program olahraga. Bangun beberapa rutinitas positif untuk mendapatkan sesuatu untuk dinantikan selama masa sulit ini, seperti melakukan hobi, berjalan-jalan di taman, atau membaca buku yang bagus. 

Referensi:
American National Red Cross. Diakses pada 2020. Emotional Recovery.
American Psychological Association. Diakses pada 2020. Recovering Emotionally from Disaster.
 Australian Psychological Society. Diakses pada 2020. Recovering from Disasters.


Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan