Begini Perubahan Menstruasi Seiring Pertambahan Usia

Ditinjau oleh  dr. Verury Verona Handayani   11 Desember 2020
Begini Perubahan Menstruasi Seiring Pertambahan Usia Begini Perubahan Menstruasi Seiring Pertambahan Usia

Halodoc, Jakarta – Perubahan siklus menstruasi memang perlu diwaspadai. Namun, perubahan siklus yang kamu alami belum tentu disebabkan oleh masalah kesehatan tertentu. Perlu kamu ketahui bahwa siklus menstruasi bisa berubah seiring pertambahan usia. Hal ini disebabkan oleh perubahan hormonal terkait usia serta pengalaman seperti kehamilan dan perimenopause.

Siklus menstruasi saat masih remaja tentunya nanti akan berbeda ketika kamu sudah menginjak usia 40 tahun. Nah, berikut perubahan menstruasi seiring pertambahan usia:

Baca juga: Hal yang Perlu Dipahami saat Anak Menstruasi Pertama Kali

1. Masa Remaja

Tidak ada cara yang pasti untuk menentukan kapan seorang wanita akan mendapatkan menstruasi pertamanya. Meski begitu, menstruasi pertama wanita umumnya terjadi di usia 12-13 tahun dan biasanya terjadi sekitar 1,5-3 tahun setelah payudara mulai berkembang. Salah satu faktor yang dapat memengaruhi adalah indeks massa tubuh. Wanita belum mendapatkan menstruasi pertama pada usia 15 atau dalam tiga tahun setelah perkembangan payudara, harus dievaluasi oleh dokter.

Menstruasi mungkin tidak teratur pada awalnya. Sebagian besar siklus berada dalam kisaran 21-45 hari. Meski begitu, anak remaja bisa mengalami siklus yang lebih pendek atau lebih lama. Pada tahun ketiga, siklus menstruasi umumnya sudah seperti wanita dewasa pada umumnya, yakni 21-34 hari dan setiap periode berlangsung selama 2-7 hari.

2. Usia 20-an

Memasuki usia 20-an, menstruasi cenderung menjadi lebih konsisten. Siklus menstruasi bisa mengalami perubahan apabila kamu menggunakan alat kontrasepsi. Biasanya, penggunaan kontrasepsi dapat memengaruhi aliran darah haid atau lamanya periode menstruasi. Kendati demikian, hal tersebut bukan suatu masalah karena penyebabnya sudah jelas, yaitu penggunaan kontrasepsi. 

Haid yang terlewat selama usia 20-an atau bisa menjadi tanda kehamilan atau stres yang ekstrem. Dalam beberapa kasus, menstruasi yang terlewat dapat disebabkan oleh sesuatu yang mengkhawatirkan seperti olahraga berlebihan yang terus-menerus atau gangguan makan seperti anoreksia. 

3. Usia 30-an

Terlepas dari usia, wanita yang sudah pernah melahirkan umumnya mengalami perubahan pada siklus menstruasi. Beberapa wanita mengalami menstruasi yang lebih berat, lebih lama atau lebih menyakitkan setelah melahirkan, sementara yang lain justru merasa bahwa menstruasi menjadi lebih ringan dan tidak disertai kram. Banyak juga wanita tidak mengalami menstruasi selama masa menyusui. Mendekati akhir usia 30-an, menstruasi mungkin menjadi lebih jarang atau kurang teratur. Kondisi ini bisa menjadi tanda-tanda perimenopause atau transisi menuju menopause.

Baca juga: Inilah 4 Fase yang Terjadi saat Menstruasi

4. Usia 40-an dan Seterusnya

Memasuki usia 40-an produksi estrogen di dalam ovarium mulai melambat, sehingga menstruasi menjadi lebih pendek dan lebih ringan atau lebih jarang. Menopause terjadi ketika menstruasi berhenti total selama 12 bulan berturut-turut. Pada umumnya, menopause terjadi di usia akhir 40-an atau awal 50-an.

Baca juga: 7 Tanda Haid Tidak Normal yang Harus Kamu Waspadai

Itulah perubahan menstruasi seiring pertambahan usia yang perlu kamu ketahui. Bila kamu mengalami menstruasi yang tidak teratur dan khawatir dengan kondisi tertentu, kamu bisa menghubungi dokter melalui aplikasi Halodoc. Lewat aplikasi ini, kamu bisa bertanya lebih dalam mengenai masalah menstruasi. Tidak perlu ke rumah sakit jika ingin bertanya-tanya saja, kamu bisa menghubungi dokter kapan dan di mana pun via Chat atau Voice/Video Call.

Referensi:
Health. Diakses pada 2020. How Your Period Changes During Your 20s, 30s, and 40s.
Edward-Elmhurst Health. Diakses pada 2020. How your period changes through the years.
Cleveland Clinic. Diakses pada 2020. Is My Period Normal? How Menstrual Cycles Change With Age.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan