Begini Prosedur Pemeriksaan Radiologi pada Penyakit Jantung

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   28 Juli 2019
Begini Prosedur Pemeriksaan Radiologi pada Penyakit JantungBegini Prosedur Pemeriksaan Radiologi pada Penyakit Jantung

Halodoc, Jakarta – Pemeriksaan radiologi untuk penyakit jantung adalah tes yang dilakukan untuk menemukan penyakit sebelum gejala dimulai. Tujuannya adalah untuk mendeteksi penyakit pada tahap paling awal supaya dapat segera diobati. 

Tes ini dapat mencakup tes laboratorium untuk memeriksa darah dan cairan lain, tes genetik yang mencari penanda genetik bawaan yang terkait dengan penyakit, dan tes pencitraan yang menghasilkan gambar bagian dalam tubuh. 

Pemeriksaan ini biasanya tersedia untuk kebutuhan umum. Namun, kebutuhan individu untuk tes skrining spesifik didasarkan pada faktor-faktor seperti usia, jenis kelamin dan riwayat keluarga. Dalam pemeriksaan radiologi, individu tanpa tanda atau gejala penyakit arteri koroner (bentuk paling umum dari penyakit jantung) dapat dievaluasi dengan cara diukur: 

  1. Jumlah kolesterol yang dibawa dalam darah yang dikenal sebagai low-density lipoprotein (LDL). Peningkatan LDL dapat menyebabkan penumpukan di arteri yang menyerap kolesterol dan membawanya kembali ke hati.

  2. Kadar glukosa darah, jumlah gula yang ada dalam darah.

  3. Jumlah protein C-reaktif dalam darah dengan tes yang disebut sensitivitas tinggi protein c-reaktif (hs-crp). Protein C-reaktif muncul dalam jumlah yang lebih tinggi ketika ada peradangan atau pembengkakan di suatu tempat di dalam tubuh.

  4. Tingkat tekanan darah, kekuatan darah terhadap dinding arteri baik ketika jantung berdetak dan ketika sedang istirahat (sistolik dan diastolik, masing-masing).

Bergantung pada hasil tes skrining awal dan adanya faktor risiko penyakit arteri koroner, dokter dapat merekomendasikan tes tambahan, termasuk:

  1. Elektrokardiografi (EKG atau EKG) 

Mengukur aktivitas kelistrikan jantung dan mengungkapkan informasi tentang detak jantung dan ritme.

  1. Latihan Tes Stres Jantung 

Ini melibatkan berjalan di atas treadmill atau mengayuh sepeda statis pada tingkat kesulitan yang meningkat, sementara detak jantung dan ritme, tekanan darah dan aktivitas listrik jantung (menggunakan elektrokardiografi) ) dimonitor untuk menentukan apakah ada aliran darah yang cukup ke jantung ketika jantung tertekan. Pasien yang tidak dapat berolahraga malah menerima obat yang membuat jantung berdetak lebih keras dan lebih cepat.

  1. Ekokardiografi 

Menggunakan ultrasonografi untuk membuat gambar jantung yang bergerak. Dalam ekokardiografi stres, USG jantung dilakukan sebelum dan sesudah jantung ditekankan melalui olahraga atau obat yang merangsang jantung.

  1. CT Jantung untuk Skor Kalsium 

Untuk memeriksa arteri koroner untuk mengukur jumlah kalsium dalam arteri koroner yang merupakan indikator jumlah plak di arteri. 

  1. Coronary CT angiography (CTA)

Membuat gambar tiga dimensi arteri koroner untuk menentukan lokasi yang tepat dan tingkat penumpukan plak.

  1. Pencitraan Perfusi Miokard (MPI) 

Sejumlah kecil bahan radioaktif disuntikkan ke pasien dan terakumulasi di jantung. Kamera khusus mengambil gambar jantung saat pasien dalam keadaan istirahat dan mengikuti latihan untuk menentukan efek dari tekanan fisik pada aliran darah melalui arteri koroner dan otot jantung.

  1. Angiografi Kateter Koroner 

Mengambil gambar aliran darah melalui arteri koroner, memungkinkan dokter melihat penyumbatan atau penyempitan arteri koroner (stenosis). Dalam angiografi kateter, tabung plastik tipis, yang disebut kateter, dimasukkan ke dalam arteri melalui sayatan kecil di kulit. Setelah kateter dipandu ke jantung, bahan kontras disuntikkan melalui tabung dan gambar ditangkap menggunakan sinar-X.

Punya masalah kesehatan jantung? Segera periksakan langsung di rumah sakit yang dekat dengan rumah kamu melalui aplikasi Halodoc. Penanganan tepat dapat meminimalisir risiko kesehatan jangka panjang. Dokter-dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik untukmu. Yuk, download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. 

 

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan