Begini Tes Umum untuk Deteksi Bakteri Pneumonia

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   25 Juli 2019
Begini Tes Umum untuk Deteksi Bakteri PneumoniaBegini Tes Umum untuk Deteksi Bakteri Pneumonia

Halodoc, Jakarta – Bakteri pneumonia atau yang disebut juga Bacterial pneumonia adalah infeksi paru-paru yang disebabkan oleh bakteri. Bakteri ini bisa masuk ke dalam paru-paru melalui udara atau darah dan menimbulkan gejala yang mengganggu pernapasan. Bila tidak ditangani segera, kondisi Bacterial pneumonia yang sudah parah bisa membahayakan kesehatan seluruh tubuh. Karena itu, penting untuk mendeteksi keberadaan bakteri ini secepat mungkin, agar penanganan pun bisa dilakukan lebih dini. Yuk, ketahui tes yang bisa dilakukan untuk mendeteksi bakteri pneumonia.

Pneumonia yang disebabkan oleh bakteri merupakan penyakit umum yang bisa terjadi pada siapa saja. Namun, orang-orang yang tinggal di area-area yang terkontaminasi atau mengalami gangguan sistem imun tubuh berisiko lebih besar untuk terkena Bacterial pneumonia. Biasanya, tingkat keparahan yang disebabkan oleh bakteri pneumonia bersifat ringan, tetapi pada beberapa kasus, bisa juga berakibat fatal.

Pneumonia bisa membuat oksigen tidak bisa disalurkan ke seluruh tubuh melalui darah. Akibatnya, banyak sel-sel organ tubuh yang tidak bisa berfungsi dengan baik karena kekurangan oksigen. Tingkat keparahan pneumonia tergantung pada beberapa hal berikut:

  • Jumlah bakteri yang masuk;

  • Usia pengidap;

  • Kondisi kesehatan pengidap secara keseluruhan;

  • Adanya kondisi atau penyakit lain yang dimiliki pengidap; dan

  • Seberapa cepat pneumonia didiagnosis dan diobati; 

Penyebab dan Faktor Risiko Bakteri Pneumonia

Bacterial pneumonia terjadi ketika ada bakteri yang melewati mekanisme pertahanan tubuh dan masuk ke paru-paru, lalu menyebabkan peradangan. Bakteri yang menjadi penyebab bakteri pneumonia, antara lain Streptococcus sp., Mycoplasma sp., Staphylococcus sp., Haemophilus sp., dan Legionella sp.

Semua orang sebenarnya berisiko terkena bakteri pneumonia. Namun, ada beberapa faktor risiko yang bisa meningkatkan risiko seseorang untuk terkena penyakit ini:

  • Usia. Bayi dan anak-anak di bawah usia 2 tahun, serta lansia di atas 65 tahun berisiko tinggi terkena bakteri pneumonia, karena memiliki sistem imun yang lemah.

  • Perokok. Kebiasaan merokok dapat memengaruhi aktivitas paru-paru dan merusak sistem imun tubuh.

  • Memiliki sistem imun yang lemah karena mengidap HIV/AIDS, pernah menjalani transplantasi organ, kemoterapi kanker, atau menggunakan steroid dalam waktu yang lama.

Baca juga: Pengobatan Bakteri Pneumonia yang Bisa Dilakukan di Rumah

Waspadai Gejalanya

Gejala umum yang ditimbulkan oleh bakteri pneumonia adalah demam yang bisa disertai menggigil, batuk, nyeri dada, sakit kepala, nyeri otot, dan kebingungan.

Pada beberapa kasus, bakteri pneumonia juga bisa muncul dengan beberapa gejala berikut:

  • Nyeri saat bernapas;

  • Sulit bernapas;

  • Batuk dengan dahak berwarna kuning atau hijau, bahkan terdapat bercak darah;

  • Keringat berlebih; dan

  • Letih.

Bila sudah parah, pengidap bakteri pneumonia bisa mengalami gejala berupa kesulitan bernapas, tekanan darah menurun, demam hingga lebih dari 39 derajat Celsius, dan kebingungan. Bila mengalami gejala-gejala tersebut, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter.

Baca juga: Batuk Berdahak Hijau, Hati-Hati Gejala Pneumonia Aspirasi

Tes Umum untuk Mendeteksi Bakteri Pneumonia

Bakteri pneumonia seringkali sulit didiagnosis karena gejalanya mirip dengan flu. Nah, untuk memastikan diagnosis pneumonia, berikut ini beberapa tes umum yang bisa dilakukan oleh dokter:

  • Wawancara medis. Pertama-tama, dokter akan bertanya mengenai gejala-gejala yang dialami, sejak kapan dan bagaimana terjadinya.

  • Pemeriksaan fisik. Kemudian dokter akan memeriksa aktivitas paru-paru kamu dengan menggunakan stetoskop. Apabila kamu terkena pneumonia, maka paru-paru akan mengeluarkan suara-suara tertentu saat kamu menarik napas.

Apabila dokter mencurigai kamu mengidap pneumonia, dokter akan merekomendasikan kamu untuk melakukan foto Rontgen untuk diagnosis yang lebih akurat. Kemudian, dokter juga mungkin akan melakukan tes darah atau air liur untuk mencari tahu penyebab pneumonia.

Baca juga: Pola Hidup Sehat untuk Atasi Bakteri Pneumonia

Nah, itulah beberapa tes yang bisa digunakan untuk mendeteksi bakteri pneumonia. Bila kamu mengalami gejala-gejala kesehatan tertentu dan tidak yakin apa penyebabnya, tanyakan saja kepada dokter dengan menggunakan aplikasi Halodoc. Hubungi dokter melalui melalui fitur Talk to A Doctor untuk membicarakan masalah kesehatanmu melalui Video/Voice Call dan Chat kapan saja dan di mana saja. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play.

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan