Benarkah Bakteri pada Madu Bisa Sebabkan Botulisme pada Bayi?

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   12 Maret 2019
Benarkah Bakteri pada Madu Bisa Sebabkan Botulisme pada Bayi?Benarkah Bakteri pada Madu Bisa Sebabkan Botulisme pada Bayi?

Halodoc, Jakarta - Botulisme merupakan istilah yang digunakan untuk keracunan serius yang disebabkan oleh racun dari bakteri Clostridium botulinum. Racun yang dihasilkan bakteri ini dikenal sebagai salah satu racun paling kuat dan dapat mengancam nyawa. Kasus botulisme memang sebenarnya jarang, namun racun yang dihasilkan bakteri menyerang sistem saraf otak, tulang belakang, dan saraf lainnya.

Tidak hanya itu, penyakit ini bisa menyebabkan paralisis atau kelumpuhan otot. Bila tidak segera ditangani, kelumpuhan menyebar ke otot yang mengontrol pernapasan. Parahnya botulisme pada bayi merupakan hal yang mungkin terjadi pada bayi, hal ini karena pemberian madu di bawah usia 12 bulan. Bakteri pada madu menyebabkan banyak kasus botulisme pada bayi di dunia.

WHO menyatakan madu adalah makanan yang tidak aman untuk bayi dan tidak boleh ditambahkan pada makanan, minuman, atau susu formula yang diberikan pada bayi berusia kurang dari 12 bulan. Ini secara teknis berlaku untuk madu pada makanan yang diproses. Banyak kalangan yang menganggap madu tidak begitu berbahaya untuk bayi, ada juga budaya yang menganjurkan pemberian madu pada bayi sejak lahir dan menjadikannya makanan pertama bayi. Padahal ada beberapa fakta tentang madu dan risiko yang terjadi pada bayi.

Baca Juga: Bisa Rusak Fungsi Saraf, Waspada 4 Makanan Ini agar Jauh dari Botulisme

Gejala Botulisme Pada Bayi

Bayi yang mengalami botulisme bisa dikenali melalui gejala seperti berikut ini:

  • Lesu.

  • Selera makan menurun.

  • Konstipasi.

  • Menangis lemah.

  • Terlihat lemas terkulai.

Semua gejala ini terjadi akibat lumpuh otot yang disebabkan oleh bakteri beracun. Bila bayi memiliki tanda botulisme ini, segera bawa ke rumah sakit karena penyakit ini bisa mengancam nyawa. Pastikan juga kamu menyimpan contoh makanan yang kemungkinan tercemar bakteri botulisme untuk dilakukan tes.

Gejala botulisme muncul dalam 12 sampai 36 jam setelah bayi konsumsi madu yang tercemar, tapi bisa juga terjadi paling awal beberapa jam dan paling lama 10 hari. Gejala botulisme pada bayi bisa terjadi selama 14 hari.

Pengobatan Botulisme Pada Bayi

Jika bayi mengindikasikan gejala botulisme, maka ia wajib segera dibawa ke rumah sakit. Bayi wajib dirawat di ruang ICU sehingga dokter mampu membatasi jumlah racun di tubuh bayi. Racun bisa mempengaruhi otot pernapasan, jadi dokter akan menggunakan ventilator pada bayi. Karena racun bisa mempengaruhi otot untuk menelan, maka dokter memberikan cairan infus ke bayi atau memberi makan melalui selang sebagai bantuan nutrisi.

Anti racun kini tersedia untuk menangani botulisme pada bayi, yang disebut botulism immune globulin intravenous (BIG-IV) yang diberikan sesegera mungkin. Bayi dengan botulisme yang menerima BIG-IV bisa sembuh lebih cepat. Dengan diagnosa awal dan penanganan medis yang tepat, bayi bisa sepenuhnya pulih dari penyakit ini.

Baca Juga: Harus Tahu, 7 Fakta Penting mengenai Botulisme

Pencegahan Botulisme

Meski termasuk kejadian yang jarang, tidak ada salahnya untuk melakukan pencegahan. Pasalnya, bakteri dari spora ini bisa berasal dari mana saja dan tumbuh serta berkembang biak pada usus bayi dan memproduksi racun berbahaya.

Kondisi ini bisa terjadi pada bayi hingga usia 12 bulan. Cara untuk melindungi bayi dari botulisme, kamu bisa melakukan cara-cara berikut ini:

  • Hindari paparan pada tanah atau debu yang berpotensi tercemar. Tanah bisa mengandung spora botulinum, yang bisa bersirkulasi di udara dan terhirup paru-paru. Risiko terpapar tanah yang tercemar paling tinggi di area konstruksi dan pertanian.

  • Jangan berikan madu buat bayi. Madu liar berpotensi menjadi sumber spora C. Botulinum. Hindari pemberian madu meski dalam jumlah sedikit, bakteri pada madu berbahaya pada bayi di bawah usia 1 tahun.

  • Waspada terhadap makanan kalengan. Panaskan makanan kalengan selama 10 menit sebelum menyajikannya.

  • Jika ibu menginginkan manfaat madu bisa diterima bayi, maka alangkah lebih baik ibu menyusui yang konsumsi madu tersebut. Sebab bakteri tidak akan berpindah melalui ASI sehingga lebih aman.

Baca Juga: Jangan Panik! Ini Cara Tepat Mengatasi Keracunan Makanan pada Anak

Kalau ingin mengetahui lebih banyak mengenai kenapa bisa terdapat bakteri pada mau atau gejala botulisme pada bayi, kamu bisa tanyakan langsung ke Halodoc. Dokter-dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik untukmu. Caranya, cukup  download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Hubungi Dokter, kamu bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan