Benarkah Bumil Berisiko Alami Sindrom Antifosfolipid?

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   18 Oktober 2019
Benarkah Bumil Berisiko Alami Sindrom Antifosfolipid?Benarkah Bumil Berisiko Alami Sindrom Antifosfolipid?

Halodoc, Jakarta - Gangguan imun sebenarnya tak cuma berkaitan dengan penyakit lupus, rheumatoid arthritis, atau diabete tipe 1 saja. Sebab, ada juga sindrom antifosfolipid yang bisa menyerang tubuh. 

Sindrom antifosfolipid merupakan gangguan autoimun yang menyebabkan darah jadi mudah membeku dan menggumpal. Kondisi ini juga disebut dengan darah kental. 

Dalam tubuh yang normal, antibodi akan berperan melawan infeksi. Namun, pengidap sindrom antifosfolipid (APS), antibodi ini justru menyerang senyawa lemak yang disebut fosfolipid, yang berperan dalam proses pembekuan darah. 

Hmm, rasanya wanita mesti harap-harap cemas menyoal sindrom antifosfolipid. Sebab, gangguan autoimun yang satu ini umumnya lebih sering dialami wanita dibandingkan dengan pria. 

Namun, benarkah wanita hamil juga berisiko mengalami sindrom antifosfolipid? 

Baca juga: 6 Jenis Penyakit yang Sering Menyerang Wanita

Darah Kental Saat Hamil, Kok bisa?

Sebenarnya mengentalnya darah merupakan cara alami atau mekanisme perlindungan tubuh bumil terhadap risiko perdarahan. Misalnya, pada saat keguguran atau pasca melahirkan. Nah, inilah sebabnya wanita lebih berisiko mengalami darah kental saat hamil, 4–5 kali lebih berisiko dibandingkan wanita yang tidak hamil. 

Proses mekanisme perlindungan di atas terbilang normal. Lain halnya dengan pembekuan darah yang menimbulkan sederet masalah pada bumil. Dalam dunia medis, darah kental ini disebut dengan hiperkoagulasi. Artinya, sel darah memiliki kecenderungan untuk membeku atau menggumpal. Kondis inilah yang bisa menyebabkan sumbatan di dalam pembuluh darah. 

Darah kental ini kira-kira terjadi 1 dari 1000 kehamilan. Ada berbagai faktor yang bisa memicunya, mulai dari hamil anak kembar, memiliki anggota keluarga dengan kondisi darah kental, kurang aktivitas fisik, hingga mengidap penyakit tertentu. Contohnya, lupus atau sindrom antifosfolipid. Penyakit ini dapat memperbesar seseorang mengalami darah kental.

Nah dengan kata lain, bumil memang berisiko mengalami darah kental, bukannya sindrom antifosfolipid. Hal yang perlu digarisbawahi, pengidap sindrom antifosfolipid lebih rentan mengalami masalah-masalah kesehatan. Terlebih lagi pada keadaan seperti sedang hamil. Bahkan, sindrom antifosfolipid merupakan penyakit yang bisa mengakibatkan komplikasi pada kehamilan, seperti kelahiran prematur, preeklampsia, dan eklamsia.

Baca juga: Inilah Cara Diagnosis Sindrom Antifosfolipid

Wanita Lebih Rentan 

Sebenarnya sampai saat ini penyebab pasti dari sindrom antifosfolipid belum diketahui pasti. Meski begitu, sindrom antifosfolipid memang bisa terjadi pada orang-orang dari segala usia. Namun, lebih sering terjadi pada wanita dan orang-orang yang memiliki gangguan autoimun atau rematik lainnya, seperti lupus. Hal yang bikin resah lagi, ternyata penyakit autoimun diketahui lebih sering menyerang wanita ketimbang pria. Sebagian besar kasusnya terjadi pada mereka di usia 20–40 tahun. 

Contoh penyakit autoimun yang lebih sering menyerang wanita, seperti lupus, multiple sclerosis (MS), tiroiditis hashimoto, dan graves. Lalu, apa sih yang membuat penyakit autoimun lebih rentan dialami wanita? Ternyata penyakit autoimun sering kali berhubungan dengan hormonal, khususnya hormon estrogen. Nah, beruntunglah kaum adam, sebab pada dasarnya perempuan memang lebih banyak memiliki hormon estrogen dalam tubuhnya. 

Hormon estrogen sendiri berperan penting dalam perkembangan dan pertumbuhan karakteristik seksual wanita serta proses reproduksi. Tak cuma itu, fungsinya mengatur fungsi organ dan sel, hingga mengatur perkembangan dan metabolisme. 

Baca juga: Sering Kelelahan, Waspada Gejala Sindrom Antifosfolipid

Banyak penyakit autoimun yang cenderung membaik atau memburuk seiring dengan fluktuasi hormon wanita. Misalnya, ketika mereka hamil, menggunakan kontrasepsi oral, ataupun sejalan dengan siklus menstruasi. Nah, hal inilah yang mengindikasikan kalau hormon seksual mungkin berperan dalam banyak penyakit autoimun. 

Awasi Faktor Risikonya

Ada beragam kondisi yang membuat seseorang lebih rentan terkena sindrom Antifosfolipid. Antara lain:

  • Berjenis kelamin wanita.

  • Memiliki riwayat penyakit autoimun, seperti lupus atau sindrom Sjogren.

  • Mengalami infeksi hepatitis C, HIV/AIDS, atau sifilis.

  • Memiliki riwayat keluarga dengan riwayat sindrom Antifosfolipid.

  • Mengonsumsi obat-obatan tertentu, seperti antibiotik amoksisilin.

Mau tahu lebih jauh mengenai masalah di atas? Atau memiliki keluhan kesehatan lainnya? Kamu bisa kok bertanya langsung pada dokter melalui aplikasi Halodoc. Lewat fitur Chat dan Voice/Video Call, kamu bisa mengobrol dengan dokter ahli tanpa perlu ke luar rumah. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play!

Referensi:

WebMD. Diakses pada 2019. What Is a Hypercoagulable State?
WebMD. Diakses pada 2019. What is Antiphospholipid Syndrome? 
Mayo Clinic. Diakses pada 2019. Diseases and Conditions. Antiphospholipid Syndrome. 

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan