Benarkah Diet yang Tidak Sehat Picu Skorbut?

Ditinjau oleh  dr. Gabriella Florencia   29 Agustus 2019
Benarkah Diet yang Tidak Sehat Picu Skorbut? Benarkah Diet yang Tidak Sehat Picu Skorbut?

Halodoc, Jakarta - Saat mengalami sariawan atau bibir pecah-pecah, kebanyakan orang menganggap ini adalah gejala ketika kekurangan asupan vitamin C. Namun, tahukah kamu bahwa kasus kekurangan vitamin C ini bisa masuk ke dalam tahap yang berat? Kondisi ini disebut skorbut. 

Skorbut bisa terjadi karena banyak hal, dan yang paling utama adalah menerapkan program diet tertentu yang tidak memerhatikan kecukupan vitamin C. Sayangnya, vitamin C atau asam askorbat tidak dapat diproduksi oleh tubuh sehingga seseorang wajib mengonsumsinya setiap hari dalam jumlah yang cukup. Vitamin C penting bagi tubuh untuk membantu pembuatan kolagen. Jika asupan vitamin C kurang, maka serat kolagen dalam tubuh tidak dapat diperbaiki sehingga dapat memicu kerusakan jaringan tubuh. Akibat kerusakan jaringan ini maka memicu munculnya skorbut. 

Baca Juga: Kurang Vitamin Pengaruhi Kesehatan Rambut 

Apa Saja Gejala Skorbut yang Akan Dirasakan Pengidapnya?

Ada beberapa gejala yang muncul akibat kondisi ini, meski pada awalnya gejala kurang jelas. Skorbut biasanya baru memunculkan gejala setelah seseorang mengalami kekurangan vitamin C kronis selama 3 bulan. Gejala skorbut antara lain: 

  • Sering merasa lelah dan letih;

  • Munculnya bintik biru kemerahan pada kulit seperti pada folikel sehingga akan menyebabkan rambut yang tumbuh pada daerah tersebut berbentuk keriting dan mudah rontok;

  • Sering uring-uringan;

  • Terasa nyeri pada anggota gerak badan, terutama pada tungkai;

  • Pembengkakan pada gusi serta mudah mengalami perdarahan;

  • Nyeri sendi parah akibat perdarahan pada sendi;

  • Setelah melakukan aktivitas berat, maka bisa alami sesak napas;

  • Kulit mudah lebam;

  • Bekas luka yang memerah dan membengkak.

Baca Juga: Bahaya Kekurangan Vitamin C saat Hamil

Tidak hanya pada orang dewasa, gejala skorbut bisa terjadi pada balita dan anak-anak. Gejalanya dapat meliputi: 

  • Kurang nafsu makan;

  • Mudah tersinggung;

  • Kenaikan berat badan yang lambat;

  • Diare;

  • Demam.

Jika tidak ditangani dengan baik, skorbut bisa memicu masalah yang lebih buruk seperti jaundice, edema, dan penyakit jantung. Oleh karena itu, penting untuk memenuhi asupan vitamin C setiap hari agar masalah ini tidak semakin berat. Kamu bisa memesan vitamin atau obat lain yang dibutuhkan melalui aplikasi Halodoc. Kurir Halodoc mengirimkan segala kebutuhan medis yang kamu butuhkan langsung ke tempatmu berada. 

Baca Juga: Sariawan Susah Sembuh, Tanda Kurang Vitamin C 

Lantas, Berapa Sih Asupan Vitamin C yang Harus Dipenuhi dalam Sehari?

Cara untuk mencegah skorbut, maka diwajibkan untuk menjaga agar asupan vitamin C tetap cukup. Food and Nutrition Board of the National Academy of Sciences menyarankan kadar minimum konsumsi vitamin C yang disarankan oleh seseorang, antara lain:

  • Bayi usia 0-6 bulan: 40 mg. Usia 7-12 bulan: 50 mg.

  • Anak-anak usia 1-3 tahun: 15 mg. Usia 4-8 tahun: 25 mg.

  • Laki-laki usia 9-13 tahun: 45 mg. Usia 14-18 tahun: 75 mg. Usia 19-70 tahun: 90 mg.

  • Perempuan usia 9-13 tahun: 45 mg. Usia 14-18 tahun: 65 mg. Usia 19-70 tahun: 75 mg.

  • Wanita hamil dengan usia di bawah 18 tahun: 80 mg. Hamil dengan usia 19-50 tahun: 85 mg.

  • Wanita menyusui dengan usia di bawah 18 tahun: 115 mg. Menyusui dengan usia 19-50 tahun: 120 mg.

Sementara itu, jika seseorang didiagnosis mengidap gangguan absorpsi nutrisi, dokter memberikan vitamin C dalam bentuk suntikan dengan dosis 100 mg sekali suntik.

Referensi:
Medical News Today. Diakses pada 2019. Scurvy: Symptoms, causes, treatment, and prevention.
Healthline. Diakses pada 2019. Scurvy: Symptoms, Risk Factors, Treatment, Recovery, and More.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan