Benarkah Eritroderma Terjadi Akibat Alergi Obat? Ini Faktanya

3 menit
Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   24 November 2022

“Alergi terhadap obat-obatan tertentu dapat menyebabkan eritroderma. Penyakit kulit langka ini bisa membuat kulit ruam dan bersisik parah.”

Benarkah Eritroderma Terjadi Akibat Alergi Obat? Ini FaktanyaBenarkah Eritroderma Terjadi Akibat Alergi Obat? Ini Faktanya

Halodoc, Jakarta – Eritroderma alias dermatitis eksfoliatif adalah peradangan parah pada seluruh permukaan kulit. Kondisi ini menimbulkan ruam kemerahan dan bersisik yang parah, serta mengelupas. Akibatnya, ini akan menyebabkan masalah dengan pengaturan suhu, kehilangan protein dan cairan, serta peningkatan laju metabolisme.

Penyakit ini dapat terjadi karena kondisi kulit yang sudah ada sebelumnya, dan terkadang bisa juga karena kanker. Pada beberapa kasus, penyakit ini bisa terjadi tanpa alasan yang jelas atau idiopatik. Namun, apakah benar alergi obat bisa jadi penyebabnya? Yuk simak ulasannya berikut ini!

Eritroderma dan Alergi Obat

Eritroderma adalah penyakit kulit yang jarang terjadi. Namun, penyakit ini bisa muncul pada usia berapa pun dan pada orang dari semua ras. Penyakit ini paling sering menyerang anak-anak dan dewasa muda. Namun, bentuk eritroderma tertentu lebih sering terjadi pada orang paruh baya dan lanjut usia.

Menurut studi pada 2017 di jurnal Majority, eritroderma dapat terjadi karena alergi atau hipersensitivitas terhadap obat dan kutaneus T-sel limpoma. Tepatnya akibat interaksi kompleks antar sitokin dan adhesi antara molekur seluler yang memengaruhi sel T di dalam kulit. 

Selain karena reaksi alergi obat, penyakit kulit langka ini juga bisa terjadi karena beberapa kondisi kulit, seperti:

  • Dermatitis, terutama dermatitis atopik.
  • Psoriasis, terutama setelah penarikan steroid sistemik atau pengobatan lain.
  • Pityriasis rubra pilaris.
  • Penyakit yang menyebabkan kulit melepuh, termasuk pemfigus dan pemfigoid bulosa.
  • Sindrom Sezary (bentuk eritroderma dari limfoma sel T kulit).
  • Beberapa kondisi ichthyotic kongenital yang sangat langka.

Eritroderma juga bisa menjadi gejala atau tanda penyakit sistemik, seperti:

  • Keganasan hematologis, seperti limfoma dan leukemia.
  • Keganasan internal, seperti karsinoma rektum, paru-paru, saluran tuba, usus besar, prostat (paraneoplastic erythroderma).
  • Penyakit graft-versus-host.
  • Infeksi HIV.

Sayangnya ahli belum mendapatkan jawaban alasan beberapa penyakit kulit dapat menjadi eritroderma. Patogenesisnya rumit, melibatkan keratinosit dan limfosit, dan interaksinya dengan molekul adhesi dan sitokin. Hasilnya adalah peningkatan dramatis pergantian sel epidermis.

Seperti Apa Gejalanya?

Setiap pengidap mungkin mengalami gejala yang berbeda. Namun, berikut ini adalah tanda dan gejala yang paling umum dari eritroderma:

  • Kemerahan ekstrem pada kulit.
  • Lesi krusta.
  • Kulit menebal.
  • Gatal.
  • Pembengkakan kelenjar getah bening.
  • Demam.
  • Rasa tidak enak.
  • Infeksi sekunder (virus atau bakteri).
  • Kehilangan cairan dan protein melalui kulit yang rusak. Hal ini dapat menyebabkan dehidrasi dan kekurangan protein.

Kamu juga perlu waspada akan gejala alergi obat. Apabila Muncul Gejala Alergi Obat, Segera Hubungi 5 Dokter Ini.

Pilihan Pengobatannya

Eritroderma berpotensi serius, bahkan mengancam jiwa, dan pengidapnya mungkin memerlukan rawat inap untuk memantau dan mengembalikan keseimbangan cairan dan elektrolit, status peredaran darah, dan suhu tubuh.

Perawatan khusus untuk eritroderma akan dokter tentukan berdasarkan beberapa faktor penting, seperti:

  • Usia, kondisi kesehatan secara keseluruhan, dan riwayat medis.
  • Luasnya gejala pada kulit.
  • Toleransi terhadap obat, prosedur, atau terapi tertentu.
  • Harapan untuk jalannya reaksi.
  • Pendapat atau preferensi pribadi.

Berikut ini beberapa tindakan umum yang menjadi bagian dari pengobatan eritroderma:

  • Hentikan semua penggunaan obat yang tidak perlu.
  • Pantau keseimbangan cairan dan suhu tubuh.
  • Pertahankan kelembapan kulit dengan balutan basahemolien, dan steroid topikal ringan.
  • Meresepkan antibiotik untuk infeksi bakteri.
  • Antihistamin mungkin perlu untuk membantu meredakan gejala gatal. 

Jika penyebab dapat teridentifikasi, maka pengobatan khusus harus dimulai. Seperti pemberian steroid topikal dan sistemik untuk dermatitis atopik, obat untuk psoriasis, atau obat-obatan lainnya sesuai kondisi.

Itulah pembahasan mengenai penyakit kulit langka, eritroderma. Jika kamu atau orang terdekat mengalami gejalanya, segera download Halodoc untuk membuat janji rumah sakit dengan dokter, ya.

Banner download aplikasi Halodoc
Referensi:
Majority. Diakses pada 2022. Eritroderma et causa Alergi Obat.
Derm Net. Diakses pada 2022. What is Erythroderma?
John Hopkins Medicine. Diakses pada 2022. Generalized Exfoliative Dermatitis.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan