Benarkah Hamil Muda Berisiko Alami Hiperemesis Gravidarum?

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   31 Mei 2019
Benarkah Hamil Muda Berisiko Alami Hiperemesis Gravidarum?Benarkah Hamil Muda Berisiko Alami Hiperemesis Gravidarum?

Halodoc, Jakarta – Morning sickness biasanya dialami oleh wanita pada bulan pertama kehamilan. Kondisi mual ini normalnya akan hilang pada bulan ketiga atau keempat kehamilan. Ibu hamil yang mual di pagi hari bisa mengalami kelelahan dan sedikit kehilangan nafsu makan. Akibatnya, mereka mungkin akan mengalami kesulitan dalam melakukan kegiatan sehari-hari.

Kondisi mual dan muntah yang ekstrem tidak lagi disebut sebagai morning sickness pada umumnya, melainkan disebut hiperemesis gravidarum. Hiperemesis gravidarum bahkan bisa menyebabkan ibu hamil mengalami dehidrasi akibat mual dan muntah yang terjadi terus menerus.

Baca Juga: 5 Gejala dari Hiperemesis Gravidarum yang Perlu Diwaspadai

Penyebab Hiperemesis Gravidarum

Hiperemesis gravidarum diduga disebabkan oleh peningkatan kadar hormon serum HCG (human chorionic gonadotropin) dan estrogen. Namun, mual dan muntah yang ekstrem selama kehamilan juga bisa mengindikasikan kehamilan anak kembar atau mola hidatidosa (pertumbuhan jaringan abnormal).

Trimester pertama kehamilan memang berisiko tinggi mengalami kondisi ini. Selain bulan pertama kehamilan, beberapa faktor risiko seperti riwayat keluarga, kelebihan berat badan, dan hamil pertama kali juga bisa memicu hiperemesis gravidarum.

Gejala Hiperemesis Gravidarum

Gejala hiperemesis gravidarum mirip dengan morning sickness tetapi lebih parah. Tanda dan gejalanya, berupa:

  • Mengalami muntah lebih dari 3–4 kali sehari.

  • Kehilangan berat badan sampai 4,5 kilogram akibat muntah.

  • Merasa pusing.

  • Mengalami dehidrasi parah.

Baca Juga: 9 Komplikasi Hiperemesis Gravidarum pada Ibu Hamil

Selain gejala diatas, hiperemesis gravidarum juga memiliki derajat keparahan yang terbagi atas tiga 3 tingkat, yakni :

  • Derajat 1: Mengalami muntah secara terus-menerus, sehingga tidak ada makanan yang dapat masuk selama 24 jam. Selain itu, ibu hamil juga mulai merasa lemah.

  • Derajat 2: Pada tingkat ini, tanda dehidrasi semakin terlihat, seperti kelemahan, mata cekung, turunnya tekanan darah, dan berkurangnya jumlah urine.

  • Derajat 3: Pada tingkat ini, kondisi ibu hamil sudah semakin parah sampai mengalami penurunan kesadaran hingga koma. Kondisi ini perlu ditangani segera untuk menghindari gangguan pembentukan organ otak dan hati pada janin.

Perawatan Hiperemesis Gravidarum

Perawatan hiperemesis gravidarum tergantung pada keparahan gejala yang dialami ibu hamil. Dokter mungkin merekomendasikan metode pencegahan mual alami, seperti konsumsi vitamin B6 atau jahe. Ibu hamil juga bisa mencoba mengonsumsi makanan yang lebih kecil dengan porsi sedikit, tapi memakannya secara teratur. Jangan lupa untuk minum banyak cairan agar tubuh tetap terhidrasi.

Pada kasus yang parah, ibu mungkin memerlukan rawat inap. Ini karena, ibu hamil yang tidak mampu menelan makanan dan minuman, karena mual atau muntah perlu mendapatkan asupan  cairan melalui intravena atau melalui infus.

Pengobatan diperlukan ketika muntah menjadi ancaman bagi wanita atau janina. Obat anti mual yang paling umum digunakan adalah promethazine dan meclizine. Obat ini dapat diberikan melalui infus atau sebagai supositoria.

Baca Juga: Adakah Cara Pencegahan untuk Kondisi Hiperemesis Gravidarum?

Konsumsi obat saat hamil memang berpotensi menyebabkan masalah kesehatan janin. Namun, dalam kasus hiperemesis gravidarum yang parah, dehidrasi ibu lebih mengancam ketimbang risiko lainnya. Bicaralah dengan dokter tentang risiko terkait dengan metode perawatan apa pun.

Ibu bisa bicara dengan dokter kandungan yang ada di aplikasi Halodoc. Gunakan fitur Talk to A Doctor yang ada di aplikasi Halodoc untuk menghubungi dokter kapan saja dan di mana saja via Chat, dan Voice/Video Call. Yuk, segera download aplikasi Halodoc di App Store atau Google Play!

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan