Benarkah Makanan yang Dibakar Bisa Sebabkan Kanker?

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   01 Maret 2018
Benarkah Makanan yang Dibakar Bisa Sebabkan Kanker?Benarkah Makanan yang Dibakar Bisa Sebabkan Kanker?

Halodoc, Jakarta – Rasanya hampir semua orang, mungkin juga termasuk kamu, suka mengonsumsi makanan yang dibakar seperti ayam bakar, sate, ikan bakar, dan lain-lain. Makanan yang diolah dengan cara dibakar memang terasa lebih enak. Daging jadi terasa lebih empuk dan garing, serta aroma gosongnya yang khas bisa menambah cita rasa makanan.

Namun, di balik rasanya yang enak dan menggoda ini. Makanan dibakar sering juga terkena “isu” enggak baik untuk kesehatan. Katanya, kalau terlalu sering mengonsumsi makanan yang dibakar bisa menyebabkan kanker. Benarkah demikian?

Sebuah kajian menemukan bahwa dua jenis senyawa penyebab kanker dapat terbentuk selama pembakaran, yaitu hidrokarbon polisiklik aromatic (PAH) dan amines heterosiklik (HCA). PAH terbentuk di dalam asap yang nantinya menempel pada permukaan daging dan sulit dihilangkan.

Sedangkan, menurut Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia, Prof DR dr Aru Wisaksono Sudoyo, SpPD KHOM FACP, zat amines heterosiklik (HCA) akan terbentuk pada daging merah yang dimasak terlalu panas dengan menggunakan arang. “Saat dibakar dengan arang, akan muncul hitam-hitam pada daging merah. Itu berarti daging tersebut dipanaskan dalam suhu yang tinggi. Saat proses pemanasan itulah muncul HCA yang menjadi penyebab kanker. Jadi, bukan arangnya yang memicu kanker,” ungkapnya. Mengonsumsi makanan yang dibakar terlalu sering bisa meningkatkan risiko terkena kanker pancreas hingga 60 persen.

Tapi, buat kamu para pecinta makanan bakar, enggak perlu khawatir. Karena kamu masih bisa tetap menikmati makanan yang dibakar dengan aman, yaitu dengan cara menyiasati cara memasaknya agar meminimalkan risiko kanker.

  • Pilihlah daging yang tidak terlalu berlemak, karena daging yang berlemak saat dibakar akan meneteskan lemak sehingga api akan menimbulkan asap yang berlebihan yang memicu terbentuknya zat karsinogen.
  • Rendam daging di dalam bumbu terlebih dahulu. The American Institute for Cancer Research mengungkapkan bahwa merendam daging dalam bumbu selama 30 menit dapat mengurangi pembentukan zat karsinogen. Namun, kamu juga tidak dianjurkan untuk menggunakan sembarang bahan bumbu. Pilihlah bumbu tradisional dan alami yang bisa menurunkan kadar HCA di dalam bakaran daging.
  • Masak dulu daging dengan cara direbus sebelum dipanggang. Dengan cara tersebut, kamu jadi tidak perlu membakar daging terlalu lama dan lemak pada daging juga bisa dihilangkan.
  • Hindari memasak daging di atas temperatur yang tinggi dalam waktu yang terlalu lama, karena daging yang terpapar terlalu lama juga akan memberikan kesempatan pembentukan zat karsinogen.
  • Agar tidak butuh waktu lama untuk matang, kamu bisa mengiris daging tipis-tipis.
  • Sering-sering membolak-balik makanan yang dipanggang atau dibakar.
  • Tidak hanya daging merah saja yang bisa memicu kanker, daging olehan seperti sosis, bacon, dan ayam yang dibakar terlalu lama juga dapat meningkatkan risiko kanker. Jadi, sebaiknya batasi mengonsumsi daging olahan yang dibakar.
  • Hindari memasak langsung di atas arang.
  • Hilangkan bagian yang hitam di permukaan daging sebelum dikonsumsi.

Jadi, kamu enggak perlu takut mengonsumsi makanan yang dibakar. Asal dimasak dengan teknik yang benar, kamu tetap bisa kok menikmati dan mendapatkan gizi dari makanan dibakar. (Baca juga: Tips Aman Jika Ingin Mengonsumsi Makanan Mentah). Kalau kamu punya masalah kesehatan, bicarakan saja langsung dengan dokter lewat aplikasi Halodoc. Melalui Video/Voice Call dan Chat, kamu bisa meminta saran kesehatan dan rekomendasi obat kepada dokter kapan saja dan di mana saja. Ayo, download Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan