Benarkah Memakai Deodoran Picu Kanker Payudara?

3 menit
Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   08 Juni 2022

“Beredarnya kabar tentang deodoran yang memicu kanker payudara membuat banyak wanita merasa cemas. Ini dikaitkan dengan komposisi pembuat deodoran yang diduga dapat memicu penyakit tersebut.”

Benarkah Memakai Deodoran Picu Kanker Payudara?Benarkah Memakai Deodoran Picu Kanker Payudara?

Halodoc, Jakarta – Kamu pasti sudah begitu akrab dengan pemakaian deodoran yang dapat membantu menjaga ketiak tetap kering dan wangi selama beraktivitas. Meski demikian, beredarnya kabar yang menyebutkan bahwa penggunaan deodoran bisa memicu kanker payudara tentu menjadi kekhawatiran tersendiri. 

Disebutkan, deodoran mengandung bahan berbahaya yang mengacu pada peningkatan risiko kanker payudara pada wanita. Apakah hal ini benar? Nyatanya, hingga kini belum ditemukan studi ilmiah yang membuktikan bahwa pemakaian deodoran atau antiperspiran bisa memicu risiko kanker payudara. 

Pemakaian Deodoran Tidak Sebabkan Kanker Payudara

Seperti disebutkan dalam National Cancer Institute, tidak banyak studi ilmiah yang mengamati potensi kaitan antara pemakaian deodoran atau antiperspiran dengan kanker payudara. Melalui studi tersebut, disimpulkan bahwa deodoran tidak terbukti meningkatkan risiko terjadinya kanker payudara pada wanita. 

Selain itu, hasil studi juga menunjukkan tidak adanya peningkatan risiko kanker payudara pada wanita yang memakai pisau cukur non-elektrik, dan deodoran atau antiperspiran. Studi dilakukan melalui wawancara dengan wanita yang memiliki kanker payudara dan wanita tanpa kanker payudara.  

Studi lainnya dilakukan dengan hasil serupa, yaitu tidak ditemukan kaitan antara pemakaian deodoran dengan risiko munculnya kanker payudara. Meski begitu, studi ini dilakukan dengan melibatkan lebih sedikit partisipan wanita, baik dengan kanker payudara atau tanpa kanker payudara. 

Perlu diketahui bahwa mencukur bulu ketiak dengan menggunakan pisau cukur bisa meningkatkan risiko terjadinya infeksi pada kulit. Apabila kulit sudah mengalami infeksi, terdapat potensi beberapa deodoran atau antiperspiran bisa memicu iritasi ringan. Akan tetapi, hal ini sangat kecil kemungkinannya merupakan sumber karsinogen atau penyebab kanker utama. 

Komposisi Deodoran, Apa Saja?

Sebenarnya, apa saja komposisi dari antiperspiran atau deodoran? Suatu produk antiperspiran atau deodoran memiliki kandungan senyawa dengan bahan dasar aluminium sebagai bahan aktifnya. Senyawa ini akan membentuk sumbatan pada saluran keringat yang membuat aliran keringat ke permukaan kulit menjadi terhenti. 

Terdapat studi yang menyebutkan bahwa penggunaan deodoran yang memiliki kandungan aluminium terlalu sering pada area yang dekat dengan payudara, bisa diserap dengan mudah oleh kulit. Kondisi ini juga menghasilkan efek yang mirip dengan hormon estrogen. 

Nah, hormon estrogen bisa memicu peningkatan pertumbuhan sel kanker pada payudara. Inilah yang menjadi akar penyebab deodoran diduga memberikan kontribusi sebagai pemicu kanker payudara. Tak hanya itu, aluminium juga diduga mempunyai aktivitas aktif pada jaringan payudara. Akan tetapi, masih belum ada studi yang berhasil membuktikan adanya efek samping substansial senyawa aluminium yang berperan dalam munculnya kanker payudara. 

Agar terhindar dari risiko tersebut, sebisa mungkin kamu rutin melakukan pemeriksaan sendiri dengan meraba payudara untuk merasakan ada atau tidaknya benjolan. Jika kamu mencurigai adanya tanda kanker payudara, tanyakan langsung pada dokter melalui aplikasi Halodoc. Dokter akan membantu kamu mendapatkan penanganan terbaik dari kondisi yang kamu alami. Kamu bisa download aplikasi Halodoc langsung di App Store maupun Play Store. 

Referensi:
National Cancer Institute. Diakses pada 2022. Antiperspirants/Deodorants and Breast Cancer
Cancer. Diakses pada 2022. Antiperspirants and Breast Cancer Risk.
NHS Choices UK. Diakses pada 2022. Deodorant chemical ‘found in breast tumours’.
WebMD. Diakses pada 2022. Are Fears That Deodorant Causes Breast Cancer Unfounded?

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan