Benarkah Orang yang Depresi Rentan Kena Bipolar? Ini Faktanya

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   23 Maret 2021
Benarkah Orang yang Depresi Rentan Kena Bipolar? Ini FaktanyaBenarkah Orang yang Depresi Rentan Kena Bipolar? Ini Faktanya

Halodoc, Jakarta - Tahukah kamu bahwa gangguan bipolar dan depresi memiliki banyak gejala yang sama? Ada beberapa perbedaan utama di antara kedua kondisi tersebut. Depresi atau kadang-kadang disebut depresi unipolar dan gangguan bipolar atau depresi bipolar adalah dua kondisi berbeda yang perlu ditangani secara berbeda.

Oleh karena itu, penting bagi seseorang untuk mendapatkan diagnosis yang benar agar dapat menerima perawatan yang tepat. Namun, karena kemiripan gejala, kadang sulit membedakan antara kedua kondisi tersebut, dan kesalahan diagnosis dapat terjadi.

Baca juga: Jangan Berasumsi, Ini Cara Diagnosis Gangguan Bipolar

Mengenal Beda Gejala Bipolar dan Depresi

Faktanya, depresi klinis tidak dapat berkembang atau berubah menjadi gangguan bipolar, namun seseorang yang sebelumnya didiagnosis dengan depresi mungkin menemukan bahwa mereka sebenarnya memiliki jenis gangguan bipolar. Penanganan mungkin menjadi lebih sulit saat mendiagnosis gejala baru atau yang tidak terduga, tetapi diagnosis yang akurat diperlukan untuk memastikan kondisi tersebut ditangani dengan benar

Oleh karena itu, kamu harus benar-benar jeli mengenali beda keduanya. Berikut ini akan dijelaskan perbedaan gejala antara bipolar dan depresi:

Gejala Depresi

Meskipun ada berbagai jenis depresi yang memiliki karakteristik unik, berikut ini gejala yang dirasakan oleh sebagian besar pengidap depresi pada satu waktu atau lain waktu, seperti:

  • Merasa sangat sedih, putus asa, atau hampa.
  • Mudah marah, jengkel, atau frustrasi.
  • Tidur terlalu banyak (dikenal sebagai hipersomnia) atau mengalami insomnia.
  • Konsentrasi yang buruk atau kesulitan fokus.
  • Tidak merasa lapar atau makan berlebihan.
  • Kurangnya minat pada hobi, pekerjaan, bersosialisasi.
  • Dorongan seks rendah atau tidak ada.
  • Melukai diri sendiri, pikiran atau upaya bunuh diri.
  • Orang dengan depresi mungkin juga mengalami gangguan kecemasan.

Gejala Bipolar

Sementara itu, gangguan bipolar adalah gangguan mental di mana seseorang mengalami periode depresi yang bergantian dengan gejala yang mirip dengan depresi unipolar dan episode manik. Episode manik ini ditentukan oleh suasana hati yang meningkat dan energi yang tinggi.

Saat berada dalam keadaan manik, seseorang bisa merasa sangat baik. Dibandingkan dengan perasaan depresi, gejala manik mungkin tidak terlalu mengganggu. Episode manik juga bisa jarang terjadi, dengan celah selama beberapa tahun terjadi di antaranya. Gejala yang muncul bisa ringan.

Berikut ini gejala yang akan dialami pengidap bipolar saat dalam episode manik: 

  • Merasa energi meningkat.
  • Euforia, kegembiraan, ide "besar" (kemegahan).
  • Kesulitan fokus, teralihkan, memikirkan banyak hal berbeda.
  • Agresif, mudah marah atau kesal.
  • Kurang tidur tapi tetap berenergi.
  • Peningkatan gairah seks.
  • Delusi, halusinasi (mania parah).

Jadi saat mengalami bipolar, seseorang bisa mengalami gejala depresi dan manik secara bergantian tanpa bisa diprediksi. Pada beberapa kasus, seseorang dengan depresi bipolar mungkin tidak menyebutkan gejala manik ke dokter atau terapis kecuali, atau sampai, gejala tersebut menjadi parah. 

Baca juga: Bagaimana Cara Mendukung Teman yang Mengidap Bipolar?

Bahaya dari Kesalahan Diagnosis Gangguan Bipolar

Salah satu cara utama untuk membedakan gangguan bipolar dari depresi adalah adanya gejala manik. Namun, seseorang dengan bipolar bisa mencari pengobatan untuk gejala depresi lebih dahulu mereka sebelum mereka mengalami episode manik. Bahkan terkadang orang tidak menyadari bahwa mereka pernah mengalami episode manik, terutama episode hipomanik yang lebih halus.

Kesalahan diagnosis ini bisa membawa petaka bagi pengidap bipolar.

Pasalnya, antidepresan, yakni pengobatan pilihan untuk depresi, mungkin tidak berhasil untuk orang dengan gangguan bipolar. Ketika pengidap bipolar mengonsumsi obat antidepresan tertentu, gejalanya bisa menjadi lebih buruk. Suasana hati mereka mungkin menjadi tidak stabil dan frekuensi episode manik meningkat. Jika seorang pasien bipolar belum mengalami episode manik, obat-obatan ini dapat memicu mereka untuk mengalaminya.

Pengidap bipolar tidak membutuhkan antidepresan, dan mereka bisa menjadi lebih baik jika diberikan pengobatan dengan obat penstabil suasana hati, seperti lithium.

Baca juga: Apakah Bipolar Termasuk Gangguan yang Berbahaya?

Jika kamu atau orang terdekatmu ada yang mengalami gangguan kesehatan mental mirip depresi atau bipolar dan kamu masih ingin lebih banyak tahu beda keduanya, kamu bisa tanya pada psikiater di Halodoc.

Psikiater mungkin akan menjelaskan lebih detail lagi beda kedua masalah mental ini sehingga kamu bisa lebih paham penanganan yang tepat untuk orang terdekatmu ini. Jadi tunggu apa lagi, gunakan aplikasi Halodoc sekarang juga!

Referensi:
Healthline. Diakses pada 2021. Everything You Need to Know About Bipolar Disorder.
Mayo Clinic. Diakses pada 2021. Bipolar Disorder.
Very Well Mind. Diakses pada 2021. Can Depression Turn Into Bipolar Disorder?

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan