Benarkah Penanganan Mata Ikan Harus dengan Operasi?

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   18 Agustus 2022
Benarkah Penanganan Mata Ikan Harus dengan Operasi? Benarkah Penanganan Mata Ikan Harus dengan Operasi?

"Punya mata ikan bisa bikin kamu enggak nyaman saat berjalan. Banyak orang yang mengira kalau penyakit ini hanya bisa diatasi dengan operasi, padahal tidak selalu demikian."

Halodoc, Jakarta - Banyak orang terkadang menyamakan mata ikan dengan kutilan atau kapalan. Padahal, ketiga masalah kesehatan tersebut memiliki gejala dan penyebab yang berbeda. Dalam dunia medis, mata ikan juga disebut dengan nama clavus. 

Clavus ini merupakan kondisi penebalan kulit akibat tekanan dan gesekan yang terjadi berulang kali. Dibandingkan dengan kapalan, mata ikan biasanya berbentuk bulat dan berukuran lebih kecil. Mata ikan juga memiliki bagian tengah yang lebih keras yang dikelilingi kulit yang meradang. 

Hal yang mesti dikhawatirkan, penebalan kulit yang berubah menjadi mata ikan bisa menimbulkan rasa nyeri. Lalu, bagian tubuh mana sih yang paling sering terserang mata ikan? Nah, dalam kebanyakan kasus, keluhan yang satu ini umumnya ditemukan di bagian kaki. 

Menyoal jenis kelamin, rasanya kaum hawa mesti harap-harap cemas. Sebab, mata ikan sering menyerang wanita ketimbang pria. Alasannya, wanita sering menggunakan sepatu yang tertutup dengan ukuran yang tidak nyaman. 

Pertanyaannya, bagaimana cara mengatasi mata ikan? Benarkah kasus mata ikan selalu berakhir dengan operasi? Berikut pembahasannya!

Kenali Gejala-Gejalanya

Ketika seseorang terserang penyakit ini, maka kulitnya akan mengalami kelainan seperti pengerasan, penebalan, dan penonjolan pada kulit. Di samping itu, kulit juga dapat menjadi bersisik, kering, atau berminyak, dan timbul rasa nyeri bila ditekan. Lalu, apa bedanya dengan kapalan? Bedanya akan timbul peradangan dan rasa nyeri pada mata ikan

Hindari Penyebab dan Faktor Risikonya

Tekanan dan gesekan di area kulit yang sama berulang kali, merupakan penyebab utama dari mata ikan. Lalu, hal apa saja yang bisa menimbulkan kondisi tersebut? Nah, berikut penjelasannya.

  • Tak menggunakan kaus kaki. Tak memakai kaus kaki yang tak tepat, bisa menyebab gesekan antara kaki dan alas kaki.
  • Sering bermain musik dan tangan. Sering menggunakan alat perkakas atau instrumen musik dengan tangan, juga bisa menimbulkan penebalan pada kulit.
  • Perokok dan yang memakai pemantik api, bisa saja memiliki mata ikan pada kulit jempol tangannya. Penyebabnya gesekan berulang ketika menyalakan pemantik.
  • Penggunaan sepatu yang tak nyaman. Sepatu yang terlampau sempit dan berhak tinggi, bisa menekan beberapa bagian kaki. Sedangkan sepatu yang terlalu longgar, bisa menyebabkan bagian kaki bergesekan berulang kali dengan bagian dalam sepatu.

Mata Ikan Harus Dioperasi, Benarkah? 

Pada dasarnya, cara mengatasi mata ikan bergantung dengan kondisi mata ikan yang dialami oleh pengidapnya. Contohnya, cara paling sederhana bisa dengan menggunakan batu apung dan air hangat.

Metode air hangat dan batu apung ini bertujuan untuk menghilangkan kulit mati pada mata ikan. Caranya dengan merendam kaki di air hangat, lalu gosokkan batu apung yang telah dibasahi ke bagian mata ikan selama 2-3 menit. Nah, pengobatan mandiri tentu berbeda dengan dokter.

Misalnya, bila mata ikan dinilai tidak terlalu parah, dokter bisa melakukan tindakan dengan menipiskan lapisan kulit yang tebal dengan pisau.Tindakan ini bertujuan untuk mengurangi rasa nyeri dan membentuk ulang kulit yang sudah menebal karena gesekan.

Selain itu, cara mengatasi mata ikan juga bisa melalui obat-obatan. Cara yang satu ini biasanya digunakan sebagai bentuk pengobatan awal. Obat ini digunakan untuk menipiskan kulit yang menebal.

Nah, obat-obatan yang diberikan umumnya dalam bentuk salep. Obat-obatan salep ini mengandung asam salisilat untuk melunakkan dan mengangkat kulit yang mati. Hal yang perlu digarisbawahi, mereka yang memiliki mata ikan dan mengidap beberapa penyakit tertentu, sebaiknya menghindari pengunaan asam silat.

Misalnya, pada pengidap diabetes, nerupati perifer, atau penyakit arteri perifer. Sebab asam silisilat ini malah akan merusakan kulit atau bahkan saraf. Oleh karena itu, berdiskusilah terlebih dahulu dengan dokter sebelum menggunakan obat ini.

Selain kedua hal di atas, ada pula tindakan lainnya untuk mengatasi mata ikan, yaitu lewat prosedur operasi. Tindakan operasi ini biasanya akan direkomendasikan dokter untuk memotong atau menghancurkan benjolan dengan menggunakan jarum atau alat lainnya.

Ingat, prosedur operasi ini mungkin saja bisa menyakitkan. Maka dari itu, biasanya dokter akan memberikan anastesi terlebih dahulu. Umumnya, operasi ini akan dilakukan dokter bila perawatan atau pengobatan lain yang telah dicoba gagal.

Kesimpulannya, cara mengatasi mata ikan tak selalu harus dengan operasi. Prosedur medisnya ditentukan oleh dokter. Di sini dokter akan melihat kondisi mata ikan dan kondisi kesehatan yang mungkin saja diidap oleh pasien.

Mau tahu lebih jauh mengenai masalah di atas? Atau memiliki keluhan kesehatan lainnya? Kamu bisa kok bertanya langsung pada dokter melalui aplikasi Halodoc. Lewat fitur Chat dan Voice/Video Call, kamu bisa mengobrol dengan dokter ahli kapan dan di mana saja tanpa perlu ke luar rumah. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play!

Referensi:
US National Library of Medicine National Institutes of Health. Diakses pada 2020. Corns and calluses resulting from mechanical hyperkeratosis. Am Fam Physycian. 65(11), pp. 2277-2280.
NHS Choices UK. Diakses pada 2020. Health A-Z. Corns and Calluses.
Mayo Clinic. Diakses pada 2020. Diseases and Conditions. Corns and Calluses.

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan