Benarkah Penularan HIV Bisa Melalui Facial?

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   05 Desember 2019
Benarkah Penularan HIV Bisa Melalui Facial?Benarkah Penularan HIV Bisa Melalui Facial?

Halodoc, Jakarta - HIV berhubungan dengan virus yang menyebabkan terjadinya berbagai masalah yang berhubungan dengan sistem kekebalan tubuh. Jika tidak segera mendapatkan penanganan, virus HIV yang bersarang pada tubuh akan berkembang lebih serius menjadi AIDS. Sayangnya, memang belum ada penanganan pasti untuk menyembuhkannya, pengobatan hanya bertujuan untuk meringankan gejala dan memperpanjang masa hidup pengidapnya. 

Ada banyak sekali cara penularan penyakit ini. Hubungan intim yang dilakukan pasangan sesama jenis dan penggunaan narkoba melalui jarum suntik secara bergantian akan semakin meningkatkan risiko terjadinya penularan. Namun, hubungan intim melalui vagina yang dilakukan pasangan suami dan istri ternyata memberikan angka penularan yang lebih tinggi, begitu pula dengan hubungan seksual secara oral. 

Lalu, Bagaimana Penularan HIV Melalui Facial?

Kamu harus tahu bahwa sebagian besar kasus HIV tidak memicu terjadinya gejala tertentu. Setelah infeksi pertama terjadi, gejala baru akan muncul setidaknya 10 tahun mendatang. Ini artinya, untuk mengetahui apakah kamu tertular HIV, satu-satunya cara yang bisa kamu lakukan adalah melalui pemeriksaan atau tes HIV. 

Baca juga: Tanpa Gejala Khusus, Ketahui Tanda Awal Penularan HIV

Kamu bisa melakukan pemeriksaan HIV ini di rumah sakit atau laboratorium yang memang memiliki fasilitas atau layanan pemeriksaan untuk mendeteksi adanya HIV. Kalau kamu tidak sempat melakukannya di laboratorium, bisa kok pakai aplikasi Halodoc dengan memilih fitur Cek Lab. Jadi, kamu bisa tetap melakukan pemeriksaan HIV di rumah. 

Lalu, bagaimana dengan penularan melalui facial? Apakah ini bisa terjadi? Ternyata, penularan melalui facial terjadi tidak melalui prosesnya, tetapi melalui peralatan facial yang tidak dibersihkan dengan baik setelah digunakan pada pasien sebelumnya alias tidak berada dalam kondisi steril. Ini sangat mungkin terjadi, meski angka kemungkinannya terbilang kecil. Bagaimana itu bisa terjadi?

Baca juga: Cari Tahu 5 Hal Mengenai HIV AIDS

Dalam kaitannya dengan facial, penularan ini terjadi karena darah dari pasien sebelumnya tertinggal pada alat facial yang digunakan. Darah yang terpapar virus HIV jika terkena paparan sinar matahari langsung dan udara bebas, tidak akan bertahan lama, hanya sekitar tujuh hari. Sementara pada suhu ruangan, virus HIV mampu bertahan hingga 42 hari. Ada kemungkinannya juga darah yang telah terkontaminasi virus tertinggal pada tabung suntikan, bukan pada jarumnya. 

Pencegahan Penularan HIV

Agar terhindar dari penularan virus HIV secara facial, kamu tentu harus pandai memilih klinik kecantikan. Lebih baik pilihlah klinik yang jelas kredibilitasnya, memiliki peraturan atau standar operasional yang memang kredibel. Pastikan jarum suntik yang digunakan masih tersegel dan semuanya dicuci sampai benar-benar steril. 

Lantas, bagaimana jika sudah positif terjangkit HIV? Dokter akan memberikan penanganan berupa obat yang bisa menekan perkembangan virus dan mencegah penularannya pada orang lain. Namun, obat ini harus kamu konsumsi secara teratur dan setiap hari. Jika tidak, virus akan menjadi lebih kebal terhadap obat ini dan komplikasi yang mungkin terjadi akan semakin buruk. 

Baca juga: Harus Tahu, HIV dan AIDS Itu Berbeda

HIV memang masih menjadi salah satu kelainan yang mendapatkan perhatian khusus. Jadi, sudah sebaiknya kamu benar-benar menjaga diri agar tidak tertular virus mematikan ini. Jauhi seks bebas dan narkoba untuk masalah kecantikan, kamu bisa mencari klinik yang lebih berpengalaman meski biaya yang kamu bayarkan tentu tidak sedikit. 

Referensi: 
Allure. Diakses pada 2019. The Vampire Facial May Have Exposed Patients to HIV and Hepatitis B and C in a New Mexico Spa, Says the New Mexico Department of Health. 
New York Post. Diakses pada 2019. Vampire Facial Clients at New Mexico Spa Infected with HIV.
Forbes. Diakses pada 2019. Vampire Facials and 2 HIV Cases: What is the Connection?

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan