Benarkah Plasenta Akreta Hanya Bisa Sembuh dengan Angkat Rahim?

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   27 Maret 2019
Benarkah Plasenta Akreta Hanya Bisa Sembuh dengan Angkat Rahim?Benarkah Plasenta Akreta Hanya Bisa Sembuh dengan Angkat Rahim?

Halodoc, Jakarta - Plasenta yang tadinya dalam posisi normal, akan terlepas dari dinding rahim setelah seorang wanita melahirkan. Pada kasus plasenta akreta, sebagian bahkan seluruh plasenta tetap melekat pada dinding rahim. Jika kondisi ini terjadi saat seorang wanita yang tengah melahirkan, risiko perdarahan yang hebat akan semakin tinggi. Nah, bagaimana cara mengatasi kondisi ini? Apakah benar jika plasenta akreta hanya bisa sembuh dengan prosedur pengangkatan rahim?

Baca juga: Operasi Angkat Rahim untuk Pengobatan Plasenta Akreta

Plasenta Akreta, Salah Satu Masalah Kehamilan yang Serius

Plasenta akreta merupakan kondisi saat pembuluh darah plasenta, atau yang lebih dikenal dengan ari-ari tumbuh terlalu dalam pada dinding rahim. Kondisi ini merupakan salah satu masalah kehamilan serius, karena dapat membahayakan nyawa pengidapnya. Plasenta akreta bisa saja terjadi karena pernah menjalani operasi caesar pada persalinan sebelumnya.

Ini Gejala yang Muncul pada Plasenta Akreta

Kondisi medis yang terbilang berbahaya bagi wanita saat tengah persalinan ini ternyata sering kali tidak menimbulkan tanda dan gejala saat masa kehamilan. Satu-satunya gejala yang tampak adalah perdarahan yang bisa saja terjadi selama trimester ketiga kehamilan.

Penyebab Plasenta Akreta pada Wanita Hamil

Ada beberapa kondisi yang menjadi faktor pemicu terjadinya kondisi ini pada seorang wanita yang tengah mengandung. Beberapa faktor penyebab dari plasenta akreta, antara lain:

  • Wanita yang menjadi perokok aktif meningkatkan risiko masalah pada plasenta.
  • Seringnya seorang wanita menjalani kehamilan dan persalinan. Risiko plasenta akreta akan semakin tinggi setiap kali wanita melahirkan.
  • Pernah menjalani operasi caesar atau pembedahan pada rahim. Prosedur pembedahan yang dimaksud termasuk prosedur pembedahan untuk mengangkat miom pada rahim.
  • Plasenta akreta umum terjadi pada wanita hamil yang berusia di atas 35 tahun.
  • Risiko akan semakin tinggi jika sebagian atau seluruh plasenta menempel pada bagian bawah rahim dan menutup serviks.
  • Mengidap luka pada jaringan rahim atau miom. Miom merupakan pertumbuhan otot halus pada dinding rahim.

Baca juga: Fakta Plasenta Akreta, Penyebab Plasenta Tidak Terlepas Setelah Persalinan

Benarkah Plasenta Akreta Hanya Bisa Sembuh dengan Angkat Rahim?

Ya, memang benar bahwa plasenta akreta hanya bisa sembuh dengan melakukan prosedur angkat rahim atau histerektomi. Namun, prosedur ini hanya bisa dilakukan jika kasus plasenta akreta yang dialami cukup parah. Maka dari itu, perlu untuk melakukan diskusi dengan dokter selama masa kehamilan, jika wanita pengidap kondisi ini masih ingin memiliki keturunan.

Biasanya, ketika plasenta akreta telah terdiagnosis pada masa kehamilan, dokter akan mengamati kondisi perkembangan janin dan merencanakan waktu yang tepat untuk persalinan. Dokter juga akan melakukan berbagai persiapan guna memastikan persalinan berjalan dengan aman dan jika sewaktu-waktu pengidap mengalami kondisi medis darurat saat persalinan.

Apakah Plasenta Akreta Masih Bisa Dicegah?

Kondisi ini tidak dapat dicegah sebelumnya, dan hanya sedikit hal yang bisa dilakukan untuk mengatasi plasenta akreta setelah terdiagnosis. Untuk itu, segera diskusikan dengan dokter jika terjadi perdarahan pada Miss V saat kehamilan memasuki usia trimester ketiga.

Baca juga: Risiko Kehamilan pada Plasenta Akreta yang Perlu Diketahui Ibu

Jika kamu punya pertanyaan seputar masalah pada kehamilan, Halodoc bisa jadi solusinya! Kamu bisa diskusi langsung dengan dokter ahli melalui Chat atau Voice/Video Call. Enggak hanya itu, kamu juga bisa membeli obat yang sedang kamu butuhkan. Tanpa perlu repot, pesanan kamu akan diantar ke tempat tujuan dalam waktu satu jam. Yuk, download aplikasinya di Google Play atau App Store



Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan