Benarkah Puasa adalah Detoksifikasi Paling Baik?

Ditinjau oleh  dr. Verury Verona Handayani   31 Mei 2019
Benarkah Puasa adalah Detoksifikasi Paling Baik?Benarkah Puasa adalah Detoksifikasi Paling Baik?

Halodoc, Jakarta - Apabila dilakukan dengan baik dan benar, sebenarnya berpuasa dapat memberikan banyak manfaat bagi kesehatan tubuh. Namun, puasa harus didukung dengan pola makan sehat dan seimbang. Dengan begitu, tubuh pun akan  menjadi lebih sehat selama bulan Ramadan. Salah satu manfaat dari berpuasa adalah mampu membantu proses detoksifikasi tubuh.

Ketika berpuasa, berbagai jenis racun yang tersimpan dalam lemak akan dikeluarkan oleh tubuh. Setelah berpuasa selama beberapa hari, kadar hormon endorfin akan meningkat. Hormon endorfin berfungsi untuk meningkatkan kesadaran, kekuatan kognitif, dan kesehatan mental.

Tidak sedikit yang mengalaminya, bahwa berpuasa mampu menurunkan berat badan dan kolesterol darah. Selama sekitar 13-14 jam berpuasa, tubuh menggunakan semua glukosa dan mengubah lemak menjadi energi.

Baca juga: Kita Menyikapi Anak yang Malas Puasa

Saat berpuasa, tubuh akan memecah lemak dan karbohidrat lebih banyak dari biasanya. Meski begitu, kamu tetap perlu mengusahakan mencukupi kebutuhan minum 8 gelas per hari, supaya ginjal dan saluran kandung kemih tidak bekerja terlalu keras. Itulah pentingnya mengutamakan minum air putih yang cukup saat sahur dan berbuka. Dengan memahami perubahan tubuh selama puasa, kamu dapat lebih mudah memahami kebutuhan tubuh dan memenuhinya selama bulan Ramadan.

Memperhatikan Asupan Makanan Adalah Kunci

Saat tubuh melakukan detoksifikasi dengan berpuasa, sebaiknya kamu tidak menyibukkan diri dengan berbagai kegiatan yang menyita tenaga dan pikiran, supaya hasilnya maksimal. Namun, jika itu sulit dilakukan, berfokuslah pada pemilihan asupan makanan dan pola makan yang sehat. Selama berpuasa, perbanyak makan sayuran dan buah-buahan sebagai asupan utama, sehingga detoksifikasi akan terjadi secara alami.

Detoksifikasi tidak akan bekerja secara maksimal jika kamu berpuasa dengan melahap makanan yang ada di depan mata. Untuk detoksifikasi, minimal 60 persen asupan makanan kamu adalah sayuran dan buah-buahan. Selain mengurangi daging yang berlemak, makanan yang mengandung bahan pengawet dan karbohidrat yang diproses seperti roti pun sebaiknya dihindari agar proses detoks berjalan baik.

Baca juga: Tips Agar Si Kecil Tetap Fit Saat Puasa

Alasan Puasa Mampu Mendetoksifikasi

Puasa menjadi salah satu hal yang paling dianjurkan oleh pakar kesehatan sebagai proses detoksifikasi. Ketika berpuasa, tentu perut akan berada dalam keadaan kosong. Pencernaan pun tidak akan melakukan pekerjaan pada rentang waktu lebih dari 12 jam. Beberapa organ pencernaan akan mengalami istirahat, di antaranya adalah hati, pankreas, lambung, usus besar, dan usus halus. Ketika berbuka, kelima organ pencernaan ini akan mampu bekerja dengan lebih baik lagi.

Di samping organ-organ yang memiliki waktu beristirahat selama puasa, tubuh menjadi lebih sedikit menyerap radikal bebas. Nah, ternyata dari bermacam makanan yang kamu konsumsi juga mengandung radikal bebas yang cukup berbahaya bagi tubuh. Berkurangnya aktivitas makan selama berpuasa tentu akan menurunkan risiko masuknya radikal bebas ke dalam tubuh.

Baca juga: Tanda-tandanya Anak Mulai Bisa Dilatih Puasa

Cara detox dengan berpuasa bahkan memberikan hasil yang lebih baik jika dibandingkan dengan hanya melakukan diet tertentu. Hal ini disebabkan karena pola makan yang teratur saat puasa membuat proses detoksifikasi dalam tubuh lebih lancar dan optimal.

Kamu juga bisa berdiskusi lebih lanjut dengan dokter melalui aplikasi Halodoc mengenai manfaat puasa bagi kesehatan. Diskusi dengan dokter di Halodoc dapat dilakukan via Chat atau Voice/Video Call kapan dan di mana saja. Saran dokter dapat diterima dengan praktis dengan cara download aplikasi Halodoc di Google Play atau App Store sekarang juga.

 

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan