Benarkah Stres Bisa Sebabkan Takikardia?

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   17 Februari 2019
Benarkah Stres Bisa Sebabkan Takikardia? Benarkah Stres Bisa Sebabkan Takikardia?

Halodoc, Jakarta - Stres adalah kondisi saat seseorang mengalami ketegangan fisik, psikis, emosi, dan mental sehingga dapat memengaruhi kegiatan orang tersebut. Sementara dari sisi psikologis, stres dianggap sebagai gangguan mental yang terjadi pada seseorang akibat adanya tekanan, baik itu tekanan dari luar maupun dalam dirinya sendiri. Apa pun alasannya, kamu tidak boleh membiarkan stres terus menggerogotimu, sebab seperti yang disebutkan sebelumnya kondisi ini memicu munculnya penyakit dalam tubuh.

Salah satu penyakit yang dapat muncul karena stres adalah takikardia. Penyakit takikardia adalah kondisi saat detak jantung seseorang melebihi 100 kali per menit. Dalam keadaan normal, jantung berdetak sebanyak 60 hingga 100 kali per menit.  Tidak hanya karena stres, percepatan detak jantung ini bisa terjadi usai berolahraga, atau respon tubuh terhadap stres, trauma, serta penyakit.

Kerja detak jantung manusia diatur oleh pacu jantung alami yang bernama nodus sinoatrial. Bagian ini terletak di serambi kanan jantung, dan memproduksi sinyal elektrik yang memicu setiap detak jantung. Takikardia bisa terjadi saat muncul gangguan pada sinyal elektrik yang mengatur detak jantung untuk memompa darah. Tidak hanya karena stres, gangguan ini bisa terjadi karena banyak hal seperti anemia, hipertiroidisme, hipertensi, hipotensi, demam, olahraga berat, efek samping obat, kebiasaan merokok, konsumsi kafein, penyalahgunaan NAPZA, alkohol atau karena mengalami ketakutan.

Baca Juga: Ketahui Penanganan Pertama Saat Kena Takikardia

Gejala Takikardia

Pada sebagian kasus, takikardia tidak menimbulkan gejala sama sekali. Umumnya, takikardia menunjukkan beberapa tanda seperti:

  • Sensasi dada berdebar-debar.

  • Nyeri di area dada.

  • Sesak napas.

  • Pusing.

  • Penurunan kesadaran.

  • Tubuh terasa lemas.

  • Pingsan.

Pengobatan Takikardia

Takikardia atau gangguan irama jantung ini tidak selalu membutuhkan pengobatan, namun hal ini tergantung pada penyebabnya. Jika penyebabnya adalah stres, maka pengidap perlu melakukan perubahan gaya hidup untuk mengurangi stres tersebut. Jika penyebabnya adalah kondisi medis, maka pengidap diberikan pengobatan sesuai penyebab yang mendasarinya.

Bagi pengidap takikardia supraventrikular, dokter menganjurkan untuk mengurangi konsumsi alkohol atau kafein, cukup beristirahat, sera menghentikan kebiasaan merokok.

Bagi pengidap takikardia yang disertai dengan gangguan irama jantung diperlukan penanganan untuk memperlambat detak jantung seperti:

  • Manuver vagal. Dokter melakukan manuver ini dengan menekan daerah leher. Penekanan ini mempengaruhi saraf vagus, yang membantu memperlambat detak jantung.

  • Pemberian obat. Dokter memberi obat antiaritmia, seperti antagonis kalsium atau penghambat beta, untuk menormalkan kembali detak jantung. Selain itu, dokter dapat meresepkan obat pengencer darah, sebab pengidap takikardia berisiko tinggi mengalami penggumpalan darah.

  • Kardioversi. Dalam prosedur ini, sengatan listrik dikirimkan ke jantung. Aliran listrik berpengaruh pada impuls listrik pada jantung dan menormalkan kembali irama detak jantung.

  • Ablasi. Pada prosedur ini menggunakan media selang kecil atau kateter yang dimasukkan melalui pangkal paha, lengan, atau leher. Kateter diarahkan ke jantung, dan mengeluarkan energi radio frekuensi atau pembekuan untuk menghancurkan jalur listrik yang tidak normal.

  • Pemasangan alat pacu jantung. Alat pacu jantung berukuran kecil ditanam di bawah kulit. Alat ini memancarkan gelombang elektrik yang membantu detak jantung menjadi normal.

  • Implantable cardioverter (ICD). Alat ini dipasang ketika episode takikardia yang dialami berisiko henti jantung dan mengancam nyawa. Alat ini dipasang di bagian dada dan bertugas memonitor detak jantung, kemudian mengirimkan gelombang listrik bila diperlukan.

  • Pembedahan. Pembedahan jantung diperlukan untuk menghilangkan jalur listrik tidak normal yang memicu takikardia.

Baca Juga: Gejala Serangan Jantung pada Pria dan Wanita, Apa Bedanya?

Punya keluhan seputar kesehatan jantung atau masalah lainnya? Kamu bisa lho bertanya kepada dokter melalui aplikasi Halodoc. Lewat fitur Chat dan Voice/Video Call, kamu bisa mengobrol dengan dokter ahli tanpa perlu ke luar rumah. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play!

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan