Benarkah Terlalu Jatuh Cinta Sebabkan Gangguan Mental?

3 menit
Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   04 Juli 2022

“Jatuh cinta dapat bermanifestasi dengan cara yang tidak sehat, sehingga dapat membuat seseorang bertindak dengan cara yang aneh. Kondisi ini pada akhirnya dapat berujung pada sebuah kondisi, yaitu cinta obsesif.”

Benarkah Terlalu Jatuh Cinta Sebabkan Gangguan Mental?Benarkah Terlalu Jatuh Cinta Sebabkan Gangguan Mental?

Halodoc, Jakarta – Jatuh cinta memang menyenangkan dan dapat memicu euforia tersendiri bagi seseorang. Namun, hal ini juga dapat memicu kehancuran besar ketika orang lain tidak membalas rasa atau usaha yang diutarakan. Apalagi jika orang yang mengutarakan sudah terlalu jatuh cinta.

Nah, banyak orang mengatakan kalau terlalu jatuh cinta dapat menyebabkan gangguan kesehatan mental. Namun, benarkah demikian? Yuk, ketahui penjelasannya di sini!

Terlalu Jatuh Cinta Sebabkan Gangguan Mental

Jatuh cinta dapat bermanifestasi dengan cara yang tidak sehat. Hal ini dapat membuat orang bertindak dengan cara yang aneh dan tidak rasional sehingga merugikan diri sendiri dan orang yang dicintai. Apalagi, bagi orang-orang yang telah merasakan sakitnya patah hati.

Kondisi ini pada akhirnya dapat berujung pada sebuah kondisi, yaitu cinta obsesif. Kondisi tersebut digambarkan ketika seseorang malah akan fokus kepada pasangannya sebagai objek kepemilikan.

Alih-alih mencintai pasangannya, seseorang yang mengalami cinta obsesif malah akan mencintai pasangannya untuk kebutuhan diri mereka sendiri. Sebab, cinta obsesif ini membawa emosi lebih jauh, sehingga menyebabkan seseorang jadi terpaku pada pasangan yang dicintai. Hal ini membuat pasangannya seolah-olah merupakan objek yang dimiliki.

Kendati demikian, masih banyak perdebatan yang timbul terkait kondisi cinta obsesif ini. Sebab, para ahli tidak secara luas mengakui cinta obsesif sebagai kondisi kesehatan mental. Alhasil, sulit untuk mengetahui penyebab gangguan cinta obsesif. 

Meski begitu cinta obsesif dapat menjadi tanda terkait kondisi kesehatan mental lainnya. Misalnya seperti erotomania, yaitu gangguan yang membuat seseorang percaya atau sangat yakin bahwa ada orang yang sedang jatuh cinta kepadanya. Padahal, hal tersebut tidak benar.

Di sisi lain, perlu diingat bahwa segala sesuatu yang berlebihan tentunya tidak baik, terutama jika sudah menyangkut percintaan. 

Pernah mendegar zat dalam tubuh bernama feromon yang produksinya meningkat saat jatuh cinta? Baca selengkapnya di artikel ini: “Ini 7 Fakta Menarik Seputar Feromon saat Jatuh Cinta“.

Kenali Tanda-Tandanya

Meskipun tidak diklasifikasikan sebagai kondisi kesehatan mental, gangguan cinta obsesif memiliki karakteristik khusus yang dapat membantu kamu mengidentifikasi gangguan tersebut. 

Tanda-tanda gangguan cinta obsesif bervariasi dari satu orang ke orang lainnya. Selain itu, kondisinya dapat terlihat sangat berbeda pada tiap orang yang memilikinya. Namun, ada beberapa tanda umum dari cinta obsesif yang perlu diketahui, antara lain:

  • Kebutuhan konstan untuk validasi dari orang yang  dicintai. 
  • Obsesi tetap berhubungan dengan subjek kasih sayang.
  • Mengabaikan batas-batas pribadi subjek kasih sayang.
  • Berperilaku dengan cara yang mengendalikan dengan orang yang dicintai.
  • Merasa sangat cemburu pada hubungan lain yang mungkin dimiliki orang yang dicintai dengan orang lain.
  • Merasa terlalu protektif terhadap orang yang kamu cintai.
  • Menjadi begitu kewalahan dengan emosi tentang seseorang sehingga mengganggu fungsi sehari-hari.
  • Perasaan rendah diri, terutama ketika sepertinya cintamu tidak terbalas.
  • Penolakan untuk terlibat dalam kegiatan sosial yang tidak melibatkan subjek kasih sayang.
  • Merasa sangat posesif terhadap waktu, ruang, dan perhatian orang lain.
  • Merasa perlu untuk mengontrol tindakan dan perilaku orang yang seharusnya dicintai.
  • Mengalami kecemasan atas hubungan dengan orang yang dicintai.

Itulah penjelasan terkait pertanyaan kalau terlalu jatuh cinta dapat menyebabkan gangguan mental. Perlu diingat bahwa segala sesuatu yang berlebihan tentunya tidak baik. Apalagi jika sudah menyangkut masalah percintaan. 

Sebab, terlalu jatuh cinta atau terlalu sayang, dapat menjadi tanda bahwa seseorang mengalami gangguan cinta obsesif. Rasa cinta yang murni tentu akan membuatmu mendukung dan membahagiakan pasanganmu untuk memberikan yang terbaik. Bukan malah mengatur kehidupannya atau merasa memiliki hak kepemilikan atas kehidupan pasanganmu.

Oleh karena itu, pastikan untuk segera memeriksakan diri ke psikolog apabila kamu merasakan beberapa gejala dari cinta obsesif tersebut. 

Nah, melalui aplikasi Halodoc, kamu bisa membuat janji rumah sakit untuk memeriksakan kondisimu dengan psikolog terpercaya pilihanmu. Tentunya tanpa perlu menunggu atau mengantre berlama-lama. Jadi, tunggu apa lagi? Yuk, download Halodoc sekarang juga!

Referensi: 

Medical News Today. Diakses pada 2022. Obsessive love: What to know. 
Very well mind. Diakses pada 2022. What Is Obsessive Love Disorder?

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan