Benarkah Tidur dengan Kipas Angin Menyala Bisa Sebabkan Rhinitis Alergi?

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   17 Maret 2019
Benarkah Tidur dengan Kipas Angin Menyala Bisa Sebabkan Rhinitis Alergi?Benarkah Tidur dengan Kipas Angin Menyala Bisa Sebabkan Rhinitis Alergi?

Halodoc, Jakarta - Keberadaan kipas angin menjadi penolong di kala udara sedang sangat panas. Pasalnya, kipas angin membantu mengalirkan udara di dalam ruangan, menggantikan udara panas dengan udara baru yang lebih dingin dan sejuk. Tidak hanya itu, kipas angin membantu meningkatkan kualitas tidur karena suara derunya yang terdengar sangat “khas”.

Namun, kipas angin tidak selalu menimbulkan efek baik untuk semua orang. Beberapa orang dengan kondisi kesehatan tertentu tidak dianjurkan untuk tidur dengan paparan kipas angin. Pasalnya, salah satu dampak negatif yang bisa ditimbulkan dari paparan kipas angin berkelanjutan adalah rhinitis alergi. Benarkah demikian?

Kipas Angin Menyala Berkelanjutan Bisa Perburuk Alergi dan Asma

Faktanya, membiarkan kipas angin menyala ketika kamu tidur dapat membuat kondisi alergi dan asma menjadi lebih parah. Hal ini berasal dari debu dan kotoran penyebab alergi dari kipas angin yang tidak dibersihkan.

Kamu perlu tahu, kipas yang berputar turut serta menyedot debu dan mengumpulnya pada bagian baling-baling. Semakin lama, bagian depan dan belakang dari kipas angin semakin kotor karena debu yang terakumulasi. Pada pengidap alergi, termasuk rhinitis alergi, kondisi ini membuat keadaan tubuh menjadi lebih buruk.

Baca juga: Benarkah Rhinitis Alergi Bisa Berujung Sinusitis?

Kipas angin yang tidak dibersihkan secara teratur mengumpulkan spora, jamur, dan debu, lalu menyebarkannya kembali ke seluruh ruangan. Jika kamu menggunakannya di kamar tidur, maka udara di ruangan tersebut tidak baik untuk kamu, karena semua polutan tadi masuk kembali ke paru-paru.

Kipas Angin Juga Tidak Baik untuk Pengidap Sinus

Sementara itu, kipas angin belum tentu menjadi penyebab utama terjadinya sinus. Namun, dalam beberapa kasus, benda ini memicu reaksi tertentu yang memicu dampak negatif pada sinus. Udara kering yang menyebabkan pengeringan pada saluran hidung menjadi masalah utama. Akibatnya, selaput lendir menjadi kering, teriritasi, dan tidak mampu melakukan tugasnya dengan baik.

Dengan tidak adanya lendir pelindung yang memadai, silia menjadi kesulitan untuk menyaring partikel seperti debu, alergen, bakteri, dan virus dari hidung, membuat kamu rentan terhadap mikroorganisme yang menyebabkan penyakit sinusitis.

Baca juga: Kenali Perbedaan Rhinitis Alergi dan Sinusitis

Siapa Saja yang Boleh dan Tidak Boleh Tidur dengan Kipas Angin Menyala?

Kamu boleh tidur dengan kipas angin menyala, jika:

  • Kamu mudah berkeringat dan hal itu membuat kamu mengalami kesulitan tidur.

  • Kamu sangat sensitif pada suara yang mengganggu tidurmu. Suara kipas angin yang khas mungkin bisa membantu kamu mengurangi gangguan tersebut.

  • Kamu memiliki klaustrofobia atau ketakutan yang tidak rasional ketika tidur sendiri di kamar.

Tetapi, hindari penggunaan kipas angin sepanjang malam atau jangan gunakan sama sekali, jika:

  • Kamu adalah pengidap asma.

  • Kamu memiliki kondisi mata yang mudah kering atau alergi mata.

  • Kamu memiliki riwayat alergi kulit.

  • Kamu merasa sensitif terhadap alergen yang bisa memicu terjadinya rhinitis alergi.

Baca juga: Waspada Komplikasi Rhinitis Bila Tak Segera Ditangani

Memang, kipas angin selalu memiliki baik dan buruknya. Namun, jika kamu termasuk dalam golongan yang tidak boleh memakainya tetapi sangat membutuhkannya, sebisa mungkin lakukan pembersihan benda tersebut secara berkala. Ada baiknya pula kamu bertanya pada dokter bagaimana tindakan yang tepat melalui aplikasi Halodoc. Jadi, download aplikasi Halodoc sekarang!

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan