Berintensitas Tinggi, Apakah Olahraga Crossfit Aman untuk Jantung?

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   19 Februari 2020
Berintensitas Tinggi, Apakah Olahraga Crossfit Aman untuk Jantung?Berintensitas Tinggi, Apakah Olahraga Crossfit Aman untuk Jantung?

Halodoc, Jakarta – Akhir-akhir ini, olahraga crossfit sedang ramai diperbincangkan di berbagai jagat media. Crossfit adalah program latihan yang menggabungkan dua unsur sistem aerobik dan anaerobik. Latihan ini berfokus pada perpaduan latihan interval intensitas tinggi, angkat beban, senam, dan disiplin lainnya dalam satu kali latihan. Program latihan ini dinilai efektif untuk menjaga kebugaran tubuh dan menurunkan berat badan.

Bukan hanya itu saja, crossfit diketahui memberikan efek dapat mental dan emosional yang positif. Mengingat ini adalah olahraga intensitas tinggi, crossfit mengajarkan seseorang bahwa mereka lebih mampu dari yang dipikirkan. Melansir dari Health, tim fisiologis olahraga dari University of Wisconsin-La Crosse menemukan bahwa wanita yang melakukan dua latihan crossfit yang berbeda membakar lebih dari 12 kalori per menit dan mempertahankan detak jantung yang meningkat selama seluruh sesi. Olahraga ini memang efektif membakar kalori, namun apakah crossfit aman untuk jantung?

Baca Juga: Dosis Olahraga yang Dianjurkan agar Tetap Sehat

Apakah Olahraga Crossfit Aman untuk Jantung?

Olahraga tentu diperlukan untuk menjaga kebugaran tubuh. Melalui olahraga, tubuh memompa darah lebih efektif, sehingga mampu menjaga jantung tetap sehat dan menangkal penyakit kronis lainnya seperti diabetes dan kanker. Centers for Disease Control merekomendasikan, berolahraga selama sekitar 150 menit latihan moderat atau 75 menit latihan intensif setiap minggu. 

Olahraga yang begitu keras dan terlalu sering tetap tidak dianjurkan. Berolahraga tiga kali lebih banyak dari jumlah yang disarankan pada orang normal atau non atlet diketahui dapat menyebabkan penumpukan plak kalsium di arteri. Penumpukan plak tersebut dapat menyebabkan masalah jantung dalam jangka panjang, menurut penelitian dari University of Illinois di Chicago.

Baca Juga: Olahraga Pagi atau Malam, Mana yang Lebih Baik?

Studi yang diterbitkan dalam jurnal Mayo Clinic Proceedings mengungkapkan, para peneliti menyelidiki kebiasaan olahraga lebih dari 3.000 orang kulit hitam dan kulit putih di atas 25 tahun yang bergabung dalam survei Pengembangan Risiko Arteri Koroner pada Dewasa Muda pada tahun 1985, dan membandingkan data olahraga tersebut dengan tingkat CAC (ukuran penumpukan kalsium pada dinding arteri) seseorang selama waktu tersebut. Coronary artery calcium score atau (CAC/CACS) berfungsi memprediksi kejadian penyakit jantung seperti penyakit jantung koroner atau gagal jantung.

Hasil studi tersebut, seseorang yang terlalu sering berolahraga atau menjalani latihan berintensitas tinggi lebih mungkin mengalami CAC lebih tinggi dan meningkatkan risiko penumpukan plak. Tingkat latihan yang tinggi dari waktu ke waktu dapat menyebabkan peningkatan yang berujung pada CAC yang lebih tinggi. Penumpukan plak ini mungkin jenis yang lebih stabil, tetapi tetap punya kemungkinan untuk pecah sehingga menyebabkan sumbatan pembuluh darah dan serangan jantung

Baca Juga: Waspada, Cedera Olahraga Dapat Sebabkan Pneumotoraks

Melihat dari berbagai penelitian di atas, bukan tidak mungkin latihan crossfit yang berlebihan meningkatkan risiko penyakit jantung apabila tidak dilakukan dengan tepat dan tidak dibarengi dengan gaya hidup sehat, seperti konsumsi makanan sehat dan mendapat waktu tidur yang cukup. Kalau kamu ingin tahu lebih mendalam mengenai olahraga crossfit, kamu bisa mendiskusikannya bersama dokter Halodoc. Lewat aplikasi, kamu dapat menghubungi dokter kapan saja dan di mana saja via Chat, dan Voice/Video Call.

Referensi :
Health. Diakses pada 2020. What Exactly Is CrossFit—and Is It Actually Good for You?.
Centers for Disease and Prevention. Diakses pada 2020. How much physical activity do adults need?.
Mayo Clinic Proceedings. Diakses pada 2020. 25-Year Physical Activity Trajectories and Development of Subclinical Coronary Artery Disease as Measured by Coronary Artery Calcium: The Coronary Artery Risk Development in Young Adults (CARDIA) Study.
UIC Today. Diakses pada 2020. Physically active white men at high risk for plaque buildup in arteries.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan