Bersihin Telinga Pakai Cotton Bud, Benarkah Gendang Telinga Bisa Pecah?

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   21 Maret 2019
Bersihin Telinga Pakai Cotton Bud, Benarkah Gendang Telinga Bisa Pecah?Bersihin Telinga Pakai Cotton Bud, Benarkah Gendang Telinga Bisa Pecah?

Halodoc, Jakarta – Kotoran telinga (serumen) seharusnya ada di telinga untuk menjaga telinga tetap sehat dengan menjebak debu dan kotoran, sehingga mereka tidak merambat lebih dalam ke telinga. Lapisan lilin pada kulit saluran telinga yang halus juga membantu melindungi bagian dalam telinga. Sebenarnya bagian dalam telinga tidak perlu dibersihkan karena kotoran telinga adalah pembersihnya.

Tubuh sudah memiliki cara untuk menangani kotoran telinga yang tidak lagi dibutuhkan. Mengunyah, gerakan rahang lainnya, dan kulit yang tumbuh di dalam telinga akan mendorong kotoran telinga lama keluar secara alami. Tapi, menggunakan cotton bud dapat mendorong lilin lebih dalam ke saluran telinga yang juga dapat merusak kulit saluran telinga sensitif atau gendang telinga.

Baca juga: 5 Hal yang Bisa Menyebabkan Gendang Telinga Pecah

Penumpukan kotoran telinga sangat tidak umum terjadi. Menurut American Academy of Otolaryngology, hanya 1 dari 10 anak dan 1 dari 20 orang dewasa yang memiliki masalah ini. Beberapa orang mungkin lebih rentan terhadap penumpukan kotoran telinga. Sekitar 3 dari 10 orang dewasa dan lanjut usia dengan kelainan perkembangan mungkin memiliki lebih banyak masalah dengan kotoran telinga.

Tanda terlalu banyak kotoran telinga, sehingga menghalangi saluran telinga yang perlu diperhatikan, meliputi:

  1. Nyeri atau gatal

  2. Perasaan bahwa telinga penuh

  3. Dering di telinga (tinnitus)

  4. Kehilangan pendengaran (atau perubahan dalam seberapa baik alat bantu dengar bekerja, bagi mereka yang menggunakannya)

  5. Aroma bau yang tercium dari telinga

Untuk anak-anak dari bayi hingga lima tahun, instrumen asing yang masuk ke telinga adalah penyebab 86 persen dari cedera dan untuk anak usia 6 hingga 12 tahun, itu adalah 66 persen. Di antara orang dewasa berusia 37 hingga 54 tahun, menempelkan benda asing di telinga menyebabkan 53 persen perforasi dan untuk mereka yang 55 tahun atau lebih menyebabkan cedera sebesar 67 persen.

Baca juga: Apa yang Terjadi Saat Gendang Telinga Pecah?

Selain cotton bud, benda-benda lain, termasuk jepit rambut, mainan, sisir, pensil, sedotan, tusuk gigi, dan tongkat lollipop adalah penyebab lain gangguan pada gendang telinga.

Aktivitas air, seperti ski air dan menyelam, juga merupakan penyebab penting cedera, terutama di kalangan remaja dan anak berusia 19 hingga 36 tahun. Kotoran telinga dibuat di sepertiga bagian luar saluran telinga dan larut dalam air. Karena itu, setelah mandi, kebanyakan orang bisa menyekanya tanpa harus memasukkan cotton bud.

Telinga memiliki mekanisme pembersihan sendiri. Ini berarti bahwa kulit mati dari saluran telinga bersama dengan kotoran telinga secara bertahap bergerak keluar dan keluar dari telinga mereka sendiri. Karena itu, menggunakan cotton bud atau benda apapun hampir tidak pernah diperlukan dan hanya akan dorong lilin lebih dalam ke dalam saluran daripada mengeluarkan lilin.

Baca juga: Volume Suara yang Merusak Pendengaran

Menggunakan cotton bud di saluran telinga juga merupakan penyebab utama infeksi saluran telinga karena dapat menggaruk kulit saluran telinga dan memungkinkan bakteri masuk ke dalam kulit yang menyebabkan infeksi saluran telinga (otitis externa).

Kalau ingin mengetahui lebih banyak mengenai hubungan cotton bud dan kerusakan pada gendang telinga, bisa tanyakan langsung ke Halodoc. Dokter-dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik untukmu. Caranya, cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Contact Doctor, kamu bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat.

 

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan