Biasa Sarapan Siang, Baik untuk Kesehatan?

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   16 Oktober 2018
Biasa Sarapan Siang, Baik untuk Kesehatan?Biasa Sarapan Siang, Baik untuk Kesehatan?

Halodoc, Jakarta - Berbagai penelitian telah mengungkapkan bahwa sarapan merupakan hal yang penting untuk dilakukan sebelum beraktivitas pada pagi hari. Nah, apakah kamu termasuk yang tidak pernah mengawali hari tanpa sarapan, atau justru lebih suka sarapan menjelang siang? Nah, kebiasaan sarapan siang itu sebenarnya baik tidak sih untuk kesehatan?

Menengok budaya Barat, yang beberapa tahun belakangan cukup menjadi tren di Indonesia, kebiasaan sarapan siang ini lebih dikenal dengan sebutan ‘brunch’. Secara etimologi, sebutan brunch diperoleh dari gabungan kata ‘breakfast’ (sarapan) dan ‘lunch’ (makan siang). Dinamakan demikian karena brunch biasanya dilakukan pada jam-jam ‘tanggung’, antara waktu sarapan dan makan siang, yaitu sekitar pukul 9-11 pagi. Itulah mengapa brunch juga sering disebut sebagai sarapan yang terlampau siang.

Lantas dari segi kesehatan, kebiasaan brunch atau sarapan siang ini baik tidak sih? Mansi Belani, pakar gizi dari Evolve Medspa, Mumbai, dalam Indian Times mengungkapkan bahwa sarapan siang bukanlah merupakan hal yang baik untuk dijadikan sebagai rutinitas. Alasannya, biasanya orang akan cenderung mengonsumsi makanan yang berlebih saat sarapan terlalu siang.

Hal ini dikarenakan perut sudah terlalu lama kosong, sejak bangun tidur, sehingga secara psikologis, seseorang akan menjadi lapar mata dan kalap. Selain itu, jeda waktu yang cukup lama antara bangun tidur dan sarapan yang terlalu siang, dapat memicu penumpukan lemak dalam tubuh.

Lebih lanjut, jika kebiasaan sarapan siang juga dapat memiliki dampak buruk lain bagi tubuh, sebagai berikut:

1. Menurunnya Kemampuan Kognitif

Otak memerlukan asupan glukosa di pagi hari sebelum memulai aktivitas, yang tidak didapatkan ketika sedang tidur. Itulah mengapa kebiasaan melewatkan sarapan atau sarapan terlampau siang, secara perlahan dapat membuat turunnya kemampuan kognitif.

Hal ini pun diteliti oleh para peneliti dari Centers for Disease Control terhadap program sarapan sekolah. Mereka menemukan bahwa anak yang tidak sarapan atau terbiasa sarapan siang akan lebih sulit menerima pelajaran, menurunnya daya ingat, dan kurang mampu memecahkan masalah.

Sementara itu, mereka yang terbiasa sarapan pada pagi hari, cenderung memiliki nilai akademik yang lebih bagus, karena mereka mampu memahami dan mengingat pelajaran dengan lebih baik. Hal ini juga ternyata berlaku pada orang dewasa yang bekerja di kantor. Mereka yang sering menunda sarapan pagi akan lebih sulit untuk fokus dan teliti dalam melakukan pekerjaannya.

2. Memiliki Mood yang Buruk

Mood yang memburuk merupakan efek yang biasanya langsung dirasakan ketika menunda waktu sarapan. Hal ini disebabkan oleh adanya penurunan gula darah dalam tubuh, yang menyebabkan insulin dalam tubuh bekerja dengan keras untuk menghasilkan energi. Akibatnya, suasana hati pun menjadi buruk. Hal ini pun diperkuat oleh studi dari BBC News World Edition pada 2002, yang menemukan fakta bahwa 26 persen orang memiliki suasana hati yang lebih baik setelah rutin sarapan pagi.

3. Memiliki Risiko Gangguan Jantung

Sarapan yang terlalu siang dapat membuat tubuh dipaksa untuk berpuasa melebihi kemampuan normal. Leah Cahill dari Harvard School of Public Health pun menemukan bahwa kebiasaan ini dapat membuat risiko gangguan jantung meningkat. Sarapan siang dapat mengganggu tekanan darah, insulin, hingga kolesterol, yang akhirnya mengganggu kesehatan jantung, karena tubuh berusaha keras untuk beradaptasi tanpa makanan lebih lama.

Itulah sedikit penjelasan mengenai efek dari kebiasaan sarapan terlalu siang. Untuk menjaga tubuh tetap bugar, cobalah untuk selalu menyempatkan sarapan di pagi hari, dengan menu yang tinggi protein dan serat. Jika kamu mengalami masalah kesehatan, jangan ragu untuk menggunakan fitur Contact Doctor pada aplikasi Halodoc. Diskusi pun dapat dilakukan lewat Chat atau Voice/Video Call. Dapatkan juga kemudahan membeli obat secara online, kapan dan di mana saja, hanya dengan men-download aplikasi Halodoc di Apps Store atau Google Play Store.

Baca juga:

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan