Bisa Fatal, Kenali Komplikasi Akibat Hemofilia

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   06 Desember 2018
Bisa Fatal, Kenali Komplikasi Akibat HemofiliaBisa Fatal, Kenali Komplikasi Akibat Hemofilia

Halodoc, Jakarta - Pendarahan pada tubuh bisa terjadi karena terdapat luka atau cedera yang menyebabkan darah keluar dari tubuh. Hal ini bisa terjadi karena luka gores, tertusuk, tersayat, atau luka lain. Pada orang yang sehat, luka kecil biasanya dapat sembuh sendiri karena protein tertentu dalam darah dapat membekukan darah tersebut sehingga darah berhenti keluar dari luka. Namun, terdapat kelainan pada darah yang menyebabkan darah sulit membeku karena protein yang bertugas membekukan darah tersebut kurang. Akibatnya perdarahan berlangsung lebih lama saat tubuh mengalami luka. Kelainan semacam ini disebut hemofilia, dan komplikasi hemofilia terjadi apabila tidak segera dilakukan penanganan yang tepat.

Komplikasi Hemofilia

Seperti yang disebutkan sebelumnya, hemofilia adalah kondisi yang cukup berbahaya. Oleh sebab itu, ini risiko komplikasi hemofilia yang dapat terjadi jika tidak melakukan penanganan yang tepat:

  • Hematuria. Ini merupakan kondisi saat ditemukannya darah dalam urine. Darah tersebut bisa dalam jumlah yang lebih banyak sehingga membuat urine berubah warna atau darah yang berbentuk mikroskopis. Mereka yang mengalami hal ini merasakan nyeri pada bagian perut bawah, namun dengan penanganan yang tepat, kondisi ini tidak membahayakan.

  • Perdarahan pada sistem pencernaan. Tidak hanya terjadi pada urine, darah dapat ditemukan bersamaan dengan feses atau muntahan. Darah tersebut terlihat agak gelap seperti menghitam atau merah gelap.

  • Anemia. Jika perdarahan terus terjadi, bukan tidak mungkin seseorang akan mengalami anemia atau berkurangnya sel darah merah dari kadar normal. Gejala yang akan dirasakan seperti kelelahan, badan terasa lemas, dan kepala terasa sakit.

  • Perdarahan Internal. Komplikasi hemofilia lainnya adalah perdarahan internal mendalam dapat terjadi di dalam otot sehingga menyebabkan pembengkakan dan menekan saraf. Akibatnya penderita akan mengalami mati rasa. Namun hal yang membahayakan terjadi jika perdarahan tersebut terjadi pada area otak. Jika hal ini terjadi dan tidak segera dilakukan penanganan yang tepat maka bisa menyebabkan kematian.

  • Kerusakan sendi. Pendarahan internal dapat menekan area sendi pengidapnya. Jika hal ini terjadi, maka akan muncul rasa sakit yang parah. Jika terus dibiarkan tanpa penanganan yang tepat maka dapat menyebabkan radang sendi atau perusakan sendi.

  • Reaksi negatif terhadap pengobatan. Pada beberapa orang dengan mengidap hemofilia, sistem kekebalan tubuh memiliki reaksi negatif terhadap faktor pembekuan yang digunakan untuk mengobati perdarahan. Ketika hal ini terjadi, sistem kekebalan tubuh dapat mengembangkan protein (inhibitor) yang menonaktifkan faktor pembekuan. Akibatnya pengobatan menjadi kurang efektif.

  • Infeksi. Faktanya, pengidap hemofilia lebih sering melakukan transfusi darah. Nah, akibat terlalu sering melakukannya, maka hal ini dapat meningkatkan risiko mereka menerima produk darah yang telah terkontaminasi oleh bakteri atau virus sehingga menyebabkan infeksi penyakit lain. Oleh sebab itu, proses transfusi darah harus dilakukan dengan steril. Namun kamu tidak perlu khawatir karena sejak pertengahan tahun 1980-an, transfusi darah menjadi lebih aman. Skrining atau pengecekan darah yang disumbangkan sudah teruji bebas dari virus hepatitis dan HIV.

Jika kamu ingin mengetahui informasi lain mengenai hemofilia atau  komplikasi hemofilia yang mungkin terjadi, gunakanlah aplikasi Halodoc yang bisa kamu download di App Store maupun Play Store untuk menanyakannya kepada dokter terpercaya. Kamu dapat menggunakan fitur Call, Chat, atau Video Call untuk berdiskusi dan minta saran kesehatan dari dokter Halodoc mengenai kondisi kesehatan yang sedang kamu alami.

Baca juga:

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan