Bisakah Kusta Dicegah dengan Gaya Hidup Sehat?

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   26 Januari 2021
Bisakah Kusta Dicegah dengan Gaya Hidup Sehat?Bisakah Kusta Dicegah dengan Gaya Hidup Sehat?

Halodoc, Jakarta - Mau tahu berapa banyaknya angka kenaikan kasus kusta secara global? Menurut catatan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), terdapat 208.619 kasus kusta baru yang terdaftar secara global pada tahun 2018. Penyakit kusta adalah penyakit menular yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium leprae

Bakteri jahat ini berkembang biak dengan lambat dan masa inkubasi penyakit rata-rata sekitar lima tahun. Namun, gejala kusta bisa muncul dalam satu tahun, tetapi dalam beberapa kasus gejalanya juga dapat muncul hingga 20 tahun atau bahkan lebih.

Kusta adalah penyakit yang menyerang kulit, saraf tepi, mukosa saluran pernapasan bagian atas, dan mata. Pertanyaannya, bagaimana cara mencegah penyakit kusta? Bisakah penyakit ini dicegah dengan gaya hidup sehat? 

Baca juga: Jangan Diabaikan, Ini Akibat Kusta yang Tidak Diobati

Pencegahan Penyakit Kusta

Berbicara cara mencegah penyakit kusta bukan hal yang “menggembirakan”. Pasalnya, hingga saat ini belum ada vaksin untuk mencegah penyakit kusta. Gaya hidup yang sehat, seperti pola makan bergizi seimbang atau rutin berolahraga, tidak menjadi jaminan tubuh akan kebal dari bakteri penyebab kusta. Namun, menerapkan gaya hidup yang sehat memperkuat sistem kekebalan tubuh sehingga diharapkan lebih kuat untuk mencegah terinfeksi bakteri ini. 

Menurut WHO dalam “Guidelines for the Diagnosis, Treatment and Prevention of Leprosy” ada dua cara mencegah penyakit kusta yang kini masih dikembangkan. Salah satunya melalui chemoprophylaxis (pemberian obat untuk tujuan mencegah penyakit atau infeksi) seperti SDR (single-dose rifampicin). 

Selain chemoprophylaxis, ada pula uji coba vaksin seperti LepVax, vaksin subunit baru yang saat ini dalam studi tahap 1a (phase 1a studies). Di samping itu, Guideline Development Group juga merekomendasikan agar setiap vaksin tuberkulosis (TB) baru dievaluasi untuk pencegahan penyakit mikrobakteri lain seperti kusta dan Buruli ulcer (tukak Buruli).

Selain beberapa hal di atas, cara terbaik mencegah penyebaran kusta adalah diagnosis dan pengobatan dini pada orang yang terinfeksi. Contohnya, pada kasus kontak rumah tangga, pemeriksaan langsung dan tahunan direkomendasikan setidaknya lima tahun setelah kontak terakhir dengan orang yang terinfeksi.

Kesimpulannya, hingga kini belum ada cara pasti untuk mencegah penyakit kusta. Namun, diagnosis dini dan pengobatan yang tepat adalah cara terbaik untuk mencegah komplikasi sekaligus penularan yang lebih luas. 

Baca juga: Jangan Salah Kaprah, Begini Cara Penularan Kusta yang Harus Dipahami

Amati Gejala Penyakit Kusta

Penyakit kusta telah lama distigmatisasi karena sifatnya yang menular dan cacat yang bisa ditimbulkannya. Stigma ini menyebabkan masalah sosial dan emosional bagi individu yang terkena dampak. Lantas, seperti apa saja gejala penyakit kusta? 

Gejala kusta pada awalnya mungkin terlihat tidak jelas, dan bisa berbeda-beda pada tiap pengidapnya. Pada beberapa kasus, gejala kusta baru muncul setelah bakteri penyebabnya berkembang biak selama bertahun-tahun lamanya di tubuh pengidapnya. 

Nah, berikut ini gejala kusta yang umum dialami pengidapnya, yaitu: 

  • Mata rasa di kulit, hilangnya kemampuan untuk merasakan sentuhan, tekanan, suhu, atau rasa sakit. Umumnya gejala ini terjadi pada area tangan, lengan, kaki, dan tungkai.
  • Munculnya luka tapi tidak terasa sakit.
  • Munculnya lesi pucat, menebal di kulit, dan berwarna terang.
  • Lesi yang tidak kunjung sembuh setelah beberapa minggu hingga berbulan-bulan
  • Melemahnya otot tubuh, terutama otot tangan dan kaki. 
  • Hilangnya alis dan bulu mata.
  • Hidung tersumbat dan mimisan.

Selain itu, ada gejala lainnya bisa kelainan terjadi pada mata. Gejalanya ditandai dengan refleks kedip berkurang, dan kelopak mata yang tidak menutup dengan baik. Masalah yang lebih seriusnya adalah terjadi cacat menetap seperti jari bengkok, memendek atau terputus, dan kelumpuhan tangan dan kaki.

Baca juga: Alasan Kusta Bisa Jadi Penyakit Epidemik

Nah, bagi kamu yang ingin tahu lebih jauh mengenai penyakit kusta, atau memiliki keluhan kesehatan, kamu bisa bertanya langsung pada dokter melalui aplikasi Halodoc.

Kamu juga bisa memeriksakan diri ke rumah sakit pilihan. Sebelumnya, buat janji dengan dokter di aplikasi Halodoc sehingga tidak perlu mengantre sesampainya di rumah sakit. Praktis, bukan? 

Referensi:
WHO. Diakses pada 2021. Guidelines for the Diagnosis, Treatment and Prevention of Leprosy
CDC. Diakses pada 2021. Hansen's Disease (Leprosy)
WHO. Diakses pada 2021. Leprosy
New York State Department of Health. Diakses pada 2021. Leprosy (Hansen's disease)
National Institutes of Health - MedlinePlus. Diakses pada 2021. Leprosy

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan