Bisakah Usia Muda Terkena Lewy Body Dementia?

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   18 Juli 2019
Bisakah Usia Muda Terkena Lewy Body Dementia?Bisakah Usia Muda Terkena Lewy Body Dementia?

Halodoc, Jakarta - Demensia merupakan penyakit yang identik dengan orang lanjut usia. Salah satu jenis demensia yang cukup umum terjadi, selain alzheimer, adalah lewy body dementia. Demensia jenis ini terjadi karena adanya penumpukan protein bernama Lewy body yang terbentuk di sel saraf di bagian otak yang mengatur cara berpikir, daya ingat, dan gerak tubuh.

Agak berbeda dengan demensia biasa, lewy body dementia menyebabkan penurunan drastis pada kemampuan mental pengidapnya. Orang dengan kondisi ini terkadang mengalami halusinasi visual dan tidak lagi bisa fokus. Gejala lain yang dapat muncul adalah berbagai gejala fisik yang mirip dengan penyakit Parkinson, seperti otot kaku, gerak tubuh lambat, dan tremor. 

Baca juga: Lewy Body Dementia dan Alzheimer, Apa Bedanya?

Bisakah Dialami Orang Berusia Muda?

Label ‘penyakit orang tua’ memang melekat pada penyakit demensia. Padahal siapapun sebenarnya memiliki risiko untuk mengidap lewy body dementia, termasuk orang berusia muda. Hanya saja, risikonya memang lebih besar pada orang berusia lanjut, tepatnya orang-orang berusia di atas 60 tahun. 

Selain faktor usia, risiko lewy body dementia juga meningkat karena beberapa faktor, seperti:

  • Berjenis kelamin laki-laki.

  • Memiliki anggota keluarga yang memiliki lewy body dementia, atau yang mengidap penyakit Parkinson.

  • Mengidap depresi. Hal ini diduga memiliki hubungan dengan lewy body dementia.

Lebih lanjut, berikut beberapa gejala umum dari lewy body dementia:

  • Halusinasi visual. Merupakan gejala pertama yang muncul, dan akan sering muncul lagi. Halusinasi ini bisa berupa melihat seseorang atau sesuatu yang sebenarnya tidak ada. Terkadang juga muncul halusinasi suara, penciuman, atau indera sentuh.

  • Gangguan gerakan tubuh. Gangguan ini mirip dengan gejala penyakit Parkinson, seperti gerakan tubuh yang melambat, otot yang kaku, tremor, atau cara berjalan yang diseret.

  • Gangguan fungsi tubuh yang diatur oleh sistem saraf otonom. Sistem saraf yang sering terpengaruh oleh Lewy body dementia biasanya adalah sistem yang mengatur tekanan darah, denyut nadi, produksi keringat, dan sistem pencernaan. Akibatnya, pengidap jadi sering pusing, terjatuh, dan mengalami masalah pencernaan seperti misalnya sembelit.

  • Gangguan kognitif. Misalnya linglung, tak bisa memusatkan perhatian, masalah visual-spasial, dan hilangnya memori.

  • Gangguan tidur. 

  • Tak bisa memusatkan perhatian. Terkadang tiba-tiba mengantuk, terdiam dan melihat ke suatu titik dalam waktu lama, tidur siang dalam waktu lama, dan berbicara ngawur.

  • Depresi. 

  • Hilangnya motivasi.

Gejala-gejala tersebut adalah gejala yang umum. Pada beberapa kasus, bisa juga terdapat gejala yang tidak disebutkan tadi. Namun, jika kamu mengalami beberapa gejala tersebut, jangan ragu untuk mengonsultasikannya pada dokter. Sebab penanganan yang cepat dan tepat dapat berguna untuk meningkatkan harapan kesembuhan.

Jika pergi ke dokter dan mengantri di klinik atau rumah sakit rasanya malas, kamu bisa kok bertanya tentang gejala yang kamu alami dengan dokter pada aplikasi Halodoc. Lewat fitur Talk to a Doctor, kamu bisa berdiskusi dengan dokter spesialis yang kamu inginkan kapan dan di mana saja, melalui Chat atau Voice/Video Call

Baca juga: Ini Alasan Pengidap Demensia Bisa Kena Lewy Body Dementia

Bagaimana Mengobatinya?

Hingga saat ini belum ada obat yang bisa menyembuhkan lewy body dementia, maupun untuk memperlambat progresnya. Namun ada beberapa pengobatan yang bisa membantu mengontrol kemunculan gejalanya hingga beberapa tahun, antara lain:

  • Obat-obatan untuk mengurangi halusinasi, linglung, rasa kantuk, masalah gerakan, dan gangguan tidur.

  • Terapi seperti fisioterapi, terapi okupasional, dan terapi wicara untuk pengidap yang punya masalah dengan gerakan tubuh, aktivitas sehari-hari, dan kesulitan berkomunikasi.  

  • Terapi psikologi, misalnya dengan stimulasi kognitif, yaitu aktivitas dan latihan yang didesain untuk meningkatkan memori, kemampuan menyelesaikan masalah, dan kemampuan bahasa.

Baca juga: 6 Tanda Lewy Body Dementia di Usia 50an

Nah, untuk membeli atau menebus resep obat yang diberikan oleh dokter, kamu juga bisa memanfaatkan aplikasi Halodoc, lho. Cukup buka fitur Buy Medicines, unggah foto resep yang kamu punya dan pesan obatnya. Kapan dan di mana saja, obatmu akan langsung diantar ke rumah dalam waktu satu jam. Yuk, download sekarang di Apps Store atau Google Play Store!

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan