Asites, Kondisi Akibat Penyakit Liver yang Bikin Perut Buncit

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   13 Juli 2018
Asites, Kondisi Akibat Penyakit Liver yang Bikin Perut BuncitAsites, Kondisi Akibat Penyakit Liver yang Bikin Perut Buncit

Halodoc, Jakarta - Organ dalam perut kita, seperti hati, lambung, dan pankreas dibungkus oleh dinding perut. Pada pengidap sirosis hati, rongga perut (peritoneum), yaitu rongga antara dinding perut dan organ perut ini bisa dipenuhi oleh cairan. Penimbunan cairan pada peritoneum ini dikenal dengan asites. Jika penimbunan cairan sudah pada tahap ekstrem, perut akan menjadi sangat buncit.

Cairan yang memenuhi rongga perut tersebut adalah cairan serosa yang berwarna bening kekuningan yang diproduksi oleh kelenjar serosa. Dalam kondisi normal, cairan serosa ini sebetulnya berperan untuk memberi ruang pada organ perut dan melindungi organ perut dari gesekan. Selain itu, cairan serosa juga membantu proses pencernaan makanan berkarbohidrat. Namun, pada pengidap sirosis dan penyakit hati lainnya, kelenjar serosa bisa memproduksi lebih banyak cairan serosa hingga memenuhi rongga perut dan membuat perut buncit.

Baca juga: Bukan Tanda Makmur, Ini Bahaya Perut Buncit

Penyebab Asites

Asites sendiri bukanlah sebuah penyakit, melainkan sebuah kondisi sebagai akibat dari penyakit tertentu, salah satunya sirosis. Namun, ada berbagai penyakit lain yang bisa memicu asites. Penyebab asites dibagi menjadi dua berdasarkan jumlah albumin dalam cairan asites atau serum-ascites albumin gradient (SAAG).

Penyebab pertama adalah asites yang dipicu oleh hipertensi porta, atau peningkatan tekanan aliran darah pada vena porta (pembuluh darah menuju hati). Penyakit yang bisa menyebabkan hipertensi porta adalah sirosis, gagal hati, hepatitis B dan C, kanker hati atau kanker yang menyebar ke hati, gagal jantung, penggumpalan darah di dalam sistem vena porta, hingga sindrom Budd-Chiari.

Baca juga: Sirosis atau Hepatitis? Kenali Bedanya!

Sementara itu, asites yang tidak dipicu oleh hipertensi porta disebabkan oleh penyakit pada peritonium, seperti radang peritoneum, kanker peritoneum, dan vaskulitis. Penyakit terkait pankreas,  empedu, ginjal dan ovarium juga bisa menyebabkan asites. Lupus dan miksedema, atau rendahnya hormon tiroid dalam darah juga menjadi pemicu asites.

Gejala Asites

Gejala asites umumnya belum terasa ketika cairan masih dalam kadar ringan. Tetapi seiring meningkatnya volume cairan, pengidap asites akan merasakan gejala berikut:

  • Perut terasa kembung disertai nyeri dan terlihat membesar atau lebih buncit
  • Konstipasi.
  • Sulit bernapas saat berbaring.
  • Dada terasa panas.
  • Rasa mual yang tak kunjung hilang, hingga muntah.
  • Nafsu makan berkurang, tapi berat badan meningkat.

Jika kamu mendapati gejala di atas, segera hubungi dokter untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut. Lebih baik lagi jika kamu bisa mendeteksi gejala-gejala awal terkait penyakit yang menyebabkan asites, seperti gejala sirosis dan hepatitis B atau C. Karena jika kamu bisa mendeteksi penyakit tersebut lebih awal, bahkan sebelum asites muncul, kesempatan untuk sembuh akan lebih tinggi dibandingkan jika penyakitnya sudah kronis.

Sementara itu, untuk mengobati asites sepenuhnya, dokter perlu mengetahui penyakit yang menyebabkannya lebih dulu. Baru kemudian mengobati penyakit pemicu asites sesuai didiagnosis.  Namun, dokter juga akan menyarankan metode untuk mengurangi cairan asites, tergantung dari kondisi pengidap.

Baca juga: Inilah Pengaruh Alkohol Terhadap Kesehatan Jantung dan Liver

Punya masalah kesehatan dan butuh saran dokter segera? Pakai aplikasi Halodoc saja! Lebih mudah hubungi dokter lewat Video/Voice Call dan Chat. Dapatkan rekomendasi beli obat dan tips menjaga kesehatan dari dokter terpercaya. Kamu juga bisa membeli obat dan vitamin lewat Halodoc, lho! Pesanan kamu akan dikirim ke tujuan dalam satu jam. Yuk, download sekarang di App Store dan Google Play!

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan