Bukan Hanya Sebagai Penanda Cinta, Cokelat Juga Bisa Redakan Batuk

Ditinjau oleh  dr. Gabriella Florencia   04 Maret 2020
Bukan Hanya Sebagai Penanda Cinta, Cokelat Juga Bisa Redakan BatukBukan Hanya Sebagai Penanda Cinta, Cokelat Juga Bisa Redakan Batuk

Halodoc, Jakarta - Memberikan cokelat identik dengan perayaan hari kasih sayang atau Valentine's Day pada 14 Februari. Tidak hanya cokelat, bunga juga biasanya dijadikan pelengkap untuk diberikan kepada yang tersayang. Namun, tahukah bahwa cokelat punya manfaat lain, seperti meredakan batuk?

Melansir Healthline, bahan dalam cokelat dapat membantu meredakan batuk. Batuk adalah kondisi medis yang umum terjadi. Meskipun batuk tidak merupakan kondisi yang berbahaya, tetapi ini dapat berdampak besar pada kualitas hidup. Penemuan terkait cokelat yang dapat meredakan batuk adalah langkah yang besar. 

Baca juga: Ketahui Manfaat Coklat Hitam yang Luar Biasa

Cara Cokelat Atasi Batuk

Sebuah penelitian yang dilansir oleh Healthline, kandungan theobromine, yakni komposisi di dalam kakao dinilai jauh lebih efektif dalam menghentikan batuk. Bahan ini dapat bekerja lebih baik daripada kodein, yakni zat dalam obat batuk yang saat ini dianggap paling efektif.

Meskipun ini adalah penelitian kecil yang hanya melibatkan 10 orang, para peneliti mengatakan bahwa jika lebih banyak penelitian mengkonfirmasi hasil ini, bahan cokelat dapat digunakan dalam menciptakan obat batuk yang lebih baik dengan efek samping yang lebih sedikit daripada obat yang ada sekarang.

Baca juga: Beda Penyebab Batuk Berdahak dan Batuk Kering

Lebih Sedikit Efek Samping

Studi yang diterbitkan dalam edisi online The FASEB Journal mengungkapkan, para peneliti membandingkan efektivitas satu dosis theobromine versus plasebo atau kodein dalam menekan batuk.

Sepuluh sukarelawan yang sehat diberi satu dari tiga pilihan. Dosis tunggal diberikan selama tiga kunjungan studi, yang diberi jeda satu minggu. Para sukarelawan ini terpapar berbagai tingkat capsaicin, bahan yang ditemukan dalam cabai rawit yang digunakan dalam penelitian untuk merangsang batuk. 

Para peneliti menemukan, ketika para relawan diberi theobromine, konsentrasi capsaicin yang diperlukan untuk menyebabkan batuk adalah sekitar sepertiga lebih tinggi daripada bila dibandingkan dengan kodein. Para peneliti menyimpulkan dalam penelitian tersebut theobromine efektif menenangkan batuk dengan menekan aktivitas saraf vagus, yang bertanggung jawab dalam menyebabkan batuk.

Tidak seperti obat batuk lainnya yang ada di pasaran, peneliti mengatakan bahan cokelat juga tidak menimbulkan efek samping negatif, seperti mengantuk. Artinya, cokelat aman untuk dikonsumsi kapan saja. Misalnya untuk orang yang bekerja menggunakan mesin berat atau yang mengemudi.

Pasalnya selama ini kodein dikenal bisa sebabkan kantuk yang meningkatkan risiko kecelakaan kerja. Namun penelitian ini dinilai perlu dikembangkan lagi untuk mencari efektivitas dan efek samping dari theobromine.

Namun, jika batuk yang kamu alami terus terjadi, sebaiknya jangan ditunda lagi untuk memeriksakan diri ke rumah sakit. Kamu bisa membuat janji dengan dokter melalui aplikasi Halodoc. Pengobatan yang tepat membantumu terhindar dari komplikasi dan ketidaknyamanan batuk yang mungkin terjadi.

Baca juga: Alami Batuk Kering, Ini 5 Cara untuk Mengatasinya

Batasan Aman Makan Cokelat

Meski baik untuk mengatasi batuk, namun cokelat tergolong dalam makanan yang tinggi kandungan kalori. Jika dikonsumsi dengan berlebihan, ia bisa menyebabkan efek samping negatif, semisal kenaikan berat badan. Oleh karena itu, kamu harus lebih cermat untuk mengonsumsinya.

Ahli nutrisi menyarankan agar kamu lebih memilih konsumsi dark chocolate alih-alih mengonsumsi milk chocolate. Alasannya, kandungan kalori di dalam dark chocolate lebih rendah. Produk cokelat bubuk juga bisa jadi pilihan, meski secara umum kamu tetap perlu membatasi porsi atau frekuensi konsumsinya. 

 

Referensi:
Healthline. Diakses pada 2020. Chocolate Ingredient May Calm Coughs.
Heart.co.uk. Diakses pada 2020. Doctor Says Chocolate Is the Best Cure for Coughs.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan