Daging Kambing Bukan Penyebab Darah Tinggi, Ini Alasannya

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   21 Agustus 2018
Daging Kambing Bukan Penyebab Darah Tinggi, Ini AlasannyaDaging Kambing Bukan Penyebab Darah Tinggi, Ini Alasannya

Halodoc, Jakarta – Hal yang tak boleh terlewatkan dari perayaan Idul Adha adalah menyantap daging kambing dan sapi bersama keluarga. Sayangnya, enggak semua orang bisa menikmati daging kambing karena takut tekanan darahnya naik. Tapi, apakah benar daging kambing menyebabkan darah tinggi alias hipertensi? Simak faktanya di sini, yuk!

Baca juga: Lebih Sehat Mana, Daging Sapi atau Kambing?

Daging Kambing Aman untuk Dikonsumsi

Selama tidak dibarengi dengan konsumsi jeroan, babat, otak, dan usus, daging kambing tetap sehat untuk dikonsumsi. Karena dibanding daging sapi, jumlah kalori daging kambing cenderung lebih sedikit. Dalam takaran 85 gram (3 ons), daging kambing mengandung 122 kalori, 2,6 gram lemak, dan 64 miligram kolesterol. Sedangkan, dalam jumlah yang sama, daging sapi mengandung 179 kalori, 7,9 gram lemak, dan 73,1 miligram kolesterol. Daging kambing juga banyak mengandung protein hewani, yaitu sekitar 20 gram. Itu mengapa daging kambing bisa menjadi alternatif sumber protein hewani yang sehat, sehingga aman dikonsumsi oleh siapapun, termasuk bagi pengidap kolesterol tinggi.

Baca juga: Daging Merah Sebabkan Kanker, Mitos atau Fakta?

Meski daging kambing aman untuk dikonsumsi, ada beberapa faktor yang secara tidak langsung menyebabkan kenaikan tekanan darah setelah mengonsumsinya. Hal ini umumnya terjadi akibat teknik pengolahan dan pemasakan daging kambing yang salah. Di antaranya adalah:

  • Penggunaan bumbu penyedap, seperti kecap dan garam yang berlebihan.
  • Daging kambing yang diolah dengan cara digoreng, dibakar, atau dipanggang. Meski umum dilakukan, ketiga cara ini bisa meningkatkan kalori dan lemak jenuh yang terkandung dalam daging kambing. Ini karena saat mengolahnya, kamu membutuhkan banyak minyak goreng, mentega, atau margarin yang mengandung banyak lemak jenuh. Jika dikonsumsi terus-menerus, lemak jenuh tersebut bisa meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular, termasuk stroke dan tekanan darah tinggi (hipertensi).

Tips Sehat Mengolah Daging Kambing

Cara ini bertujuan untuk memastikan nutrisi yang terkandung dalam daging kambing tidak hilang, sehingga kamu bisa mendapatkan asupan nutrisi yang maksimal saat mengonsumsinya. Lantas, bagaimana sih cara sehat mengolah daging? Berikut ini tips yang bisa kamu coba.

  • Buang lemak berlebih yang menempel pada daging kambing dengan mengirisnya. Agar lebih mudah, kamu bisa mendinginkan daging kambing ke dalam lemari es. Kemudian, iris lemak daging yang sudah membeku.
  • Taburi garam secukupnya. Meskipun garam bisa mengurangi bau yang muncul dari daging, kamu tidak boleh menaburi garam secara berlebihan. Yang perlu diingat adalah, batas konsumsi garam harian adalah 6 gram atau setara dengan 1 sendok makan.
  • Gunakan minyak yang lebih sehat. Misalnya, minyak zaitun atau minyak kanola. Kedua minyak tersebut memiliki kandungan lemak tidak jenuh yang lebih rendah dibanding minyak jenis lainnya.
  • Dibanding mengolahnya dengan cara digoreng, dibakar, atau dipanggang, kamu lebih dianjurkan untuk mengolah daging kambing menjadi sop atau tumis. Pastikan juga untuk menyeimbangkan nutrisi lainnya saat mengonsumsi daging kambing, seperti dengan menambahkan nasi dan sayuran lain.

Baca juga: 4 Tips Gunakan Minyak Goreng yang Sehat

Jadi, kamu enggak perlu khawatir jika ingin menikmati daging kambing saat perayaan Idul Adha. Kalau kamu punya pertanyaan lain seputar daging kambing dan sapi, tanyakan saja pada dokter Halodoc. Melalui aplikasi Halodoc, kamu bisa bertanya pada dokter tepercaya kapan saja dan dimana saja melalui Chat, dan Voice/Video Call. Jadi, yuk download aplikasi Halodoc di App Store atau Google Play sekarang juga!

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan