Darah Tinggi vs Darah Rendah Bahaya mana

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   01 Maret 2018
Darah Tinggi vs Darah Rendah Bahaya manaDarah Tinggi vs Darah Rendah Bahaya mana

Halodoc, Jakarta – Masalah tekanan darah adalah gangguan paling umum dan sering terjadi. Entah tekanan darah yang terlalu tinggi yang disebut hipertensi atau sebaliknya, tekanan darah yang terlalu rendah atau hipotensi. Namun manakah yang lebih berbahaya di antara kedua kondisi tersebut?

Gangguan tekanan darah yang terjadi pada seseorang sering dikaitkan dengan kondisi kesehatan tubuh. Pasalnya kelainan tekanan darah seringnya berdampak pada kinerja dan kondisi tubuh. Misalnya, tekanan yang terlalu besar pada dinding arteri di jantung karena sirkulasi atau proses pompa oksigen ke paru-paru terlalu banyak. Hal ini biasa terjadi pada seseorang yang mengalami peningkatan tekanan darah alias hipertensi.

Sementara pada orang yang memiliki hipotensi, kondisi yang terjadi adalah sebaliknya. Yaitu, tekanan yang diterima arteri terlalu rendah sehingga tak dapat mengantarkan oksigen ke organ tubuh. Alhasil, organ tubuh menjadi tidak berfungsi maksimal malah berpotensi mengalami kerusakan.

Sebelumnya perlu diketahui bahwa tekanan darah yang normal untuk orang dewasa adalah pada angka sekitar 120/80 mmHg. Seseorang bisa dikatakan mengalami hipertensi jika hasil pengukuran tekanan darah lebih dari 130/90 mmHg. Sementara saat pemeriksaan tekanan darah menunjukkan angka kurang dari 90/60 mmHg, bisa menjadi tanda kondisi hipotensi.

Namun, hasil pengukuran darah akan lebih akurat jika diukur saat tubuh dalam kondisi istirahat, atau tidak melakukan apapun selama 5-15 menit. Tidak merokok sebelum pemeriksaan dan tidak melakukan aktivitas berat seperti berolahraga serta marah. Sebab hal-hal tersebut nyatanya dapat memicu organ bekerja lebih keras, sehingga tekanan darah mungkin akan menunjukkan angka yang lebih tinggi.

Mana yang Lebih Bahaya

Sebenarnya baik darah tinggi maupun darah rendah adalah kondisi yang bisa sama-sama berbahaya. Sehingga tak bisa dibandingkan yang mana yang lebih berbahaya. Pasalnya kedua jenis  gangguan ini sama-sama bisa memicu sejumlah penyakit mematikan.

Hipertensi dan hipotensi sama-sama berisiko menyebabkan komplikasi penyakit dalam jangka panjang. Hal ini pun dapat memberikan pengaruh buruk pada organ tubuh. Pada pengidap hipertensi, jenis komplikasi yang sering terjadi adalah kerusakan pada pembuluh darah.

Kerusakan dan gangguan yang terjadi di sekitar pembuluh darah dapat memicu serangan jantung, gagal jantung hingga masalah ginjal dan penyakit lainnya. Salah satu pemicu dari naiknya tekanan darah adalah stres atau terlalu banyak pikiran, dan pola makan yang tidak sehat misalnya terlalu banyak mengonsumsi makanan asin yang mengandung garam.

Sementara pada hipotensi, komplikasi yang sering ditemui adalah tubuh yang terlalu lemas dan cenderung tidak bertenaga. Tekanan darah rendah pun dapat menyebabkan tubuh mengalami syok sehingga kehilangan cairan atau darah dalam jumlah yang banyak. Hal ini tentu sangat berbahaya dan dapat mengancam nyawa.

Namun, baik darah tinggi maupun tekanan darah rendah adalah kondisi yang bisa dicegah. Beberapa cara yang bisa diterapkan untuk menjaga tekanan darah tetap normal adalah dengan menjaga berat badan tetap ideal, pasalnya memiliki berat badan berlebih atau obesitas telah terbukti bisa memicu berbagai penyakit.

Selain itu, menerapkan pola makan sehat dan seimbang serta istirahat yang cukup juga harus dilakukan. Rutin memeriksa tekanan darah, dan kesehatan tubuh pun bisa membantu mencegah serangan akibat darah rendah maupun darah tinggi.

Lebih mudah memantau kesehatan dengan aplikasi Halodoc yang bisa digunakan untuk menghubungi dokter. Download sekarang untuk mulai bicara dengan dokter lewat Video/Voice Call dan Chat. Dapatkan rekomendasi beli obat dari dokter, biar cepat sembuh dan pulih kembali.

 

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan