Jelang Final Piala Dunia 2018, Begini Cara Pemain Menyesuaikan Cuaca "ekstrem" Rusia

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   13 Juli 2018
Jelang Final Piala Dunia 2018, Begini Cara Pemain Menyesuaikan Cuaca "ekstrem" RusiaJelang Final Piala Dunia 2018, Begini Cara Pemain Menyesuaikan Cuaca "ekstrem" Rusia

Halodoc, Jakarta - Membahas World Cup 2018 pastinya tak lepas dari negara Rusia selaku tuan rumah di ajang tersebut. Sementara itu, membicarakan Rusia tentunya juga berkaitan erat dengan luasnya wilayah negara itu dengan iklim kontinental yang dingin. Nah, suhu cuaca yang dingin ini bisa menjadi ancaman tersendiri bagi para pemain yang akan berlaga.

Pasalnya, pada musim dingin suhu umum di Rusia berkisar -8 derajat celcius. Di dataran rendah Rusia, suhu rata-rata pada bulan Juli ini berkisar 8 derajat celsius. Meskipun begitu, ada kalanya cuaca tak setepat yang diperkirakan para ahli. Misalnya, pada hari keempat Piala Dunia 2018, terasa amat panas ketimbang pembukaan. Menurut data, di hari keempat itu suhu udara mencapai di angka 25 derajat celsius, naik 10 derajat dari partai pembukaan.

Baca juga: Bawa Inggris ke Semifinal, Inilah Rahasia Kehebatan Harry Kane

Nah, hal inilah yang nantinya bisa memengaruhi performa pemain di lapangan. Kata ahli, perubahan suhu yang ekstrem ini bisa menjadi hambatan eksternal bagi pemain. Tak menutup kemungkinan pemain bisa terserang hipotermia bila tak mampu beradaptasi dalam suhu dingin. Dalam beberapa kasus, suhu dingin ini bisa membuat pemain rawan menggigil, merinding, tangan mati rasa, hingga penurunan denyut jantung.

Lalu, bagaimana sih cara pemain menyesuaikan cuaca “ekstrem” Rusia selama World Cup 2018?

1. Tetap Memperhatikan Hidrasi Tubuh

Baik cuaca panas atau dingin, hidrasi tubuh merupakan hal yang selalu diperhatikan oleh tim dan pemain. Untuk mencegah dehidrasi, para pemain tetap mengonsumsi cairan seperti biasanya, yaitu sebelum, selama, saat turun minum, dan usai pertandingan. Meski cuaca dingin, para pemain tetap bisa mengalami dehidrasi karena berkeringat, bernapas, dan meningkatnya produksi urin, meski hal tersebut sulit diperhatikan selama cuaca dingin.

2. Pemanasan Lebih Lama

Pada dasarnya pemanasan punya dua fungsi yang amat penting, yaitu mengurangi risiko cedera dan meningkatkan performa. Kata ahli nutrisi dan fisiologi olahraga di University of Missouri, AS, pemanasan bisa mempersiapkan tubuh untuk siap berolahraga dengan meningkatkan suhu otot dan jaringan ikat agar lebih “kenyal” dan elastis.

Selain itu, menurut studi dari Norhwestern University, pemanasan juga dapat menurunkan risiko cedera dan meningkatkan performa hingga 79 persen. Kata sang ahli, karena pemanasan secara harfiah meningkatkan suhu internal otot, sudah pasti seseorang perlu melakukan pemanasan lebih lama ketika berada di lingkungan bersuhu rendah atau dingin. Ahli pun merekomendasikan agar seseorang menggandakan pemanasan normal yang biasa mereka lakukan.

Baca juga: Emotional Hijacking, Alasan Emosi Meledak Pemain Bola Di Piala Dunia

3. Memanfaatkan Teknologi Jersey dan Celana

Jersey yang dikenakan pemain ini bukan sembarang kaos pada umumnya. Jersey yang dikenakan para pemain top di ajang Piala Dunia 2018 menerapkan teknologi demi membuat pemain merasa nyaman selama bertanding. Jersey tersebut memiliki kemampuan sirkulasi udara dan menyerap keringat yang amat baik.

Melansir News Nike, produsen raksasa asal AS ini menyajikan sistem jaring (mesh) yang sangat kecil, sehingga bisa membuat sirkulasi udara di antara tubuh dengan jersey-nya sangat lancar. Teknologi ini juga bisa menghalau temperatur panas dan terik matahari sekaligus dingin tidak menembus ke tubuh. Namun, di saat bersamaan panas tubuh bisa keluar dengan mudah ketika panas ataupun tetap tersimpan ketika temperatur dingin.

Sama Halnya dengan jersey, celana yang dikenakan pemain pun memiliki teknologi yang mengagumkan. Contohnya teknologi celana yang dikenakan pasukan The Three Lions (julukan Timnas Inggris) World Cup 2018. Para pemain menggunakan celana “penghangat” agar tak terdampak oleh perubahan temperatur yang bisa menimbulkan masalah kesehatan. Celana ini juga mampu membantu pemain untuk menghadapi perubahan suhu. Pasalnya, pusat latihan Timnas Inggris berada di wilayah Repino (12 celsius),  sedangkan pertandingan perdana mereka  digelar di wilayah Lenina, Volgograd  Arena (33 celsius).

Baca juga: Jelang Final Piala Dunia 2018, Ini Jumlah Air Putih Untuk Pemain Sepak Bola

Melansir Daily Mail, untuk menghadapi perubahan suhu yang ekstrem tersebut, para pemain Timnas Inggris mengenakan celana hangat bernama Lizard Heat. Celana ini dibuat berdasarkan penelitian dari Universitas Loughborough pada 2012.  Kata ahli, celana ini mampu mengurangi risiko cedera selama pemain saat berada di Rusia.

Selain itu ada juga beberapa pemain yang menggunakan sarung tangan untuk mencegah frostbite (radang dingin) atau kondisi di mana jaringan tubuh membeku dan rusak oleh paparan suhu rendah.

Kamu bisa mendiskusikan masalah di atas dengan dokter melalui aplikasi Halodoc. Lewat fitur Chat dan Voice/Video Call, kamu bisa mengobrol dengan dokter ahli tanpa perlu ke luar rumah. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play!

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan