Bolehkah Jahe Dikonsumsi Anak-Anak?

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   03 April 2020
Bolehkah Jahe Dikonsumsi Anak-Anak?Bolehkah Jahe Dikonsumsi Anak-Anak?

Halodoc, Jakarta - Khasiat jahe untuk kesehatan tubuh memang sudah tidak bisa diragukan lagi. Rempah dengan aroma dan rasa yang cukup kuat ini kini banyak diburu tidak hanya untuk penguat rasa masakan, tetapi juga sebagai minuman herbal. Jahe sendiri telah digunakan secara medis di Asia dan India selama ribuan tahun sebagai obat untuk mengatasi peradangan dan meringankan masalah pencernaan, termasuk mual di pagi hari. 

Dikutip dari Indian Food Composition tahun 2017, disebutkan bahwa dalam jahe segar terkandung 2,2 persen protein, 0,9 persen lemak, 1,2 persen mineral, 5,4 persen serat, dan 9 persen karbohidrat. Mineral yang secara signifikan terdapat dalam jahe adalah potasium, kalsium, magnesium, fosfor, dan zat besi. Sementara vitaminnya termasuk thiamine, riboflavin, niacin, asam folat, vitamin A, dan C.

Bolehkah Jahe Dikonsumsi Anak-Anak?

Ternyata, jahe memang sangat kaya akan nutrisi baik yang dibutuhkan tubuh. Meski begitu, komposisi nutrisi ini bergantung pada jenisnya (apakah jahe kering atau segar), kondisi agronomis, cara pengolahan, hingga penyimpanannya. 

Baca juga: Konsumsi Air Rebusan Jahe, Apa Manfaatnya?

Minuman jahe memang identik dengan orang dewasa karena sistem pencernaan yang terbilang sudah terbentuk sempurna, sehingga jarang menimbulkan dampak negatif setelah dikonsumsi. Lalu, bagaimana dengan anak-anak? Bolehkah jahe dikonsumsi oleh anak? 

Jahe dianggap aman untuk diberikan pada bayi dan anak-anak. Food and Drug Administration (FDA) Amerika mengatakan jahe sebagai Generally Regarded as Safe atau GRASS. Asupan yang disarankan untuk orang dewasa sendiri adalah maksimal 4 gram dalam satu hari. 

Namun, FDA juga menyarankan untuk selalu berhati-hati ketika menggunakan jahe sebagai salah satu obat rumahan atau obat pengganti. Jahe mungkin memiliki interaksi dengan obat lain yang dikonsumsi. Inilah mengapa, pemberiannya untuk bayi hanya diperbolehkan jika telah mendapatkan persetujuan dari dokter. 

Baca juga: Mengonsumsi Air Jahe Rutin Dapat Memberikan 6 Manfaat Ini

Jahe juga dipercaya cukup aman untuk bayi. Namun, jika diberikan secara berlebihan, mungkin terjadi komplikasi kesehatan yang serius, terlebih jika pemberiannya dilakukan dengan campuran madu untuk anak di bawah 1 tahun, rentan terjadi botulisme. Setelah bayi berusia 9 bulan dan bisa mengonsumsi makanan padat, jahe bisa diberikan dalam jumlah kecil saja. 

Jadi, kalau ibu berencana untuk memberikan jahe sebagai obat alternatif pada Si Kecil, sebaiknya itu tanyakan terlebih dahulu pada dokter, apakah boleh atau tidak. Ibu bisa langsung chat dengan dokter anak melalui aplikasi Halodoc. Kapan saja, sekarang tanya masalah kesehatan apa pun dengan dokter sangat mudah, lho!

Berbagai Manfaat Jahe untuk Kesehatan

Seringnya, jahe digunakan untuk meredakan batuk pada Si Kecil. Namun, masih ada lagi berbagai manfaat jahe untuk kesehatannya, seperti:

  • Mengatasi perut kembung;

  • Meningkatkan daya tahan tubuh;

  • Meredakan mual dan muntah;

  • Mengurangi sakit perut;

  • Meredakan batuk rejan;

Baca juga: Banyak Khasiat Jahe untuk Kesehatan Wanita, Ini Buktinya

Meski jahe umum digunakan, masih diperlukan studi lanjut terkait dosis yang boleh diberikan untuk anak. Bahkan, studi dari University of Maryland Medical Center menyarankan agar jahe tidak diberikan pada anak di bawah 2 tahun. Inilah mengapa, tidak boleh sembarangan memberikan jahe pada sang buah hati, terlebih jika usianya belum menginjak 1 tahun, meski jahe dianggap aman dikonsumsi dan tidak menimbulkan efek samping serius. 

Referensi:
Momjunction. Diakses pada 2020. Ginger for Babies: When to Start, Benefits and Precautions.
Parentcircle. Diakses pada 2020. Health Benefits of Ginger for Children.
Firstcry Parenting. Diakses pada 2020. Ginger for Babies - Health Benefits and Safety Measure.

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan