Bolehkah Seseorang yang Dalam Proses Pengobatan Berpuasa?

Ditinjau oleh  dr. Verury Verona Handayani   20 Mei 2020
Bolehkah Seseorang yang Dalam Proses Pengobatan Berpuasa?Bolehkah Seseorang yang Dalam Proses Pengobatan Berpuasa?

Halodoc, Jakarta - Bagi umat Muslim yang sehat jasmani dan rohaninya, puasa tentunya wajib dijalani. Namun, ada beberapa kelompok orang yang diperbolehkan untuk tidak berpuasa Ramadan. Salah satunya adalah orang yang mengidap penyakit atau kondisi tertentu yang dapat berisiko tinggi dapat memperburuk kesehatan jika harus menjalani puasa. Lalu, bolehkah orang yang sedang dalam proses pengobatan berpuasa?

Sebenarnya, itu tergantung pada jenis penyakit atau kondisi kesehatan yang diidap. Jika penyakit yang dialami tergolong ringan dan pengobatannya hanya berupa minum obat, yang waktunya bisa digeser menjadi saat sahur dan berbuka puasa, tentu boleh-boleh saja jika ia berpuasa. Namun, jika penyakit yang diidap itu tergolong parah dan membutuhkan pengobatan serta perawatan intensif, atau jika berpuasa justru membahayakan kondisi, tentu diperbolehkan untuk tidak berpuasa. 

Baca Juga: 7 Makanan untuk Meningkatkan Sistem Kekebalan Tubuh Saat Puasa

Pengobatan Seperti Apa yang Membuat Seseorang Boleh Tidak Berpuasa?

Seperti telah dijelaskan tadi, tidak semua orang yang menjalani pengobatan boleh berpuasa. Lebih jelasnya, kamu lebih baik tanyakan langsung pada dokter di aplikasi Halodoc, apakah pengobatan penyakit yang kamu jalani memungkinkan untuk disambi berpuasa atau tidak. Namun, secara umum, berikut beberapa jenis pengobatan yang membuat orang diperbolehkan atau disarankan untuk tidak berpuasa:

1. Rawat Inap di Rumah Sakit

Orang yang sedang menjalani rawat inap di rumah sakit, terutama yang sudah cukup lama karena penyakit kronis tertentu, atau dalam pemulihan pasca operasi besar, diperbolehkan untuk tidak berpuasa Ramadan. Sebab, biasanya mereka diharuskan untuk mengonsumsi obat-obatan oral atau makanan berbentuk cairan (infus).

2. Cuci Darah atau Menerima Donor

Orang yang mengharuskannya mendapat transfusi darah atau donor organ, sangat tidak disarankan untuk berpuasa. Begitu juga dengan orang yang memerlukan cuci darah rutin, akibat gagal ginjal kronis. Hal ini pernah dibahas dalam penelitian yang diterbitkan dalam Clinical Journal pada 2014, yang mengungkapkan bahwa orang dengan gagal ginjal kronis yang menjalani puasa, berisiko tinggi untuk mengalami dehidrasi dan hiperviskositas, yang menyebabkan kerusakan fungsi ginjal dan trombosis vaskuler.

Tak hanya itu, dalam penelitian yang sama, para peneliti juga menemukan bahwa orang yang mengidap gagal ginjal, terutama yang memiliki riwayat penyakit jantung, akan rentan mengalami Major Adverse Cardiovascular Events (MACE), jika memaksakan diri untuk berpuasa. Namun, hal ini sebenarnya bisa diprediksi dengan memeriksa apakah ada kenaikan kreatinin dalam darah.

Baca juga: Ini Manfaat Puasa bagi Kesehatan Mental dan Jiwa

3. Pengobatan Infeksi Akut

Orang yang sedang dalam pengobatan untuk infeksi akut, seperti faringitis akut, demam tinggi, diare akut, mual, muntah, dan HIV/AIDS, diperbolehkan untuk tidak berpuasa. Alasannya, masa pengobatan untuk infeksi akut biasanya mengharuskan pengidapnya untuk banyak minum air putih dan mengonsumsi makanan bergizi seimbang, jika ingin cepat sembuh.

4. Pengobatan Gangguan Pernapasan Akut

Orang yang mengidap gangguan pernapasan akut, seperti asma akut atau penyakit paru obstruksi kronis (PPOK), membutuhkan pengobatan rutin dan tepat waktu, sehingga jika dipaksakan berpuasa justru dapat memperburuk kondisi. Namun, untuk asma ringan, masih diperbolehkan berpuasa, karena pengobatan bisa dilakukan dengan inhaler untuk melancarkan pernapasan.

5. Pengobatan Kanker

Pengidap kanker yang sedang dalam masa pengobatan atau belum diobati, diperbolehkan untuk tidak berpuasa. Jika berpuasa, pengidap kanker akan berisiko mengalami sindrom lisis tumor. Selain itu, penggunaan obat nefrotoksik atau obat lain yang dapat menyebabkan muntah, diare atau gagal ginjal.

Baca juga: Ini Manfaat Puasa Bagi Kesehatan Reproduksi

Itulah beberapa jenis pengobatan yang membuat seseorang diperbolehkan untuk tidak berpuasa, karena dikhawatirkan akan menghambat proses penyembuhan atau justru memperburuk kondisi kesehatan. Jika kamu mengalami gangguan kesehatan apapun, sebaiknya periksakan diri terlebih dahulu ke dokter, untuk mengecek apakah memungkinkan untuk menjalani puasa atau meminta saran agar bisa menjalani puasa yang sehat tanpa memicu keparahan kondisi lebih lanjut.

Referensi:
NHS Choices UK. Diakses pada 2020. Ramadan health FAQs.
Communities in Action by NHS. Diakses pada 2020. Ramadan health guide.
Clinical Kidney Journal. Diakses pada 2020. Fasting during the month of Ramadan among patients with chronic kidney disease: renal and cardiovascular outcomes.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan