Bukan Cuma Banjir, Waspada DBD saat Musim Hujan

Ditinjau oleh  dr. Verury Verona Handayani   14 Januari 2020
Bukan Cuma Banjir, Waspada DBD saat Musim HujanBukan Cuma Banjir, Waspada DBD saat Musim Hujan

Halodoc, Jakarta - Indonesia telah memasuki musim hujan. Pada awal 2020 kemarin hujan sangat lebat melanda, dan berujung pada banjir di berbagai wilayah. Akibatnya, kewaspadaan terhadap banjir menjadi semakin tinggi hingga akhir bulan ini. Padahal selain banjir, ada hal lain yang juga perlu diwaspadai, lho. Salah satunya adalah ancaman DBD atau Demam Berdarah Dengue.

Ya, banjir secara tidak langsung menyebabkan peningkatan penyakit yang ditularkan oleh hewan, seperti lalat, tikus, ular, siput air tawar, dan nyamuk. Meski kelihatannya banjir bisa menghilangkan tempat-tempat perkembangbiakan nyamuk, hewan ini tetap dapat muncul kembali ketika air surut. Ketika tidak terjadi banjir sekalipun, air yang menggenang karena hujan dan meluapnya sungai dan got dapat menjadi sarang yang “indah” bagi para nyamuk penyebab DBD.

Baca juga: Hati-Hati DBD yang Bisa Diketahui Lewat Air Liur

Lebih Lanjut Tentang DBD

DBD adalah penyakit infeksi akibat virus yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti. Penyakit ini sempat dikenal juga dengan sebutan penyakit “break-bone”, karena gejalanya kadang menyebabkan nyeri sendi dan otot, seperti tulang yang terasa retak. DBD hanya dapat menular melalui gigitan nyamuk, tepatnya nyamuk betina yang dapat mentransmisikan virus DBD.

Nyamuk tersebut biasanya menyerang pada siang dan sore hari, baik di dalam maupun luar rumah. Nyamuk ini akan berkembang biak di air yang tergenang dan cukup jarang terbang jauh lebih dari 200 meter dari sarangnya. Itulah sebabnya penting untuk menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal dan sekitarnya, serta memastikan tidak ada air tergenang yang bisa menjadi sarang nyamuk Aedes.

Baca juga: Mitos dan Fakta Seputar DBD

Jika tergigit nyamuk pembawa virus DBD, gejala awal yang mungkin muncul adalah demam tinggi, ruam, serta nyeri otot dan sendi. Gejala tersebut biasanya terjadi selama 3-7 hari. Ketika mengalami gejala tersebut, segera konsultasikan pada dokter di aplikasi Halodoc untuk mendapat saran pertolongan pertama yang tepat. Jika dokter mencurigai adanya gejala DBD dan menyarankan untuk pemeriksaan lebih lanjut, segera pergi ke instalasi gawat darurat di rumah sakit terdekat.

Upaya Pencegahan yang Dapat Dilakukan

Daripada mengobati, memang lebih baik melakukan upaya pencegahan. Sebab, DBD merupakan penyakit yang jika terlambat ditangani dapat menyebabkan risiko yang fatal. Tak jarang pula penyakit ini menyebabkan kematian. Oleh karena itu, segera lakukan upaya pencegahan dari sekarang, agar kamu dan semua anggota keluarga dapat terhindar dari penyakit ini. 

Baca juga: Lakukan Hal Ini untuk Mengobati Gejala Demam Berdarah

Prinsip utama dari upaya pencegahan DBD adalah menjaga kebersihan lingkungan dan membasmi tempat-tempat yang berpotensi dijadikan sarang perkembangbiakan nyamuk. Berikut beberapa upaya yang dapat dilakukan:

  • Jika terdampak banjir, segera bersihkan lingkungan rumah setelah banjir surut. Hal ini bertujuan untuk mencegah kelembapan, yang dapat memicu tumbuhnya jamur dan bersarangnya nyamuk.
  • Semprotkan obat nyamuk dan pembunuh serangga pada sudut-sudut gelap yang ada di dalam rumah, seperti kolong tempat tidur, sofa, dan di balik tirai.
  • Tutup semua wadah yang dapat menampung air dan cegah terjadinya genangan air seperti bak penampungan buangan AC dan penadah hujan. Jangan lupa juga untuk menguras bak mandi dan vas bunga minimal seminggu sekali, untuk mencegah perkembangbiakan nyamuk di dalam rumah. 
  • Kuburkan barang-barang bekas yang dapat menampung air, seperti botol dan wadah plastik, drum, pot, dan kaleng.
  • Pangkas pohon secara berkala dan buang daun yang berguguran agar sampah tidak menumpuk. Bersihkan pula daun-daun dan kotoran yang menyumbat di talang atap, agar tidak menjadi sarang nyamuk.
  • Taburkan insektisida pembunuh nyamuk dan serangga di selokan dan talang atap.
  • Jika merasa banyak nyamuk, selalu oleskan losion anti nyamuk pada seluruh tubuh yang tidak tertutup pakaian, untuk mencegah nyamuk menggigit. Namun, jangan oleskan lotion pada permukaan kulit yang luka, agar tidak menimbulkan iritasi.
  • Selalu kenakan celana dan baju panjang untuk menutupi kulit, terutama ketika tidur.
  • Pasangkan kelambu pada area tempat tidur.
  • Karena nyamuk menyukai aroma keringat manusia, hindari terlalu banyak menggantung pakaian bekas pakai, agar tidak menjadi tempat berkumpulnya nyamuk.

Referensi:
Mayo Clinic. Diakses pada 2020. Dengue fever.
E-Medicine Health. Diakses pada 2020. Dengue Fever Home Remedies.

 

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan