Bukan Cuma Samar, Ini 9 Gejala Astigmatisme

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   09 Januari 2019
Bukan Cuma Samar, Ini 9 Gejala AstigmatismeBukan Cuma Samar, Ini 9 Gejala Astigmatisme

Halodoc, Jakarta - Astigmatisme atau yang lebih dikenal dengan mata silinder merupakan suatu gangguan penglihatan akibat kelainan pada lengkungan kornea atau lensa mata. Kondisi ini merupakan kesalahan bias pada mata akibat dari kornea atau lensa bagian dalam mata yang tidak melengkung dengan halus. Astigmatisme menyebabkan pandangan kabur, dalam jarak jauh maupun dekat. Umumnya, kondisi ini terjadi saat seseorang lahir, tetapi astigmatisme juga dapat terjadi akibat cedera mata atau operasi mata.

Berdasarkan letak kelainannya, astigmatisme dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:

  1. Astigmatisme lentikular, yaitu kelainan pada kelengkungan lensa mata.

  2. Astigmatisme kornea, yaitu kelainan pada kelengkungan kornea.

Baca juga: 5 Fakta tentang Gangguan Mata Astigmatisme

Pada beberapa kasus, astigmatisme tidak menimbulkan gejala apapun. Namun, pada beberapa pengidap, gejala yang muncul dapat berupa:

  1. Sakit kepala atau pusing.

  2. Mata tegang dan mudah lelah.

  3. Pandangan kabur, terutama saat malam hari.

  4. Distorsi penglihatan, melihat garis lurus tampak miring.

  5. Pandangan samar atau tidak fokus.

  6. Sensitif terhadap cahaya.

  7. Sering menyipitkan mata ketika melihat suatu objek.

  8. Sulit untuk membedakan warna yang mirip.

  9. Penglihatan ganda, kondisi ini ditemukan pada kasus astigmatisme yang parah.

Astigmatisme merupakan kesalahan bias yang disebabkan kornea atau lensa yang tidak melengkung dengan rata atau halus. Kornea dan lensa adalah bagian mata yang berfungsi membiaskan dan meneruskan cahaya yang masuk ke retina. Pada mata yang mengalami astigmatisme, cahaya yang masuk tidak terbiaskan secara sempurna, sehingga gambar yang dihasilkan menjadi tidak fokus.

Astigmatisme tidak disebabkan oleh membaca pada cahaya yang buruk, duduk terlalu dekat dengan TV, atau menyipitkan mata. Belum diketahui apa yang memicu kelainan tersebut, tetapi diduga kondisi ini terkait oleh faktor genetika. Berikut ini beberapa faktor lain yang dapat memicu astigmatisme pada seseorang:

  • Mengidap sindrom Down.

  • Rabun jauh, yaitu kondisi ketika kornea terlalu melengkung atau mata lebih panjang dari umumnya. Kondisi ini menyebabkan penglihatan kabur untuk objek yang jauh.

  • Rabun dekat, yaitu kondisi ketika kornea terlalu sedikit melengkung atau mata lebih pendek dari umumnya. Kondisi ini menyebabkan penglihatan kabur untuk objek yang dekat.

  • Mengidap gangguan mata lainnya, seperti keratoconus (degenerasi kornea) atau penipisan kornea.

  • Seorang anak yang terlahir prematur, atau dengan berat badan lahir rendah.

  • Terdapat benjolan pada kelopak mata yang menekan kornea.

Baca juga: Suka Main Game, Hati-Hati Astigmatisme pada Mata

Untuk memastikan adanya astigmatisme, kamu perlu melakukan beberapa pemeriksaan, seperti:

  • Tes untuk mengukur intensitas cahaya yang diterima oleh retina. Bila pengidap belum bisa melihat huruf dengan jelas, ukuran lensa akan dikoreksi, hingga huruf dapat terbaca sempurna.

  • Tes ketajaman penglihatan. Biasanya dalam tes ini, dokter akan meminta pengidap untuk membaca huruf di papan tulis. Biasanya, tes ini dilakukan pada jarak 6 meter.

  • Topografi, yaitu tes yang bertujuan untuk memetakan kelengkungan kornea dan mendiagnosis kemungkinan keratoconus. Hasil tes ini akan membantu dokter menentukan jenis operasi mata yang akan dilakukan.

  • Keratometry, yaitu prosedur yang dilakukan untuk mengukur kelengkungan pada kornea mata menggunakan keratometer.

Baca juga: Astigmatisme atau Mata Silinder Enggak Bisa Sembuh?

Kamu ingin berdiskusi seputar masalah kesehatanmu? Halodoc bisa jadi solusinya. Dengan aplikasi Halodoc, kamu bisa ngobrol langsung dengan dokter ahli di mana pun dan kapan pun via Chat atau Voice/Video Call. Yuk, download aplikasinya di Google Play atau App Store!

 

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan