Bukan Cuma Sinar UV, Ini 2 Penyebab Actinic Keratosis

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   13 Februari 2019
Bukan Cuma Sinar UV, Ini 2 Penyebab Actinic KeratosisBukan Cuma Sinar UV, Ini 2 Penyebab Actinic Keratosis

Halodoc, Jakarta - Jika kamu adalah salah satu orang yang kerap beraktivitas di luar ruangan atau sering terpapar matahari, kamu harus melindungi kulitmu. Jika tidak dilindungi dengan baik, kulit bisa mengalami actinic keratosis.

Penyakit ini membuat kulit menjadi kasar dan bersisik, dan penyebabnya adalah paparan sinar matahari dalam jangka panjang. Penyakit ini biasanya muncul pada area wajah, bibir, telinga, punggung tangan, lengan, dan kulit kepala atau leher. Perlu waktu lama bagi actinic keratosis untuk berkembang menjadi kondisi yang parah, dan biasanya terjadi pada usia paruh baya.

Paparan sinar UV dari matahari menjadi penyebab actinic keratosis yang paling utama. Namun, masih ada beberapa penyebab lainnya yang juga perlu kamu waspadai, yaitu:

  • Paparan ekstensif terhadap X-ray. Jika kamu bekerja di area yang memungkinkan untuk terpapar sinar X-ray, maka wajib menggunakan pelindung sesuai standar keamanan.

  • Bahan kimia industri. Sama halnya dengan sinar X-ray, paparan bahan kimia industri memicu actinic keratosis muncul pada kulit.

Actinic keratosis dapat menjadi prakanker yang berpotensi berkembang menjadi kanker kulit. Oleh karena itu, lindungi kulitmu dari sinar UV, paparan sinar X-ray dan bahan kimia industri sejak usia muda.

Baca Juga: Tips Merawat Kulit yang Terbakar Sinar Matahari

Gejala dan Faktor Risiko Actinic Keratosis

Tanda-tanda dan gejala actinic keratosis yang menyerang kulitmu antara lain:

  • Kulit kering, kasar, dan bersisik dengan diameter kurang dari 3 cm.

  • Bagian yang terserang terasa sedikit menonjol dibandingkan dengan area permukaan kulit.

  • Dalam beberapa kasus, daerah yang terkena terasa keras seperti kutil.

  • Daerah yang terkena berwarna merah muda, merah, atau coklat.

  • Rasa gatal atau terbakar di daerah yang terkena.

Actinic keratosis dapat sembuh dengan sendirinya, tetapi kondisi ini bisa kembali datang akibat paparan sinar matahari. Selain itu, beberapa kondisi menyebabkan seseorang lebih berisiko terserang penyakit ini, yaitu:

  • Tinggal di iklim tropis atau cerah sepanjang tahun.

  • Telah sering terpapar sinar matahari sepanjang hidup tanpa menggunakan tabir surya.

  • Memiliki kulit yang cenderung mudah terbakar matahari.

  • Berkulit pucat atau bermata biru.

  • Berusia lebih dari 60 tahun.

  • Memiliki riwayat terbakar matahari sebelumnya.

  • Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah sebagai akibat dari kemoterapi, leukimia, AIDS atau obat-obatan transplantasi organ.

  • Memiliki human papilloma virus (HPV).

Pencegahan Actinic Keratosis

Cara terbaik untuk mencegah actinic keratosis adalah melindungi diri dari sinar matahari dan unsur penyebab lainnya. Berikut ini kebiasaan mencegahmu dari penyebab actinic keratosis:

  • Carilah tempat teduh, terutama antara 10 pagi sampai 4 sore.

  • Lindungi diri dengan pakaian, termasuk topi bertepi lebar dan kacamata UV-blocking. Juga saat bekerja di lingkungan yang sering terpapar sinar x-ray atau bahan industri kimia.

  • Gunakan tabir surya berspektrum luas (UVA/UVB) dengan SPF 15 ke atas setiap hari. Saat beraktivitas di luar ruangan dan berlangsung lama, gunakan tabir surya berspektrum luas (UVA/UVB) dengan SPF 30 ke atas dan jangan lupa untuk mengaplikasikannya kembali setiap tiga jam.

  • Hindari tanning dan jangan menggunakan tanning bed UV.

  • Jauhkan bayi baru lahir dari cahaya matahari, sebab tabir surya hanya diperbolehkan untuk digunakan pada bayi di atas usia 6 bulan.

  • Periksa rutin kondisi kulitmu.

Baca Juga: 5 Cara Mengatasi Luka Bakar di Rumah

Jika kamu mulai mencurigai terdapat gejala actinic keratosis menyerang kulitmu, maka tidak ada salahnya bila kamu mendiskusikan masalah tersebut dengan dokter spesialis kulit di Halodoc. Dokter kulit akan memberikan penanganan dan pengobatan yang tepat. Ayo download aplikasi Halodoc di App Store dan Google Play sekarang.

 

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan