Bukan Karena Suka Ngintip, Bintitan Disebabkan Bakteri

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   02 Januari 2019
Bukan Karena Suka Ngintip, Bintitan Disebabkan BakteriBukan Karena Suka Ngintip, Bintitan Disebabkan Bakteri

Halodoc, Jakarta - “Jangan suka ngintip! Nanti bintitan, lho.” Kamu mungkin pernah mendengar kata-kata seperti itu, bukan? Atau mungkin kamu termasuk orang yang percaya bahwa bintitan merupakan penyakit yang disebabkan oleh kebiasaan mengintip? Faktanya, tidak ada hubungan antara kebiasaan mengintip dengan bintitan. Lantas apakah kalimat itu bualan belaka? Ya, anggapan itu hanyalah mitos, yang mungkin saja dibuat hanya untuk memperingati orang yang suka mengintip, agar menghentikan kebiasaannya.  

Dalam bahasa medis, bintitan dikenal dengan nama hordeolum. Kondisi ini menyebabkan munculnya bintil mirip jerawat atau bisul, yang tumbuh di tepi kelopak mata. Sebagian besar bintitan hanya muncul pada salah satu mata, dan umumnya tidak berdampak buruk pada kemampuan penglihatan. Selain bintil, gejala lain yang juga kerap dialami pengidap adalah mata berair, kelopak mata merah, bengkak, dan terasa nyeri.

Baca juga: Penyebab dan Cara Mengatasi Bintitan

Disebabkan oleh Bakteri

Penyebab utama bintitan adalah bakteri, tepatnya bakteri stafilokokus. Bakteri ini biasa hidup pada kulit manusia, tanpa menyebabkan penyakit apapun. Namun, bakteri ini dapat menginfeksi kelopak mata ketika kita kerap menyentuh mata dengan tangan yang kotor. Infeksi bakteri stafilokokus biasanya terjadi pada akar bulu mata, kelenjar minyak, dan kelenjar keringat.

Selain kebiasaan menyentuh mata dengan tangan yang kotor, risiko bintitan juga akan meningkat apabila:

  • Menggunakan kosmetik, terutama kosmetik mata, yang sudah kedaluwarsa.

  • Tidak membersihkan kosmetik ketika akan tidur.

  • Memakai lensa kontak yang tidak steril atau tangan tidak bersih saat memasangnya.

  • Mengidap peradangan pada kelopak mata atau blefaritis, terutama tipe kronis. Kondisi ini dapat disebabkan oleh infeksi bakteri atau komplikasi akibat penyakit kulit rosacea.

Baca juga: Adakah Perbedaan Antara Blefaritis dan Bintitan?

Penanganan yang Dapat Dilakukan

Bintitan umumnya dapat sembuh dengan sendirinya dalam waktu 7 hingga 20 hari, tanpa memerlukan perawatan medis khusus. Sembuhnya bintitan biasanya diawali dengan fase pecahnya bintil dan keluarnya nanah. Kendati demikian, jangan pernah mencoba memecahkan bintil, dengan harapan dapat mempercepat penyembuhan, ya. Sebab, hal itu hanya akan memicu penyebaran infeksi. Tunggu saja hingga benjolan itu pecah dengan sendirinya.

Sembari menunggu pecahnya benjolan, ada beberapa cara mudah yang dapat dilakukan untuk mengurangi nyeri dan rasa tidak nyaman yang ditimbulkan akibat bintitan. Berikut beberapa di antaranya:

  • Menjaga kebersihan mata, misalnya dengan menghindari pemakaian kosmetik untuk sementara.

  • Kompres kelopak mata dengan air hangat selama 5 sampai 10 menit, sebanyak 2-3 kali sehari. Hal ini dapat mengurangi rasa nyeri sekaligus mempercepat kesembuhan.

  • Jangan memakai lensa kontak. Hindari lensa kontak sampai bintitan sembuh.

  • Analgesik. Kamu bisa memeriksakan diri ke dokter, dan biasanya dokter akan meresepkan analgesik atau obat pereda nyeri.

Baca juga: 5 Cara Efektif Hilangkan Bintitan

Itulah sedikit penjelasan tentang bintitan, yang ternyata bukan disebabkan oleh kebiasaan mengintip, melainkan bakteri. Jika kamu membutuhkan informasi lebih lanjut soal hal ini atau gangguan kesehatan lainnya, jangan ragu untuk mendiskusikannya dengan dokter pada aplikasi Halodoc, lewat fitur Contact Doctor, ya. Mudah kok, diskusi dengan dokter spesialis yang kamu inginkan pun dapat dilakukan melalui Chat atau Voice/Video Call. Dapatkan juga kemudahan membeli obat menggunakan aplikasi Halodoc, kapan dan di mana saja, obatmu akan langsung diantar ke rumah dalam waktu satu jam. Yuk, download sekarang di Apps Store atau Google Play Store!

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan