Bukan Vaksin Corona, Remdesivir Digunakan untuk COVID-19 di AS

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   07 Oktober 2020
Bukan Vaksin Corona, Remdesivir Digunakan untuk COVID-19 di ASBukan Vaksin Corona, Remdesivir Digunakan untuk COVID-19 di AS

Halodoc, Jakarta – Remdesivir adalah obat pertama yang disetujui oleh otoritas pemberi lisensi di Amerika Serikat untuk mengobati penyakit COVID-19. Obat yang diproduksi oleh Gilead Sciences tersebut terbukti dapat menyembuhkan orang yang terinfeksi penyakit tersebut dengan lebih cepat.

Melihat keampuhan obat tersebut dalam mengatasi COVID-19, Amerika Serikat di bawah pemerintahan Donald Trump telah membeli lebih dari 500.000 dosis remdesivir, yang merupakan seluruh total obat yang diproduksi Gilead, untuk bulan Juli, dan 90 persen untuk bulan Agustus dan September. Namun, sebenarnya apa itu remdesivir?

Baca juga: Kenali Obat untuk Menangani Virus Corona di Indonesia

Mengenal Remdesivir

Remdesivir adalah obat yang masih dalam penelitian sampai saat ini. Obat tersebut belum pernah digunakan untuk mengobati kondisi apa pun, namun telah dipelajari sebagai obat potensial untuk beberapa penyakit.

Pada awalnya, Remdesivir diuji sebagai pengobatan untuk melawan hepatitis C dan ebola. Namun, saat COVID-19 muncul, efektivitas obat tersebut pun dipelajari dalam melawan virus tersebut. Para peneliti menemukan bahwa remdesivir efektif melawan sindrom pernapasan akut parah (SARS) dan sindrom pernapasan Timur Tengah (MERS). Meski begitu, penelitian hanya dilakukan di tabung reaksi dan diuji pada hewan dan bukan pada manusia.

Perlu diketahui, remdesivir belum disetujui untuk mengobati virus Corona atau COVID-19. Namun, US Food and Drug Administration (FDA) telah mengesahkan penggunaan remdesivir secara darurat pada anak-anak dan orang dewasa yang dirawat di rumah sakit karena mengidap COVID-19 yang parah.

Cara Kerja Remdesivir 

Remdesivir bekerja mengatasi COVID-19 dengan cara mencegah virus tersebut menghasilkan enzim tertentu yang diperlukan untuk mereplika dirinya sendiri. Dengan begitu, virus tidak bisa menyebar di dalam tubuh. 

Penelitian juga menunjukkan, remdesivir dapat mempersingkat waktu pemulihan pasien COVID-19 yang dirawat di rumah sakit sekitar 30 persen atau empat hari lebih cepat. Namun, kemampuannya untuk memangkas angka kematian tidak signifikan secara statistik dalam uji klinis yang dijalankan oleh National Institutes of Health (NIH).

Sebuah penelitian terhadap 400 pasien di rumah sakit menemukan bahwa 74 persen pasien yang menerima pengobatan remdesivir menjadi lebih baik setelah 14 hari dibandingkan dengan 59 persen pasien yang tidak mendapatkannya.

Baca juga: Terjangkit Virus Corona, Kapan Gejalanya Akan Berakhir?

Bagaimana Remdesivir Diberikan pada Pasien COVID-19?

Remdesivir diberikan melalui intravena atau melalui injeksi atau infus kepada pengidap COVID-19 yang parah yang dirawat di rumah sakit. Dalam studi yang disponsori oleh NIH, pengidap menerima obat tersebut selama 10 hari. Di bawah otorisasi penggunaan darurat, pengidap dapat diberikan pengobatan remdesivir selama 5 atau 10 hari, tergantung pada seberapa parah kondisi mereka.

Remdesivir tidak boleh diberikan sembarangan untuk semua pasien COVID-19. Menurut otorisasi penggunaan darurat FDA, hanya pasien COVID-19 yang parah dan dirawat di rumah sakit yang memenuhi syarat untuk diobati dengan remdesivir. Orang dengan kasus COVID-19 yang lebih ringan tidak dianjurkan untuk menerima obat intravena tersebut.

Efek Samping Remdesivir

Meski diklaim mampu membantu penyembuhan pengidap COVID-19 dengan cepat, penggunaan remdesivir dapat menyebabkan efek samping. Beberapa efek samping dapat terjadi selama penyuntikan. Segera beritahu dokter atau petugas medis bila kamu mengalami:

  • Mual dan muntah.
  • Menggigil.
  • Banyak berkeringat.
  • Pusing, seperti ingin pingsan.

Selain itu, efek samping remdesivir lainnya yang juga umum terjadi adalah tes fungsi hati yang abnormal atau nyeri, bengkak, memar, atau perdarahan di sekitar area suntik.

Baca juga: Vaksin Corona Tidak Cukup Sekali Suntik, Ini Alasannya

Remdesivir di Indonesia

Dilansir dari Kompas, remdesivir rencananya juga akan segera didistribusikan di Indonesia dalam waktu dekat. Obat tersebut akan diproduksi oleh perusahaan farmasi terkemuka di India, Hetero, dan didistribusikan di Indonesia oleh PT Kalbe Farma Tbk. 

Obat remdesivir dengan merek dagang Covifor akan dibanderol seharga Rp 3 juta per vial atau per dosis. Vial adalah suatu wadah penampung cairan, bubuk atau tablet farmasi. Biasanya, vial modern terbuat dari kaca atau plastik. Obat remdesivir covifor hanya akan dijual dan dipasarkan di rumah sakit.

Itulah sedikit penjelasan mengenai remdesivir, obat yang digunakan untuk mengatasi COVID-19 di Amerika Serikat. Bila kamu ingin bertanya lebih lanjut mengenai COVID-19, jangan ragu untuk menghubungi dokter melalui aplikasi Halodoc. Yuk, download Halodoc sekarang juga.

Referensi:
The Guardian. Diakses pada 2020. US secures world stock of key Covid-19 drug remdesivir.
Hackensack Meridian Health. Diakses pada 2020. What is Remdesivir & How Is It Used For COVID-19?
Fox News. Diakses pada 2020. What is Remdesivir?
Drugs. Diakses pada 2020. Remdesivir.


Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan