Buta Warna Total dan Parsial, Apa Perbedaannya?

Ditinjau oleh  dr. Gabriella Florencia   20 Februari 2020
Buta Warna Total dan Parsial, Apa Perbedaannya? Buta Warna Total dan Parsial, Apa Perbedaannya?

Halodoc, Jakarta - Buta warna terjadi ketika seseorang tidak mampu melihat warna seperti seharusnya. Mungkin selama ini kamu hanya mengira bahwa pengidap buta warna hanya melihat hitam dan putih saja (buta warna total/achromatopsia), padahal ini tidak sepenuhnya benar.

Seseorang bisa mengalami buta warna parsial, yakni kondisi saat seseorang tidak dapat melihat hanya beberapa jenis warna. Misalnya buta warna merah hijau (tidak dapat melihat warna merah dan hijau), atau buta warna biru-kuning (tidak dapat melihat warna biru dan kuning). Itulah perbedaaan mendasar di antara keduanya.

Kondisi buta warna bisa berkisar dari ringan hingga berat, tergantung penyebabnya. Jika disebabkan oleh genetik, maka kedua mata akan mengalaminya. Sementara jika terjadi akibat cedera atau penyakit, ia bisa terjadi hanya pada satu mata saja. 

Baca juga: Jangan Salah, Inilah 7 Fakta Mengenai Buta Warna

Mengapa Seseorang Bisa Alami Buta Warna Parsial?

Penglihatan warna terjadi karena fotoreseptor di retina mata yang dikenal sebagai sel kerucut. Bagian ini memiliki pigmen peka cahaya yang memungkinkan seseorang mengenali warna dan ditemukan di makula (bagian tengah retina).

Sel kerucut memiliki 3 subtipe dan masing-masing memiliki sensitivitas terhadap gelombang cahaya yang berbeda-beda. Gangguan buta warna tergantung dari sel kerucut mana yang rusak atau tidak ada.

Umumnya, pigmen di dalam sel kerucut mengingat warna yang berbeda dan mengirimkan informasi itu melalui saraf optik ke otak. Ini memungkinkan seseorang untuk membedakan corak warna yang tidak terhitung jumlahnya. Jika sel kerucut tidak memiliki satu atau lebih pigmen peka cahaya, maka ia tidak dapat melihat semua warna.

Bentuk buta warna parsial yang paling umum adalah merah-hijau. Ini tidak berarti bahwa orang dengan kekurangan ini tidak dapat melihat warna-warna ini sama sekali. Mereka hanya kesulitan membedakan warna merah dan hijau, dan ini bergantung pada kegelapan atau cahaya warna.

Bentuk lain dari buta warna parsial adalah buta warna biru-kuning. Ini adalah bentuk buta warna parsial yang lebih jarang dan lebih parah daripada merah-hijau, karena orang-orang dengan kekurangan biru-kuning sering memiliki kebutaan merah-hijau juga.

Baca juga: Penyebab Utama Terjadinya Buta Warna Parsial

Penyebab Buta Warna

Tidak hanya genetik, American Optometric Association juga mengungkapkan terdapat beberapa hal yang bisa sebabkan buta warna terjadi. Ini bisa saja penyakit yang kemudian merusak saraf otak atau retina. Beberapa penyakit tersebut, antara lain:

  • Diabetes;

  • Glaukoma;

  • Degenerasi makula;

  • Penyakit Alzheimer;

  • Penyakit Parkinson;

  • Multiple sclerosis;

  • Alkoholisme kronis;

  • Leukemia;

  • Anemia sel sabit.

Sementara itu, ada juga beberapa hal yang bisa memicu buta warna, seperti: 

  • Obat. Obat yang digunakan untuk mengobati masalah jantung, tekanan darah tinggi, infeksi, gangguan saraf, dan masalah psikologis juga diduga memengaruhi penglihatan warna;

  • Penuaan. Kemampuan untuk melihat warna secara bertahap dapat berkurang seiring bertambahnya usia;

  • Paparan Kimia. Kontak dengan bahan kimia tertentu, seperti pupuk telah diketahui menyebabkan hilangnya penglihatan warna.

Pengobatan Buta Warna

Sayangnya tidak ada obat untuk mengatasi buta warna total atau buta warna parsial. Akan tetapi, jika penyebabnya adalah penyakit atau cedera mata, mengobati penyakit penyebabnya mungkin bisa meningkatkan kemampuan mata dalam melihat warna.

Menggunakan kacamata berwarna khusus atau mengenakan lensa kontak berwarna merah pada satu mata juga bisa meningkatkan kemampuan beberapa orang untuk membedakan antara warna. Meskipun tidak ada yang dapat membuat mereka benar-benar mampu melihat warna seutuhnya.

Kebanyakan orang dengan kekurangan buta warna menemukan cara untuk mengatasi ketidakmampuan mereka dalam melihat warna. Caranya antara lain: 

  • Mengatur dan memberi label pakaian, furnitur atau benda berwarna lainnya (dengan bantuan teman atau keluarga) agar mudah dikenali;

  • Mengingat urutan warna mereka. Misalnya, lampu lalu lintas berwarna merah di atas, kuning di tengah dan hijau di bawah.

Buta warna parsial bisa membuat frustasi dan dapat membatasi partisipasi dalam beberapa pekerjaan, tetapi dalam kebanyakan kasus itu bukan ancaman serius bagi penglihatan. Dengan waktu, kesabaran, dan latihan, orang bisa beradaptasi dengan kondisi tersebut.

Baca juga: Ketahui Jenis Pekerjaan yang Butuh Tes Buta Warna

Itulah beberapa hal yang perlu kamu tahu tentang buta warna total dan buta warna parsial. Jika kamu masih membutuhkan informasi tambahan terkait hal ini, chat saja dokter spesialis mata di aplikasi Halodoc. Dokter akan memberikan saran yang tepat sesuai kondisi kesehatanmu.

Referensi:
American Optometric Association. Diakses pada 2020. Color Vision Deficiency.
Web MD. Diakses pada 2020. What Is Color Blindness?

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan