Cara Ajarkan Anak Membela Diri saat Di-bully

4 menit
Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   23 Juli 2022

“Bullying atau perundungan dapat merusak mental dan fisik anak. Oleh sebab itu, orang tua perlu mengajari anak cara pertahanan diri untuk mencegah maupun menghadapi situasi ini.”

Cara Ajarkan Anak Membela Diri saat Di-bullyCara Ajarkan Anak Membela Diri saat Di-bully

Halodoc, Jakarta – Berita soal bullying atau perundungan seolah tak ada habisnya. Pelaku seakan tidak jera meski sudah tahu konsekuensi ketika tindakannya diketahui.  Namun, fokus utama dari masalah bullying ini bukanlah hukuman untuk para pelaku, melainkan dampak negatif yang diterima oleh korban. 

Pasalnya, dampak perundungan bisa menyerang fisik dan mental korban. Paling fatal, korban bisa memilih mengakhiri hidup karena tidak mampu menanggung depresi. Anak-anak adalah kelompok individu yang rentan mengalami perundungan. Orang tua perlu mengajarkan strategi pertahanan diri supaya anak mampu membela dirinya saat di-bully.

Tips Ajarkan Anak Membela Diri saat Di-Bully

Setiap anak berpotensi menjadi korban perundungan. Supaya anak tidak menjadi salah satunya, ajarkan anak tips berikut agar terhindar dari peristiwa bullying:

1. Ajari bahasa tubuh yang percaya diri

Salah satu cara terbaik untuk mencegah perundungan adalah memproyeksikan kepercayaan diri lewat bahasa tubuh. Anak-anak yang membungkuk dan mengalihkan pandangannya cenderung terlihat lemah dan menjadi sasaran empuk pelaku perundungan. Berikut cara-cara yang bisa diajarkan:

  • Berjalan langsung ke arah yang ingin dituju secara tegas. Ajari anak berjalan dengan bahu ke belakang dan mata menghadap ke atas bukan ke bawah.
  • Lakukan kontak mata dengan cara yang netral (tidak agresif) dengan orang-orang di sekitar.
  • Tersenyum pada orang lain untuk meningkatkan harga diri. 
  • Bicara dengan suara yang netral dan tenang. Tidak perlu menanggapi komentar yang tidak baik. 

2. Dorong anak untuk selalu berkelompok

Pelaku perundungan umumnya tidak menargetkan sekelompok anak. Oleh sebab itu, pastikan si kecil selalu berkelompok bersama teman-temannya. Jika anak tidak memiliki sekelompok teman, dorong mereka untuk berteman. Dengan memiliki kelompok pertemanan, tidak hanya mencegah anak menjadi korban perundungan, tetapi juga melatih keahlian sosial anak

3. Ajari anak untuk peka terhadap lingkungan sekitar

Insting terkadang tidak pernah bohong. Beri tahu anak untuk segera menjauhi atau meninggalkan area jika instingnya merasa tidak beres. Jika terpaksa untuk melewati area tersebut, lakukan keterampilan seperti bahasa tubuh yang percaya diri, suara yang tegas, dan berbicara dengan orang lain. 

4. Tinggalkan, bukan berkelahi

Yakinkan anak bahwa mereka tidak lantas menjadi pengecut saat memutuskan lari dari situasi perundungan. Tekankan kepada mereka bahwa lebih penting lari dari situasi, sebelum menjadi tidak terkendali. Perkelahian dapat memicu kekerasan dan menyebabkan cedera. Untuk menghindari hal tersebut, sebaiknya tinggalkan dan segera memberitahu orang dewasa atas situasi yang telah terjadi.

5. Mengikuti kelas bela diri

Ayah dan ibu juga bisa mempertimbangkan kelas bela diri untuk anak, seperti pencak silat atau taekwondo. Selain mengajarkan anak pertahanan diri, seni bela diri juga mengajarkan kepercayaan diri dan pengendalian diri anak. Setelah menjalani kelas bela diri, anak diharapkan mampu menerapkan teknik pertahanan diri sebagai langkah perlindungan saat diserang. 

Ketahui juga penyebab anak bisa menjadi pelaku bullying di laman berikut, “5 Alasan Mengapa Anak Bisa Menjadi Pelaku Bullying

6. Bersikap tegas

Kasus perundungan sering kali dimulai dari tindakan yang relatif ringan. Misalnya memanggil dengan sebutan ejekan atau agresi fisik ringan. Setelah perundung memastikan bahwa korban tidak dapat membela dirinya sendiri, maka agresi akan semakin buruk. 

Karena itu, ajari si kecil untuk bersikap tegas dan bertindak cepat atas bentuk perundungan sekecil apa pun itu. Dengan begitu, anak juga dapat belajar untuk mempertahankan harga dirinya sendiri.

7. Merespon dengan tenang

Ketika anak mendapatkan tindakan perundungan, ajari mereka untuk merespon dengan tenang dan menggunakan bahasa yang sederhana dan jelas. Mengapa demikian? Sebab pelaku bullying akan lebih senang jika korbannya dapat terpengaruh secara emosional. 

Hal tersebut menandakan bahwa ia dapat menguasai korban. Dengan mendorong anak untuk merespon secara tenang, ibu juga mengajarkan cara menampilkan rasa percaya diri.  

8. Menjadi lebih baik

Pelaku bullying umumnya memiliki kekurangan, seperti kurang pandai, memiliki penampilan yang di bawah standar, dan masih banyak lagi. Dorong anak untuk merawat penampilannya atau belajar lebih giat lagi untuk menjadi siswa berprestasi. Dengan cara ini, mereka akan semakin panik melihat kesuksesan si kecil dan semakin ragu untuk melakukan perundungan.

Itulah cara ajarkan anak membela diri saat menghadapi perundungan. Jika anak sudah terlanjur menjadi korban bully atau bahkan melakukan tindakan bully, ibu jangan ragu untuk konsultasikan ke psikolog atau psikiater anak melalui Halodoc. Dengan Halodoc ibu juga bisa mengetahui informasi seputar pola asuh anak. Tunggu apa lagi? Yuk download Halodoc sekarang.

Referensi:
Verywell Family. Diakses pada 2022. 8 Self-Defense Strategies to Ward Off Bullying.
Understood. Diakses pada 2022. How to defend kids from bullies.
Psychology Today. Diakses pada 2023. 7 Skills for Teaching Your Child to Stand Up to Bullies.

Diperbarui pada 19 April 2023.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan