Diet dengan Memerhatikan Hormon, Ini 2 Caranya

Ditinjau oleh  dr. Verury Verona Handayani   26 Maret 2020
Diet dengan Memerhatikan Hormon, Ini 2 CaranyaDiet dengan Memerhatikan Hormon, Ini 2 Caranya

Halodoc, Jakarta - Banyak wanita yang menganggap bahwa langsing merupakan salah satu indikator penting, untuk bisa berpenampilan menarik. Itulah sebabnya berbagai metode diet yang bermunculan selalu “laris-manis” diikuti. Padahal, menurut ahli naturopati, Natasha Turner, berat badan berlebih dapat disebabkan oleh ketidakseimbangan beberapa hormon tertentu di dalam tubuh. Oleh karena itu, diet dengan memerhatikan hormon menjadi hal yang mungkin sebaiknya dicoba.

Hormon adalah “pesan” berupa zat kimia yang mampu menggerakkan tubuh dan alam pikiran, yang diproduksi oleh kelenjar pada sistem endokrin. Zat ini penting, karena menjadi pengendali sebagian besar fungsi tubuh manusia. Mulai dari kondisi yang paling sederhana seperti rasa lapar, hingga yang kompleks seperti sistem reproduksi, emosi, dan suasana hati. Nah, hormon-hormon yang berperan dalam pengendali berat tubuh dikenal dengan sebutan hormon diet.

Baca juga: Rahasia Bentuk Tubuh Ideal dengan Diet Golongan Darah

Cara Diet dengan Memerhatikan Hormon

1. Kurangi Konsumsi Gula

Salah satu hormon diet yang berperan penting dalam naik-turunnya berat badan adalah leptin. Hormon ini diproduksi oleh sel lemak dan memiliki kemampuan untuk mengendalikan rasa lapar. Lemak tubuh yang berlebihan dapat membuat otak tak lagi sensitif terhadap leptin, meskipun kadar hormon ini cukup tinggi. Kondisi yang disebut leptin resisten ini kemudian menyebabkan otak terus-menerus mengirim sinyal lapar pada tubuh.

Nah, salah satu pemicu terjadinya leptin resisten adalah kebiasaan mengonsumsi gula atau tepatnya fruktosa, yang ditemukan dalam buah dan makanan olahan. Mengapa demikian? Begini penjelasannya, ketika kamu mengonsumsi fruktosa dalam jumlah sedikit, mungkin akan baik-baik saja. Namun jika kamu makan lebih dari 5 kali lipat porsi buah yang direkomendasikan setiap hari, ditambah makanan olahan dengan tambahan gula, organ hati tidak dapat menanganinya dengan cukup cepat untuk menggunakannya sebagai bahan bakar.

Baca juga: Buah Segar atau Kering, Mana yang Lebih Tinggi Gula?

Akhirnya, tubuh akan mulai mengubahnya menjadi lemak. Kemudian mengirimkannya ke aliran darah sebagai trigliserida, dan menyimpannya di hati atau bagian tubuh lain. Semakin banyak fruktosa yang diubah menjadi lemak, kadar leptin dalam tubuh akan meningkat, karena lemak menghasilkan leptin. Lalu, ketika kamu memiliki terlalu banyak leptin, tubuh akan menjadi kebal terhadap pesan yang disampaikannya. 

Hal itulah yang membuat otak jadi tidak bisa menangkap sinyal bahwa kamu kenyang, sehingga kamu akan terus makan, dan terus bertambah berat badan. Oleh karena itu, kamu perlu menghentikan kebiasaan mengonsumsi gula dan makanan manis dari sekarang, agar hormon leptin kembali normal. Untuk mempercepat penormalannya, kamu juga bisa membiasakan diri mengonsumsi sayur di pagi hari, untuk menunda rasa lapar.

2. Jangan Stres

Rasa stres diatur oleh dua hormon, yaitu kortisol dan serotonin. Kortisol adalah hormon yang dilepas oleh kelenjar adrenal yang menyebabkan stres, sedangkan serotonin adalah hormon yang berperan dalam menenangkan stres. Meningkatnya kadar hormon kortisol dalam tubuh sering kali membuat kamu ingin mencari suatu makanan yang mengandung gula tinggi. Reaksi ini dapat terjadi karena tubuh merasa membutuhkan energi lebih untuk mengatasi stres. Jadi terbayang kan? Jika hormon kortisol dalam tubuh selalu tinggi dan kamu selalu mencari makanan manis untuk mengatasinya, kenaikan berat badan adalah hal yang tidak bisa dihindari.

Baca juga: Begini Cara Diet Mediterania Bisa Turunkan Berat Badan

Tak hanya itu, ketika hormon kortisol naik, tubuh akan mengonversi gula darah menjadi lemak untuk penyimpanan jangka panjang. Ini adalah reaksi alami tubuh sebagai cara adaptasi untuk bertahan hidup, karena merasa sedang terancam. Jadi, jika kamu ingin menurunkan berat badan, cobalah untuk mengurangi stres dalam kehidupan sehari-hari, menjauhi makanan atau minuman yang dapat meningkatkan kadar kortisol (seperti kopi), dan meningkatkan hormon serotonin.

Lantas, bagaimana cara meningkatkan hormon serotonin? Caranya adalah dengan mengonsumsi makanan yang kaya akan vitamin B (seperti asparagus dan bayam), tidur yang cukup, dan menerapkan pola hidup sehat lainnya. Kalau merasa tidak enak badan, jangan ragu untuk download aplikasi Halodoc dan gunakan untuk membicarakan keluhan kesehatanmu pada dokter, kapan dan di mana saja.

Referensi:
Prevention. Diakses pada 2020. The "Hormone Reset Diet" Can Help You Lose Stubborn Belly Fat.
WebMD. Diakses pada 2020. Hormone Diet.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan