Cara Mendiagnosis Cerebral Palsy pada Anak

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   08 Oktober 2019
Cara Mendiagnosis Cerebral Palsy pada AnakCara Mendiagnosis Cerebral Palsy pada Anak

Halodoc, Jakarta – Memerhatikan tumbuh kembang anak secara saksama menjadi hal yang sangat penting yang perlu dilakukan orangtua. Hal tersebut bertujuan agar bila terdapat kelainan, orangtua dapat langsung mengetahuinya dan segera mencari pertolongan medis. Bila Si Kecil bergerak dengan cara yang terlihat aneh atau tidak seperti anak pada umumnya, jangan diabaikan. Pasalnya, bisa jadi Si Kecil mengalami kondisi, seperti cerebral palsy. Yuk, cari tahu cara mendiagnosis cerebral palsy pada anak di sini.

Cerebral palsy (CP) adalah kelainan yang memengaruhi gerakan dan koordinasi tubuh seseorang. Kelainan ini disebabkan oleh adanya gangguan perkembangan otak yang biasanya terjadi saat anak masih di dalam kandungan. Gangguan otak ini juga bisa terjadi saat bayi dilahirkan atau selama dua tahun pertama kehidupannya. Bayi yang lahir prematur berisiko lebih tinggi mengalami CP, karena otak mereka mungkin tidak punya waktu yang cukup untuk berkembang secara sempurna.

Baca juga: Benarkah Minum Antibiotik saat Hamil Sebabkan Cerebral Palsy?

Kenali Gejala Cerebral Palsy

Gejala cerebral palsy bisa berbeda-beda pada tiap pengidap yang tergantung tingkat keparahan kondisi yang dialaminya. Seringkali keterlambatan perkembangan kemampuan gerak (motorik) bayi menjadi pertanda CP. Namun, tidak semua keterlambatan perkembangan kemampuan tersebut adalah pertanda CP.

Beberapa gejala cerebral palsy mungkin juga muncul saat bayi lahir, tetapi kadang-kadang gejala juga bisa muncul lebih lama. Itulah mengapa beberapa kasus cerebral palsy pada bayi sudah bisa dideteksi segera setelah bayi lahir, sedangkan yang lain tidak bisa didiagnosis hingga bertahun-tahun kemudian.

Secara umum, gejala cerebral palsy meliputi:

  • Pergerakan lengan dan kaki yang abnormal. 

  • Bentuk otot yang buruk pada awal kelahiran. 

  • Sulit menelan (disfagia).

  • Perkembangan berjalan dan berbicara yang lambat. 

  • Postur tubuh tidak normal.

  • Kejang otot.

  • Tubuh kaku. 

  • Koordinasi tubuh yang buruk.

  • Mata yang terlihat marah.

Baca juga: Akankah Cerebral Palsy Membatasi Kecerdasan?

Cara Mendiagnosis Cerebral Palsy

Tanda dan gejala cerebral palsy dapat menjadi lebih jelas seiring berjalannya waktu, sehingga diagnosis mungkin baru bisa dilakukan beberapa bulan setelah kelahiran.

Bila dokter anak mencurigai Si Kecil mengidap cerebral palsy, pertama-tama ia akan mengevaluasi tanda dan gejala yang ditunjukkan Si Kecil, memantau tumbuh kembangnya, meninjau riwayat medis Si Kecil, dan melakukan pemeriksaan fisik. Dokter mungkin juga akan merujuk anak kamu ke spesialis yang terlatih dalam merawat anak-anak yang memiliki masalah pada otak dan sistem saraf, seperti ahli saraf pediatrik, spesialis perkembangan anak, dan rehabilitasi pediatrik.

Dokter juga akan meminta untuk melakukan serangkaian tes lanjutan untuk memastikan diagnosis cerebral palsy dan menyingkirkan kemungkinan penyebab lainnya. Tes penunjang yang biasanya digunakan untuk mendiagnosis CP, antara lain:

  • Pemindaian Otak

Dengan teknologi pencitraan otak atau scan otak, dapat diketahui lokasi terjadinya kerusakan atau perkembangan yang abnormal pada otak. Scan otak terdiri dari:

  • MRI

Pemindaian MRI menggunakan gelombang radio dan medan magnet untuk menghasilkan gambar 3D atau gambar melintang dari otak Si Kecil. MRI mampu mengidentifikasi bila terdapat lesi atau kelainan di otak anak.

Tes ini tidak menyakitkan, tetapi membutuhkan waktu yang lama hingga satu jam. Si Kecil kemungkinan juga akan diberikan anestesi umum sedatif atau ringan sebelum menjalani pemeriksaan ini.

  • Ultrasonografi Kranial

Pemeriksaan ini menggunakan gelombang suara berfrekuensi tinggi untuk menghasilkan gambar otak. Ultrasonografi kranial tidak menghasilkan gambar yang terperinci, tetapi sering digunakan karena prosedurnya yang cepat dan murah, serta dapat memberikan penilaian awal tentang otak.

  • Electroencephalogram (EEG)

Bila Si Kecil mengalami kejang, dokter akan merekomendasikan pemeriksaan EEG untuk mengevaluasi kondisinya lebih lanjut. Pasalnya, kejang bisa menjadi pertanda anak mengalami epilepsi. Dalam tes EEG, serangkaian elektroda akan dipasangkan pada kulit kepala anak. Kemudian, alat tersebut akan merekam aktivitas listrik otak anak. 

  • Tes Laboratorium

Tes darah, urine, atau kulit mungkin akan dilakukan untuk melihat adanya masalah genetik atau metabolisme.

Baca juga: 7 Tindakan Medis yang Bisa Dilakukan untuk Tangani Cerebral Palsy

Itulah beberapa pemeriksaan yang bisa dilakukan dokter sebagai cara mendiagnosis cerebral palsy pada anak. Bila Si Kecil mengalami gejala-gejala cerebral palsy, segera periksakan ia ke dokter. Untuk melakukan pemeriksaan, kamu bisa buat janji kapan dan di mana saja dengan dokter di rumah sakit pilihan kamu lewat aplikasi Halodoc. Yuk, download Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play.

Referensi:
WebMD. Diakses pada 2019. How Do I Know If My Child Has Cerebral Palsy?
Mayo Clinic. Diakses pada 2019. Cerebral palsy - Diagnosis and treatment.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan