Cara Mengatasi ASI yang Terpapar Kontrasepsi

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   27 September 2019
Cara Mengatasi ASI yang Terpapar KontrasepsiCara Mengatasi ASI yang Terpapar Kontrasepsi

Halodoc, Jakarta – Siapa sih orangtua yang tidak senang ketika mendapatkan titipan buah hati sebagai anugerah yang tidak tergantikan? Pastinya, ibu dan ayah sudah mempersiapkan segala sesuatunya, ya, mulai dari pakaian, mainan, alat-alat kesehatan, tempat tidur, bantal, dan alat untuk memompa ASI. Tidak luput dari persiapan, ibu juga biasanya mulai memilih alat kontrasepsi untuk digunakan setelah kelahiran nanti. 

Pastinya, ketika memilih alat kontrasepsi untuk menunda kehamilan, ibu harus turut mempertimbangkan aspek keamanan. Tak kalah pentingnya, alat kontrasepsi tidak boleh memengaruhi kelancaran dari produksi susu. Jika masih awam, tentu ibu akan bertanya, apa saja sebenarnya jenis alat kontrasepsi yang tidak cocok dan harus dihindari ketika ibu sedang dalam masa memberikan ASI eksklusif pada bayi?

Jenis Alat Kontrasepsi yang Memengaruhi ASI

Sebenarnya, alat kontrasepsi cenderung aman digunakan untuk ibu yang sedang menyusui. Pilihannya juga beragam, bisa ibu sesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan. Namun, ternyata ada beberapa jenis kontrasepsi yang berpengaruh terhadap produksi ASI, yaitu alat kontrasepsi jenis hormonal yang memiliki kandungan estrogen. Mengapa hal itu bisa terjadi?

Baca juga: Ibu Wajib Tahu Pentingnya ASI Eksklusif

Saat ibu menyusui sang buah hati, hormon prolaktin sangat berperan aktif terhadap proses menyusui ini, karena memiliki fungsi utamanya untuk merangsang produksi ASI dalam tubuh ibu. sayangnya, produksi dari hormon ini akan mengalami hambatan apabila dalam tubuh ibu terdapat hormon estrogen yang tinggi. Inilah yang menjadi alasan utama mengapa alat kontrasepsi jenis hormonal tidak dianjurkan untuk dipakai kalau ibu masih menyusui. 

Kalau ibu bingung memilih alat kontrasepsi pasca kelahiran yang tepat, ibu tidak perlu khawatir. Tanyakan saja kepada dokter kandungan melalui aplikasi Halodoc. Ibu juga bisa tanya jawab dengan membuat janji dengan dokter di rumah sakit terdekat supaya tidak lagi perlu mengantre.

Suntik KB dan pil kombinasi adalah dua jenis alat kontrasepsi yang memiliki kandungan estrogen dan progestin. Penggunaan suntik KB biasanya digunakan ketika usia bayi sudah menginjak enam bulan kalau ibu melakukan program pemberian ASI eksklusif. Namun, kalau ibu tidak menyusui eksklusif, maka suntiknya bisa dilakukan enam minggu setelah persalinan. Aturan penggunaan ini juga sama untuk alat kontrasepsi jenis pil kombinasi. 

Memang, kedua jenis kontrasepsi ini cukup efektif untuk mengendalikan kehamilan. Namun, dampak yang mungkin terjadi adalah penurunan pasokan ASI yang tentu saja bisa menyebabkan hal yang negatif pada sang buah hati. Dampak paling utama tentu saja kebutuhan ASI sang buah hati jadi tidak optimal.

Baca juga: Benarkah IUD Lebih Baik dari KB Suntik?

Mengatasi ASI yang Terpapar Kontrasepsi

Lalu, apa yang harus dilakukan kalau ibu hanya bisa menggunakan dua jenis kontrasepsi tadi karena riwayat medis tertentu. Biasanya, dokter akan menyarankan untuk menurunkan dosis penggunaannya, tetapi pengaruhnya terhadap produksi ASI tetap sama. Namun, apabila pasokan ASI menurun drastis diikuti dengan penurunan berat badan bayi, penghentian penggunaannya harus segera dilakukan. 

Baca juga: Amankah Donor ASI bagi Bayi?

Salah satu cara yang bisa ibu lakukan untuk meningkatkan produksi ASI kembali adalah relaktasi. Beberapa pilihannya adalah menempelkan puting susu ibu pada mulut bayi, melakukan pemerahan ASI, dan memperbanyak kontak kulit antara ibu dengan sang buah hati. Apabila produksi ASI berhenti total, dokter mungkin akan menganjurkan ibu untuk mendapatkan suntik prolaktin. 

*artikel ini pernah tayang di SKATA

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan