Cara Pencegahan Stenosis Pilorus yang Perlu Diketahui

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   20 November 2018
Cara Pencegahan Stenosis Pilorus yang Perlu DiketahuiCara Pencegahan Stenosis Pilorus yang Perlu Diketahui

Halodoc, Jakarta – Setiap orang tua pasti menginginkan anaknya terlahir dengan sehat dan sempurna. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menjaga janin dalam kandungan agar terlahir sehat, salah satunya memenuhi asupan nutrisi serta gizi yang dibutuhkan oleh janin selama dalam kandungan. Mencukupi kebutuhan air yang perlu dikonsumsi oleh ibu menjadi cara yang bisa dilakukan untuk mengoptimalkan tumbuh kembang anak dalam kandungan.

Sebaiknya mulai hindari kebiasan atau gaya hidup yang kurang baik ketika ibu memasuki masa kehamilan. Gaya hidup yang kurang sehat dapat menyebabkan gangguan kesehatan pada bayi ketika dilahirkan, salah satunya kondisi stenosis pilorus. Kondisi ini jarang terjadi pada bayi yang berusia di bawah 1 tahun. Stenosis pilorus adalah kondisi penebalan usus halus sehingga terjadi penyempitan pada bagian klep yang menghubungkan lambung dan usus halus. Bagian ini dikenal dengan istilah pilorus. Ketika pilorus menyempit, maka makanan yang telah diproses oleh tubuh bayi tidak dapat masuk ke dalam usus halus. Ini yang banyak memberikan dampak buruk pada kesehatan bayi.

Gejala Stenosis Pilorus pada Bayi

Gejala stenosis pilorus bisa terlihat pada bayi yang mengalami kondisi ini. Sebaiknya ibu harus memerhatikan kesehatan bayi dengan detail semenjak bayi dilahirkan. Perhatikan kebiasaan makan maupun minum dari Si Kecil agar penyakit ini bisa dicegah semenjak dini. Berikut ini gejala yang dialami bayi ketika mengalami stenosis pilorus:

1. Muntah

Bayi yang mengalami stenosis pilorus akan sering mengalami muntah setelah diberikan makan atau minum. Muntah yang terjadi juga terlihat seperti disemprot atau disembur. Awalnya mungkin terlihat ringan, namun jika tidak segera ditangani gejala ini bisa disertai dengan keluarnya darah ketika anak muntah.

2. Bayi Selalu Merasa Lapar

Ketika tidak ada makanan yang berhasil masuk dalam tubuh karena adanya penebalan pada usus halus, tentu bayi terus merasa lapar. Coba untuk memberikan ASI secara optimal agar bayi tidak dehidrasi atau kelaparan.

3. Berat Badan Menurun

Tentu, makanan yang sulit dicerna oleh tubuh menyebabkan bayi mengalami penurunan berat badan. Sebaiknya, segera bertanya pada dokter jika bayi mengalami penurunan berat badan yang signifikan.

4. Konstipasi dan Kontraksi Perut

Terlihat kontraksi perut pada bayi setelah makan dan sebelum muntah. Selain itu, bayi mengalami konstipasi karena makanan tidak ada yang dapat dicerna oleh usus halus.

Pencegahan Stenosis Pilorus pada Bayi

Lakukan pencegahan stenosis pilorus semenjak bayi dalam kandungan. Sebaiknya hindari asap rokok atau kebiasaan merokok ketika dalam masa kehamilan. Ibu yang merokok dan sering menghirup asap rokok dapat meningkatkan risiko melahirkan bayi dengan kondisi stenosis pilorus. Tidak hanya itu, menjaga kehamilan agar bayi terlahir tepat waktu juga menjadi salah satu cara pencegahan kondisi stenosis pilorus.

Bayi yang terlahir prematur berisiko mengalami stenosis pilorus dibandingkan dengan bayi yang lahir pada waktu yang tepat. Penggunaan antibiotik yang cukup sering ketika ibu menjalani kehamilan juga meningkatkan risiko stenosis pilorus pada anak ketika dilahirkan. Sebaiknya jaga kesehatan ibu dengan mengonsumsi makanan sehat dan suplemen untuk ibu hamil.

Tidak ada salahnya untuk bertanya pada dokter mengenai kesehatan pada masa kehamilan, agar ibu dan bayi bisa terhindar dari penyakit. Yuk, gunakan aplikasi Halodoc sekarang juga dengan download melalui App Store atau Google Play sekarang juga!

Baca juga:

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan