Cara Pencegahan Syok Hipovolemik yang Perlu Diketahui

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   10 Desember 2018
Cara Pencegahan Syok Hipovolemik yang Perlu DiketahuiCara Pencegahan Syok Hipovolemik yang Perlu Diketahui

Halodoc, Jakarta - Ketika tubuh kehilangan lebih dari 20 persen pasokan darah atau cairan, tubuh akan masuk dalam keadaan syok hipovolemik. Hal ini dapat membuat jantung kesulitan untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Selain itu, syok hipovolemik ini dapat menyebabkan kegagalan fungsi organ.

Syok hipovolemik adalah tipe syok yang umum menyerang anak-anak berusia sangat muda atau orang yang sudah lanjut usia. Jika tidak mendapat penanganan segera, hal-hal yang tidak diinginkan mungkin terjadi, mulai dari organ berhenti bekerja, hingga kematian. Beberapa keadaan yang dapat menyebabkan syok hipovolemik adalah kekurangan darah, kekurangan cairan, dan kekurangan plasma seperti pada luka bakar.

Sebelum kamu mengetahui bagaimana cara untuk mencegah syok hipovolemik, kamu harus tahu tentang gejala dan penyebab dari syok yang disebabkan tubuh kekurangan darah ini. Gejala syok hipovolemik dapat beragam tergantung dari tingkat keparahan yang terjadi.

Gejala perdarahan internal mungkin akan sulit diketahui hingga gejala dari syok muncul, karena perdarahan eksternal akan terlihat. Orang dewasa dengan umur yang relatif tua tidak mengalami gejala-gejala ini hingga syok tersebut berkembang secara signifikan.

Syok hipovolemik terbagi menjadi beberapa gejala, antara lain:

Gejala Ringan

Gejala-gejala awal yang terbilang ringan yang mungkin muncul, yaitu:

  • Sakit kepala.

  • Mual.

  • Kelelahan.

  • Banyak berkeringat.

  • Pusing.

Gejala Parah

Gejala yang parah atau berat harus diperhatikan secara serius dan ditangani oleh ahli medis. Gejala-gejala tersebut adalah:

  • Kulit pucat.

  • Napas lebih cepat dari orang normal.

  • Kulit dingin atau lembap.

  • Denyut jantung cepat.

  • Urine yang keluar dari tubuh sedikit atau tidak ada sama sekali.

  • Kelelahan.

  • Bibir atau kuku jari menjadi biru.

  • Hilang kesadaran.

Selain itu, tanda-tanda atau gejala-gejala dari perdarahan internal, antara lain:

  • Sakit perut.

  • Urine keluar bersamaan dengan darah.

  • Muntah darah.

  • Dada terasa sakit.

  • Terdapat pembengkakan di perut.

Gejala-gejala seperti sakit perut dan banyak berkeringat dapat menjadi tanda-tanda dari penyakit lain. Maka dari itu, kamu harus mencari tahu melalui tim medis agar secara pasti penyakit apa yang terjadi pada kamu. Hal ini pun berlaku untuk gejala yang lebih serius. Semakin lama kamu menunda untuk melakukan pengecekan, semakin banyak kerusakan yang terjadi di dalam tubuh, sehingga semakin berbahaya untuk diri kamu sendiri.

Penyebab Syok Hipovolemik

Syok hipovolemik umumnya disebabkan oleh tubuh kehilangan darah sebanyak 20 persen. Lalu, kehilangan darah dapat disebabkan oleh:

  • Perdarahan dari luka sayatan.

  • Perdarahan karena cedera.

  • Perdarahan internal, seperti pada saluran pencernaan.

Selain itu, kadar cairan dalam tubuh dapat menurun drastis disebabkan oleh hal-hal berikut:

  • Luka bakar.

  • Berkeringat secara berlebih.

  • Muntah.

  • Diare.

Darah bertugas untuk membawa oksigen dan zat lainnya ke organ dan jaringan tubuh. Jika terjadi perdarahan, darah yang beredar untuk dipompa di jantung hanya sedikit, sehingga tidak efektif.

Pencegahan Syok Hipovolemik

Beberapa pencegahan yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya syok hipovolemik adalah:

  • Menghentikan perdarahan yang terjadi.

  • Mengonsumsi cairan yang cukup.

  • Dilakukan pemasangan infus untuk menggantikan cairan yang keluar.

  • Menghindari terjadinya luka bakar.

  • Minum air putih minimal 2 hingga 3 liter per hari.

Itulah cara-cara untuk mencegah terjadinya syok hipovolemik pada seseorang. Jika kamu ingin mengetahui lebih lanjut tentang syok hipovolemik, dokter-dokter dari Halodoc siap membantu. Caranya yaitu dengan download aplikasi Halodoc di smartphone kamu!

Baca juga:

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan