Cari Tahu Tentang Penyakit Bawaan Thalasemia

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   27 Oktober 2017
Cari Tahu Tentang Penyakit Bawaan ThalasemiaCari Tahu Tentang Penyakit Bawaan Thalasemia

Halodoc, Jakarta – Satu lagi alasan pasangan yang menikah mesti memeriksakan kesehatannya sebelum melakukan pengucapan janji suci. Meski teknologi kesehatan makin canggih, masih saja banyak pasangan yang enggan melakukan pemeriksaan kesehatan sebelum menikah. Alasannya karena merasa dirinya sehat dan tidak perlu memeriksakan diri. Padahal, dalam diri masing-masing orang berpotensi untuk menurunkan penyakit bawaan, salah satunya adalah thalasemia.

Berbeda dengan penyakit bawaan lainnya seperti diabetes, bisa dibilang thalasemia belum populer sehingga masih sedikit yang sadar tentang adanya penyakit ini. Thalasemia merupakan jenis penyakit yang diturunkan dari kedua orang tua kepada anak. Pengidap penyakit ini akan mengalami kelainan berupa pembentukan sel darah merah yang mudah pecah serta kadar Hb (hemoglobin) yang sangat rendah sehingga menyebabkan anemia kronis.

Thalasemia sendiri ada dua jenis, yakni thalasemia minor yakni pembawa sifat thalasemia yang kondisi kesehatannya normal namun dapat menurunkan penyakit ini pada anak-anaknya kelak. Dan thalasemia mayor yakni pengidap thalasemia yang memerlukan penanganan khusus karena tergantung pada tranfusi darah seumur hidup.

Penanganan Thalasemia Mayor
Hingga saat ini, belum ada obat atau metode yang bisa dilakukan untuk menyembuhkan thalasemia. Untuk itu, dokter hanya bisa memberikan perawatan kepada pengidap thalasemia agar tetap bisa bertahan hidup dan menjalani aktivitas dengan normal.

Salah satu perawatan yang dilakukan untuk pengidap thalasemia adalah tranfusi darah. Jadi sepanjang usia, agar bisa beraktivitas dengan normal mereka harus menjalani transfusi darah sesuai dengan apa yang dijadwalkan dokter. Pengidap thalasemia bahkan memiliki julukan sendiri untuk diri mereka, yakni “vampir sejati” karena akan selalu membutuhkan darah dari orang lain.

Umumnya, pengidap thalasemia membutuhkan tranfusi darah antara2-4 minggu sekali. Namun kurun waktu ini bisa lebih cepat jika kadar HB dalam darah sudah mulai menurun yakni di angka 9-10g/dL. Tranfusi darah yang dilakukan pengidap thalasemia bertujuan untuk meningkatkan kadar hemoglobin hingga mencapai 12-13g/dL.

Sayangnya, proses tranfusi darah yang dilakukan untuk membantu pengidap thalasemia juga berpotensi meningkatkan risiko komplikasi. Dikarenakan proses tranfusi darah yang berulang-ulang menyebabkan kandungan zat besi dalam darah menumpuk. Akhirnya, kulit pengidap thalasemia pun menghitam dan mengalami komplikasi seperti gagal jantung, gagal ginjal, hingga tulang rapuh.

Oleh karena itu, meskipun sudah mendapat tranfusi darah pengidap thalasemia mesti harus menjalani terapi kelasi besi dengan mengonsumsi obat seumur hidup. Selain efek samping, reaksi yang ditimbulkan karena tranfusi darah ini adalah gatal, menggigil, demam, hingga syok. Bahkan meski kecil kemungkinannya, masih ada risiko terkena hepatitis B, C, dan HIV jika darah yang ditransfusikan.

Pencegahan Thalasemia
Sebagai penyakit bawaan, pencegahan thalasemia sebenarnya adalah dengan mencegah terjadinya pernikahan antara pasangan yang membawa sifat thalasemia. Jika pasangan yang menikah sama-sama pembawa sifat thalasemia, maka anaknya kelak akan terkena thalasemia. Sedangkan jika salah satu pasangan saja yang terkena thalasemia maka anaknya kelak berisiko menjadi pembawa sifat thalasemia dalam darahnya.

Jika pasangan menikah sama-sama merupakan pembawa thalasemia, maka apabila terjadi kehamilan kondisi janin dapat diperiksa ketika usia 12-16 minggu. Dari pemeriksaan ini akan diketahui apakah janin terkena thalasemia ataukah hanya pembawa sifat thalasemia dari kedua orang tuanya.

Periksakan selalu kondisi kesehatan ke dokter terutama pengecekan kesehatan sebelum menikah. Tak hanya thalasemia namun pemeriksaan juga diperlukan untuk mengetahui risiko penyakit lainnya. Kamu bisa menggunakan aplikasi Halodoc untuk bicara dengan dokter dan mendapatkan rekomendasi pemeriksaan di rumah sakit. Hubungi dokter Halodoc melalui Video/Voice Call dan Chat. Kamu juga bisa membeli produk kesehatan seperti suplemen dan vitamin di Halodoc dan pesanan akan diantar dalam satu jam. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang di App Store dan Google Play.

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan