Catat, Ini 7 Kelompok Orang yang Berisiko Terkena Kanker Paru-Paru

4 menit
Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   09 Februari 2022

“Ada beberapa kelompok orang yang memiliki risiko lebih tinggi untuk terkena kanker paru-paru dibanding yang lain. Termasuk perokok aktif dan pasif, serta orang yang sering terpapar zat berbahaya.”

Catat, Ini 7 Kelompok Orang yang Berisiko Terkena Kanker Paru-ParuCatat, Ini 7 Kelompok Orang yang Berisiko Terkena Kanker Paru-Paru

Halodoc, Jakarta – Kanker paru-paru dapat terjadi pada siapa saja. Namun, beberapa kelompok orang bisa jadi memiliki risiko yang lebih tinggi untuk terkena kanker ini, dibanding yang lain. 

Meski tidak semua orang dengan faktor risiko pasti terkena penyakit ini, penting untuk tetap waspada. Apa saja faktor risiko penyakit kanker paru-paru? Yuk, simak lebih lanjut!

Orang yang Berisiko Terkena Penyakit Kanker Paru-Paru

Beberapa kelompok orang berikut ini memiliki risiko tinggi untuk terkena penyakit kanker paru-paru:

  1. Perokok Aktif

Merokok sejauh ini merupakan faktor risiko utama untuk kanker paru-paru. Menurut laman American Cancer Society, sekitar 80% kematian akibat kanker paru-paru diperkirakan akibat merokok dan jumlah ini mungkin bahkan lebih tinggi untuk kanker paru-paru sel kecil (SCLC). 

Risiko kanker paru-paru bagi orang yang merokok berkali-kali lebih tinggi daripada orang yang tidak merokok. Semakin lama seseorang merokok dan semakin banyak rokok yang dihabiskan dalam sehari, semakin besar risiko terkena kanker paru-paru.

  1. Perokok Pasif

Bahkan jika kamu tidak merokok, menghirup asap rokok orang lain juga dapat meningkatkan risiko terkena kanker paru-paru. Orang seperti ini disebut perokok pasif. Asap rokok diperkirakan menyebabkan lebih dari 7.000 kematian akibat kanker paru-paru setiap tahunnya.

  1. Orang yang Terkena Paparan Radon

Radon adalah gas radioaktif alami yang dihasilkan dari pemecahan uranium di tanah dan batuan. Kamu tidak dapat melihat, merasakan, atau mencium baunya, tetapi ini berbahaya. 

Di luar ruangan, ada sangat sedikit radon, sehingga tidak berbahaya. Namun di dalam ruangan, radon bisa lebih terkonsentrasi. Menghirupnya membuat paru-paru terpapar radiasi dalam jumlah kecil. Hal ini dapat meningkatkan risiko seseorang terkena kanker paru-paru.

  1. Orang yang Terkena Paparan Asbes

Orang yang bekerja dengan asbes (seperti di tambang, pabrik, pabrik tekstil, tempat di mana insulasi digunakan, dan galangan kapal) beberapa kali lebih mungkin meninggal karena kanker paru-paru. 

Orang yang terpapar asbes dalam jumlah besar juga memiliki risiko lebih besar terkena mesothelioma, sejenis kanker yang dimulai di pleura (lapisan yang mengelilingi paru-paru). 

  1. Orang yang Terkena Paparan Karsinogen

Karsinogen (agen penyebab kanker) yang ditemukan di beberapa tempat kerja yang dapat meningkatkan risiko kanker paru-paru. Ini termasuk:

  • Bijih radioaktif seperti uranium.
  • Bahan kimia yang dihirup seperti arsenik, berilium, kadmium, silika, vinil klorida, senyawa nikel, senyawa kromium, produk batubara, gas mustard, dan klorometil eter.
  • Knalpot diesel.
  1. Orang yang Sering Terpapar Polusi Udara

Di kota-kota besar, polusi udara dapat sedikit meningkatkan risiko kanker paru-paru. Risiko ini jauh lebih kecil daripada risiko yang disebabkan oleh merokok, tetapi harus tetap diwaspadai.

  1. Orang dengan Faktor Genetik

Waspadalah jika memiliki anggota keluarga dengan riwayat kanker paru-paru. Saudara laki-laki, saudara perempuan, dan anak-anak dari orang yang pernah mengidap kanker paru-paru memiliki risiko yang sedikit lebih tinggi.

Nah, itulah beberapa kelompok orang yang memiliki risiko tinggi terkena kanker paru-paru. Penyakit ini biasanya ditangani oleh dokter spesialis onkologi. 

Berikut ini beberapa rekomendasi dokter spesialis onkologi di Halodoc yang siap bantu kamu:

1. dr. I Made Chandra Ari Kumara, Sp.B(K)Onk

dr. I Made Chandra Ari Kumara, Sp.B(K)Onk adalah seorang dokter spesialis bedah konsultan onkologi yang praktik di RS Omni Pulomas dan RS EMC Sentul. Ia mendapatkan gelar spesialisnya setelah menamatkan pendidikan di Universitas Udayana, Bali.

Sehari-harinya, ia bisa memberikan layanan konsultasi seputar bedah khususnya terkait onkologi (kanker). Ia juga tergabung dalam Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Ikatan Ahli Bedah Indonesia (IKABI) sebagai anggota. 

2. dr. Ismairin Oesman, Sp.B(K)Onk

dr. Ismairin Oesman, Sp.B(K)Onk adalah dokter spesialis bedah onkologi yang aktif melayani pasien di RS Mayapada Jakarta Selatan, RS Puri Cinere, dan RS Pondok Indah. Ia tergabung dalam Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Perhimpunan Ahli Bedah Onkologi Indonesia.

Sebelumnya, dr. Ismairin menamatkan pendidikannya di Universitas Indonesia, Depok. Ia dapat memberikan layanan konsultasi, dan tindakan terkait bedah onkologi (Kanker).

3. dr. John Sammy Leids Alfawin Pieter, Sp.B(K)Onk

dr. John Sammy Leids Alfawin Pieter, Sp.B(K)Onk adalah seorang dokter spesialis bedah onkologi yang berpraktik di RS Siloam Makassar, RS Stella Maris Makassar. Ia merupakan lulusan Universitas Hasanuddin, Makassar.

Ia juga tergabung dalam Ikatan Dokter Indonesia (IDI), dan Perhimpunan Bedah Onkologi Indonesia. Sehari-harinya, dr. John dapat memberikan layanan medis terkait kemoterapi, konsultasi kanker, mammografi, skrining kanker, USG mammae dan lain lain.

Jika kamu ingin bertanya lebih lanjut mengenai kanker paru-paru pada ahlinya, kamu bisa download aplikasi Halodoc untuk bicara pada dokter spesialis onkologi kapan saja.

Referensi:
American Cancer Society. Diakses pada 2022. Lung Cancer Risk Factors.
John Hopkins Medicine. Diakses pada 2022. Lung Cancer Risk Factors.

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan